Prolog

31 8 0
                                    

Happy Reading!

_________________________________________________

Ika menarik napas panjang sebelum melangkahkan kakinya memasuki rumah ah atau lebih tepatnya neraka bagi bundanya?mungkin.

Sekali lagi menarik napas panjang
Tangannya memegang handle pintu rumah bercat putih yang nampak sangat elegan itu.

Berjalan cepat ke arah kamarnya,menghela napas berat,Ika merebahkan badanya dikasur empuk miliknya,setelah membuang tasnya ke sembarang arah.

Tatapannya mengarah pada koleksi buku-buku fiksi yang tertata rapi didekat meja belajar.Matanya terpaku pada salah satu buku yang berjudul Angan senja dan Senyum pagi,karangan Fahd Pahdephie.

Ah Ika jadi teringat sewaktu kelas 1 SMA,buku itu menjadi belahan jiwanya,selalu dibawa kemana pun ia pergi.

Halaman pertama dibuka,ia tersenyum saat melihat tanda tangan penulis tercintanya.dibagian bawah kertas juga tertulis nama seseorang Helvin Setiawan dan disebelahnya terdapat namanya Arunika Senjani tertulis kecil sekali.

Senyum diwajahnya perlahan memudar.Tatapannya tak lagi bersemangat.Ika berjalan pelan menuju tempat tidur,bantal empuk dan selimut hangat.Ah nikmat sekali.

Ah...Tiba-tiba bayangan bundanya bergantian mengisi otak Ika.Wanita yang dulu punya senyum mempesona itu kini kehilangan seringainya sendiri.Ada rasa sesak yang menghantam dadanya,semakin lama semakin sesak.Tak mampu untuk dijelaskan.

Buku tadi sering bercerita tentang cinta dan cinta.Sudah puluhan kali Ika baca,namun tak menampakkan makna bagi Ika.

Ika punya banyak buku tentang cinta,namun ia hanya mengerti jalan cerita dan penokohannya saja tidak dengan makna cinta yang terkandung didalamnya.

Setiap manusia butuh cinta?butuh jatuh cinta?
Lalu,apa salahnya jika tidak jatuh cinta?Bukankah jatuh itu sakit?Manusia akan mati?Tak berkeluarga?Menjadi atheis?Bunuh diri?Depresi?CUKUP!Pertanyaan tolol!

Ia tak percaya cinta.Sungguh!

Ya dia memang tidak percaya cinta,namun diam-diam ia mencari-cari jawaban atas pertanyaannya itu.Buktinya ia membeli banyak novel tentang cinta padahal dirinya saja tidak percaya yang namanya cinta.

Cukup lama Ika terlarut dalam lamunannya.

PRANG!

Suara lemparan benda membuyarkan lamunan Ika,Ah sudah tidak asing lagi bagi Ika.

Ia menghela napas berat.

Memakai earphone.dan menyalakan musik dengan volume keras.

PRANG!PRANG!

Bunyi itu lagi.Lebih kencang.Lebih sering.Lebih mencekam.

BRAKK!

Bantingan pintu.Tak seperti biasanya.Diikuti suara tangis dan jeritan menyayat hati.

Ika sudah tak tahan lagi.Selimut dihempaskan.Mencopot earphonenya.Ia berlari keluar kamar menuju dapur,Tempat suara-suara tadi berasal.

Saat sampai didapur.Suara tangis bunda menyapu indera pendengarannya.

Ia mendapati sosok bundanya terjatuh dilantai.Ia berlari memeluk sang bunda.Ada tangis yang mengalir dimata bunda,Pipi yang lebam,Lengan tangan yang mulai melemah.

Dalam genggaman tangan ayah,ada piring kaca.Mata ayah merah,tersirat amarah.

Piring itu dibanting.

PRANG!

Hening.

Suara tangis bunda terhenti untuk beberapa saat.Hanya tatapan kosong dan degub jantung yang cepat.Ika membuka suara.

"Kenapa ayah pukul bunda lagi?"

Masih dengan memeluk bunda dengan begitu erat.

"Ayah berhak memukul bunda!Bukan urusanmu!Bukan urusan bundamu!"bentak ayah,tatapan matanya penuh amarah.

Ika memberanikan diri,berjalan mendekati sang ayah.
"Kmana ayah yang Ika banggain waktu SD?Kemana ayah yang selalu berbicara lembut?Kenapa ayah berubah?"

PLAK!

"Jaga biacaramu Ika!Jangan ikut campur urusan orangtua!Kemana sopan santunmu itu hah!?"bentak ayah sambil menampar pipi kanan Ika.

"Ika!kembali kekamar nak,Bunda nggak mau kamu kenapa-napa"lirih bunda.

Ika tak memperdulikan perkataan sang bunda.

"Silahkan tampar Ika yah!silahkan tapi jangan sakitin bunda,Ayah memang kepala keluarga tapi ayah nggak berhak buat nyakitin bunda"

Raut wajah ayah berubah.Ayahnya tertegun mendengar perkataan anaknya.Dengan langkah gontai ayah pergi meninggalkan dapur dan masuk kekamarnya dengan membanting pintu.

"Bunda nggak papa kan?"bisik lembut Ika sambil memeluk bundanya.

"Enggak papa nak,terima kasih ya"jawab singkat bunda sambil tersenyum simpul.

"Bund?"

"Untuk keberanianmu"

"Kenapa bunda enggak mau ninggalin ayah"

"Tidak semudah itu,Nak"

"Apa bunda masih butuh ayah?Enggak,kan bund"

Bunda tidak menjawab.Ia hanya tersenyum getir.Ika semakin tidak mengerti.Apa yang terjadi sebenarnya?.

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○♡○○○○○○○○○○○○○○○○
TBC

Udah prolognya segitu aja ya hehe
Lanjut besok lagi...

Gimana tertarik baca ga?

Halo saya Arra:)

Oh ya ini cerita kedua aku.
Loh yang pertama mana?Hiatus hehe:)
Makasih udah mampir

Jangan lupa VOTMEN💙

Berkat JOGJA(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang