20

3 0 0
                                    

Happy Reading!

_________________________________________________

"Nah iya mas Azril,dia itu senior paling misterius tau."ucap Rani.

"Misterius?."kening Ika berkerut.

"Iya,dia itu senior paling dingin dan susah buat dideketin."

"Tapi kemarin sama aku,dia humble kok."jelas Ika.

"Y-ya kalau itu aku juga sempet heran,ya nggak Ren?."

"He'em aku juga."

"Mungkin kamu spesial kali."celetuk Rani.

Ika termenung.Apa benar dia spesial di mata Azril?

••••••♡••••••

Ika membasuh keringatnya berkali-kali. 'Live in'  yang hanya berjalan satu hari ini ternyata benar-benar menguras tenaganya.

"Nak Ika wes kesel,yo?."(udah capek,ya)

Ika menoleh."mboten,Mbah."(Nggak,Mbah) Ia melanjutkan kegiatan mengipasi arang agar nasi yang ia tanak segera masak.

"Aku yo ora penak. Kamu pasti nggak biasa,tho?."(Aku ya tidak enak)Mbah Sar memegang bahu Ika.

"Mbah istirahat sekarang.Nasinya bentar lagi matang,Tadi Ika udah masak sayur sop sama buncis.Enggak terlalu enak,sih."Ika menyengir dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Sesuai makan,Ika merapikan piring dan segera kembali ke dapur untuk mencuci piring-piring tersebut."Ika kedapur dulu,ya,Mbah."pamit Ika,Mbah Sar mengangguk.

Ika tersenyum lebar,hari ini ia telah melakukan banyak hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.

Ika memetik banyak hal dari Mbah Sar,wanita dengan keramahan khas Jogja yang baru ia kenal beberapa jam terakhir.

Dalam waktu yang singkat itu,mereka membicarakan banyak hal tentang hidup.Sepanjang percakapan,Mbah Sar sibuk membuat sesuatu dari daun kelapa muda.

Waktu menunjukkan pukul 16.30,sebentar lagi seorang panitia akan menjemput Ika untuk segera kembali ke penginapan.Akhirnya Ika harus berpisah dari Mbah Sar.Ika memeluk Mbah Sar dengan pelukan hangat.

"Matursuwun,nggih Mbah."(Terima kasih,ya Mbah)

"Iya,nak Ika.Tadi Mbah bikin gelang dari daun kelapa muda,enggak terlalu bagus tapi diterima ya,sebagai tanda terima kasih."

Ika tersenyum haru,ia langsung memakai gelang itu dan berterima kasih berkali-kali.

Langkah Ika berjalan menjauhi gubuk Mbah Sar.Ika melambaikan tangan lalu segera berbalik badan.Ia menatap gelang itu dengan senyuman haru.Tiba-tiba ada air mata yang turun melewati pipinya.Setetes demi setetes.

Dengan mata basah,Ika menangkap sosok tinggi yang tidak asing menjemputnya. Sialan pria itu lagi.

Jantungnya berdebar hebat,lidahnya seakan-akan hilang digondol kucing. Kenapa harus pria ini yang menjemputku?

Sebenarnya ia tak benar-benar mengeluh,dalam hatinya ada perasaan bahagia.

Saat Azril menatap lurus-lurus kejalan,Ika sesekali mencuri pandang ke arahnya.Namun,ia hanya mendapati lengan Azril,ia seperti ingin dirangkul oleh pria itu.

"Mukamu pucat."suara Azril menyentuh telinga Ika.

"Iya."jawab Ika singkat.Semua yang ada diotaknya terasa hilang ketika Azril sedang disampingnya.

"Matamu merah.Habis nangis?."

Ika terus berjalan.

"Kalau capek istirahat aja di penginapan.Nanti aku bawakan teh ke tempatmu."

Gila!pria ini benar-benar malaikat. Perhatian itu terasa indah bagi Ika.Tak ada pria lain yang memperhatikannya seperti itu selain Kevin.

Ika mengangguk.

Langkah mereka sama-sama lelah.Lokasi 'Live in' Ika memang cukup jauh,mereka butuh waktu 20 menit untuk berjalan.

"Mengapa kau yang menjemputku?."

"Seharusnya memang bukan aku."

"Terus?."

"Aku yang....


○○○○○○○○○○○○○○○○○○♡○○○○○○○○○○○○○○○○○○
TBC

Holaaaa!

Pa kabar kalian?
Semoga baik yaa:)

Rindu Arra ngga?
Ngga?yaudah gapapa.

Jangan lupa VOTMEN ye💙

Babayy😍

Berkat JOGJA(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang