(10)

1.3K 231 22
                                    

Malam berlalu dengan cepat dan kini, pagi pun menyambut mereka.
Ke 12 bu-maksudku ke 11 bujang tersebut sekarang tengah sarapan dalam diam.

Tidak seperti dulu, yang selalu dihiasi dengan candaan, dan juga tawa yg menggelegar sampai seisi rumah pun dapat mendengarnya.

Dan sekarang, semua itu sudah hilang. Digantikan dengan kesunyian yang benar benar membuat siapapun ingin pergi dari situasi tersebut.

"Gue udah selesai makan. Gue ke kamar dulu." Ujar haruto menyudahi sarapannya dan beranjak dari ruang makan tersebut, melangkah menuju kamarnya. Diikuti oleh jeongwoo dibelakangnya yg berusaha untuk menenangkan haruto.

"Lo sih sama yedam, main ada acara tuduh tuduhan kemaren. Jangan suka nuduh orang tanpa bukti. Apalagi itu haruto. Kan jadi kayak gini." Nasihat jaehyuk kepada doyoung dan juga yedam.

"Orang kita aja awalnya cuman nuduh jeongwoo, tapi kok tiba tiba reaksinya haruto kayak gitu. Siapa sih yg gak bakal curiga." Sungut doyoung yg diangguki oleh yedam.

"Tapi lo nggak tau yg sebenarnya doy. Bahkan yang dibilang haruto sama jeongwoo kemaren itu bener. Waktu haruto udah ke kamar jeongwoo, gk ada siapapun yang masuk atopun keluar dari rumah ini. Emang sih waktu sempet mati listrik, gue sama jihoon mau ngecek. Tp waktu masi sampe depan pintu, ni listrik udah nyala aja. Jadinya berarti emang gk ada siapapun yg keluar ataupun masuk dari rumah ini." Ujar yoshi meluruskan masalah tersebut agar tidak ada aksi tuduh menuduh lagi.

"Lo mau nyoba ngebela mereka bang. Jangan mentang mentang sekarang mereka yg termuda di sini, lo mau nglindungi mereka." Tuduh yedam dengan nada yang benar benar tidak enak untuk di dengar.

"Gue ngomong gitu, bukan semata mata buat ngebela mereka. Gue juga mengatakan fakta dam. Bahkan bukan cuman gue yg ada di sana waktu itu. Disana ada jihoon, jaehyuk, asahi. Bahkan ada lu juga doy. Gk mungkin lo lupa." Ujar yoshi kembali dengan sabarnya.

"Gue ada di sana, bukan berarti gue gk curiga ke mereka ya bang." Ujar doyong memberitahu.

Dan percakapan mereka pun tetap berlanjut.

Tanpa menyadari bahwa ada orang yang tersenyum dalam diam melihat kejadian tadi.


















































'Seru juga'

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ting tong

















Ting tong
























Ting tong












"IYA BENTAR!!!" teriak jihoon yang segera membuka pintu rumahnya itu.

"Sia-eh kok gk ada orang."ujar jihoon terheran heran.

"Lah ini apaan, ada yg mesen paket? Tumben banget." Ucap jihoon lalu segera mengambil kardus di depan pintu itu dan membawanya masuk.

"Apaan tu hoon?" Tanya hyunsuk yg melihat jihoon membawa kardus tersebut dan meletakannya di ruang keluarga.

"Gak tau, mungkin ada yang pesen paket." Jawab jihoon yg sedang duduk di sofa dan memperhatikan paket tersebut.

"HEH AYO KE RUANG KELUARGA SEMUANYA!! INI ADA SOMETHING DISINI. CEPETTTT!!!" Teriak hyunsuk yang membuat penghuni rumah segera menuju ke ruang keluarga.

"Ada apaan sih, teriak teriak mulu. Gk tau apa ada azab nanti, katanya orang yg suka triak triak, pita suaranya di ambil terus di ganti sama pita suara ayam. Mau lo??" Ujar junkyu bercanda, namun tidak ada yg tertawa. Dan malah melihat junkyu dengan tatapan kasian. Iya kasian, mana masi muda:(

"Candaan lo garing bang. Gue kasian sama lo." Ujar jeongwoo sambil menepuk nepuk punggung junkyu guna untuk menguatkan sang oknum.

"Gak papa bang, sedikit lagi lucu kok." Ujar haruto menambahi, dengan tatapan yang membuat junkyu terhura.

"Udah udah. Ini kenapa bang kok tadi manggil nya triak gitu. Ada masalah?" Tanya yoshi selaku paling waras di keluarga ini. Gak deh, asahi juga. Cuman kan asahi lagi di mode patung. Jadi ya gitu.

"Noh, jihoon nemu kerdus di depan pintu. Kayak paket gitu." Ucap hyunsuk seraya menunjuk paket tersebut.

"He.em, mungkin salah satu dari kalian ada yang pesen paket." Ujar jihoon menambahkan. Dan hanya dibalas gelengan oleh semuanya.

"Gue gk ngerasa pesen apapun." Ujar jaehyuk mengawali.

"Gue juga enggak pesen tu. Emng di dalemnya ada apaan?" Tanya doyoung yang merasa kepo.

"Ya ini paket siapa yg pesen?" Tanya hyunsuk yang tetap di balas gelengan oleh semuanya.

"Kelamaan. Gue buka aja ya." Ujar junkyu lalu segera membuka isi paket tersebut.

Namun, dia menyesali perbuatannya yang membuka paket tersebut.

"APA APAAN INI!" kaget junkyu sampe mau kejungkel dengan estetik.

"Kenapa si emang." Ujar mashiho yg ikut melihat isi paket tersebut. Dan dia ikut menyesal melihat isi dari paket itu.

Didalam paket tersebut, terdapat bangkai tikus yang sudah membusuk. Jangan lupakan darah kering yang ada di kotak tersebut. Bahkan sekarang, rumah tersebut sudah dipenuhi dengan bau bangkai itu.

"Siapa yg berani ngirim beginian." Ucap jihoon yang menggertakan giginya.

"Mending jujur aja deh. Sebelum ketawan." Ujar jaehyuk ikut menimpali.

"Semenjak kematian junghwan, ini semua udah gk bener. Bahkan kematian junghwan pun keliatan aneh banget." Ujar mashiho yang sejak tadi diam.

"Hasil otopsi junghwan udah keluar?" Tanya asahi yg tumben tumbenan mengatakan beberapa kata. Sungguh perkembangan yang pesat😌

"Iya udah. Ini baru tadi pagi gue dapet laporannya dari pihak polisi. Katanya junghwan emang dibunuh. Junghwan sempet melakukan perlawanan, terlihat dari lebam dan sedikit luka yang ada di jari tangannya. Tp ya gitu. Junghwan malah......" ucapan hyunsuk terhenti karena merasa sedih mengingat adik terkecilnya sudah tidak ada diantara mereka.

"Jadi emang bener junghwan dibunuh." Gumam yoshi yg di dengar oleh asahi. Orang yg berada tepat di dekat yoshi.

"EH.... ini apaan." Ucap jaehyuk yang melihat ada kertas yang terselip di kotak tersebut. Dan saat sudah terambil, ia dengan segera membaca isi surat itu.











































Namun, setelah dia selesai membaca....
Dia langsung mematung di tempat.


Karna disurat itu, terdapat sebuah kalimat yang membuat jaehyuk tidak akan bisa tidur malam ini.......











































'Korban selanjutnya = orang pertama yang baca surat ini.'





























💎💎💎💎💎💎🌟

Maaf kalo ada typo ya🌱

TEROR | TREASURE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang