(41)

1.1K 187 30
                                    


"Kok bisa sampe kek gini sih?!"

"Lo kan bisa minta tebengan ke temen lo. Punya temen kok gak guna."

"Kenapa hp nya nggak aktif?"

"Sakit ya bang??"

"INI BISA PADA DIEM KAGAK?!! SESI TANYA JAWABNYA ENTAR DULU. PERIH NI TANGAN GUE." Teriak Yedam menghentikkan keributan.

"Namanya juga kepo." Ucap Jaehyuk sambil merotasikan bola matanya.

"Luka di tangan lo agak dalem. Nggak mau ke rumah sakit aja??" Tanya Yoshi sambil memperhatikan luka sayatan memanjang yang ada di tangan kanan Yedam.

Yedam menggeleng. "Cukup pake betadine terus di perban. Nanti juga sembuh."

"Entar kalo infeksi gimana bang??" Yedam hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Doyoung barusan.

"Huftt..Jae, tolong ambilin kotak obat yang di lemari dapur pojok deket kamar mandi." Jaehyuk meng 'iya' kan perintah Yoshi barusan. Ia segera berlari menuju lemari yang ada di pojok kamar mandi, dan kembali lagi menuju ruang keluarga.

"Lo yakin nggak mau ke rumah sakit aja??" Tanya Jaehyuk sambil menyerahkan kotak obat ke arah Yoshi.

Yedam kembali menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Percayalah, sekarang tubuhnya terasa lemas. Tenaganya sudah terkuras habis untuk berlari menghidar dari kejaran orang berhoodie hitam tadi.

Dan saat ia lengah, orang tadi langsung menyayat tangan kanan Yedam.

"Shhh...pelan pelan bang, tutul tutul nya jangan terlalu di teken." Ringis Yedam saat Yoshi mulai mengoleskan betadine ke luka Yedam menggunakan kapas.

"Ngeri gue liatnya bang." Ucap Doyoung bergidik ngeri.

"Ke rumah sakit ajalah, masalah biaya kan bisa gue tanggung." Ujar Hyunsuk yang tetap di tolak oleh Yedam.

"Hp lo kenapa nggak aktif?" Tanya Asahi yang membuat Yedam merogoh saku celananya dan mengambil benda pipih yang ditanyakan oleh Asahi sebelumnya.

"Baterai nya habis. Gue lupa nggak bawa PB."

"Pantesan susah dihubungi."

"Makanya, tadi ntu minta anter temen lo. Sekali kali kalo punya temen ya dimanfaatin. Kalo tadi lo dianter sama temen lo, gue yakin kejadiannya gak bakal kek gini." Ucap Junkyu yang sedang duduk santai di sofa.

"Ya kan mungkin ini takdir gue." Gerutu Yedam pelan.

"Btw, sakit nggak sih?" Tanya Junkyu sambil meraba perban yang suda melilit rapi di tangan Yedam.

"Nggak terlalu tuh. Orang udah biasa juga."

"Cih, gak mungkin. Pasti rasanya nyut nyut tan gitu." Sinis Junkyu.

"Serah lo aja bang. Yang waras mah cuman bisa ngalah." Ucap Yedam. "Gue ijin ke kamar dulu. Capek gue. Pingin langsung tidur aja." Pamit Yedam langsung beranjak menuju kamarnya yang ada di lantai satu.




































'Kenapa nggak mati aja?? Emosi gue liat dia akting melulu' -?

•••

"Kemana aja lo?" Tanya Hanbin kepada seorang pemuda yang baru saja memasuki rumahnya.

"Urusan negara." Ucap pemuda tersebut berlalu melewati Hanbin, menuju ke dapur.

"Gak usah aneh aneh dan tolong jujur, lo habis ngapain??" Tanya Hanbin berusaha untuk mengontrol emosinya.

TEROR | TREASURE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang