Happy Reading!
_________________________________________________
Ika mengembuskan napasnya perlahan.Ditatapnya rumah itu,rumah yang dulu hangat.Tapi sekarang?ah sudahlah tak perlu dibahas lagi.
Perlahan senyum Ika mengembang.Saat langkahnya semakin dekat.Sebuah mobil berlari kencang dari garasi rumah,desis emosi yang tersulut amarah terdengar jelas melalui derap putaran ban.Mobil itu dikendarai dengan cepat,hingga beberapa detik kemudian mobil itu sudah hilang dari pandangannya.
Ika menghela napas. Semoga tidak terjadi apa-apa
Ika berlari masuk kerumah.Pandangannya menyapu keliling ruang tamu.Disudut sofa ia melihat seseorang terbaring lemah tak berdaya.
Matanya membelalak.Berlari cepat menghampiri bundanya.Ya!bunda.
"Bunda!Bunda kenapa?."tanya Ika dengan nada panik yang sangat kentara.
"Tak apa,Nak.Biasa.Pertengkaran kecil,kamu sudah terbiasa dengan ini semua bukan?."
"Aku antar bunda ke rumah sakit!Tak ada penolakan!."
Bunda bangun perlahan dengan bantuan Ika.Luka-luka kecil bersarang dikulitnya memunculkan peluh-peluh darah.Masih ada air yang mengalir dari sudut matanya.Ika memapah bundanya ke tempat duduk.Paniknya mereda.
"Rumah tangga bukan ajang menyakiti,bund."
"Memang bukan,tapi disini ada kamu yang harus bunda perjuangkan."
"Percuma bunda perjuangkan aku kalau perasaanku hancur setiap liat bunda tersiksa.Bukan karena tamparan dan perilaku bengis ayah yang buat aku tersiksa,Bund,tapi karena orang yang aku cintai terluka didepan mataku sendiri dan aku nggak bisa berbuat apa-apa.Aku pengen bebasin bunda,tapi aku takut,aku bukan siapa-siapa."
Bunda merangkul Ika hangat."Kamu tak perlu membebaskan bunda,jadilah anak baik,itu sudah lebih dari cukup."
"Anak baik nggak akan biarin ibunya tersiksa,bund."
"Dalam rumah tangga,ada beberapa hal yang tidak dapat dicampuri oleh seorang anak,Bunda bisa menyelesaikan itu sendiri,Sayang."
Suara yang begitu lembut mendiamkan isak tangis Ika.
"Aku cuma ingin lihat bunda bahagia,dengan atau tanpa ayah."
"Bunda bahagia,sayang.Lihat bunda bahagia saat bersamamu."
"Saat bersamaku bukan bersama ayah.Iya kan bund?."
Bunda tak menjawab.Ia hanya menarik Ika kepelukannya.Mereka saling mencemaskan satu sama lain.Selalu sama,air mata bunda membasahi bahu Ika.Air mata yang jatuh karena orang yang sama,orang yang sangat Ika benci,Ayah.
••••••♡••••••
Malam telah tiba.Ika sedang duduk termenung menatap keluar jendela.Dering ponsel membuyarkan lamunannya.
Ada lima panggilan tak terjawab dari Lisa.Ia malas menjawabnya.Ia berjalan pelan menuju meja,mengambil handphone,membuka Instagr*m.Tatapannya tak terlalu bersemangat saat mengamati instastory, matanya menyipit,menyorot pada sebuah foto dengan tulisan dengan emoticon love warna merah sangat kecil dibagian bawahnya.
'Velisha Septhiani is in a relationship with Helvin Setiawan'
Ya!begitulah tulisannya,dengan foto dua tangan yang saling menggenggam.
Darahnya mendidih,naik dengan kecepatan maksimal menuju otaknya.Membanting handphone nya dan menginjak-injak foto berbingkai yang berada di atas meja,Fotonya saat bersama Lisa.
Tunggu!Kenapa aku marah?
Bukankah aku tak percaya cinta?
Entahlah rasanya hatiku saat ini benar-benar sesak!sangat sesak!
Membekab mulutnya.Menangis tanpa suara.
Arunika yang malang.○○○○○○○○○○○○○○○○○○♡○○○○○○○○○○○○○○○○○○
TBCHuah!
Jumpa lagi kita hehew:)Mari mengjamet😍❤💋💗😍😗😘😍😚😙😋😊🤗😇😗😘😘😙😆💗😌😂✋🗿😋😚😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Berkat JOGJA(On Going)
General FictionApa itu cinta? Arunika Senjani,Ika begitu orang-orang memanggilnya. Si gadis yang tidak percaya dengan yang namanya CINTA Menurut Ika cinta hanya omong kosong belaka.Ika menilai cinta berdasarkan apa yang ia lihat dari orangtuanya. Apa yang t...