"Caffe latte nya satu, yang grande mas"
"Siap kak, atas nama siapa ya?" Tanya
Seorang pelayan dengan memegang spidol di tangan kanannya dan gelas cup di tangan kiri nya"Altamis" ucap singkat Altamis
"Untuk totalnya 52.000 ya kak"
Altamis memberikan uang biru selembar dan uang berwarna abu abu selembar
Setelah pelayan itu menerima uang dari Altamis, Altamis pun langsung mendatangi meja yang sudah berisi kedua sahabatnya"Lama amat dari mana lo?" Tanya Angga
"Habis dari gucci, terus balik ke mobil buat taruh belanjaan gue tadi, terus sholat, terus balik lagi ke mobil buat ambil laptop terus kesini" Ucap Altamis sambil mengambil Macbook pro nya dari tas khusus laptop miliknya
"Pesanan atas nama kak Amis" Teriak Seorang pelayan itu
Angga yang mendengarkannya pun menahan tawa dengan sekuat tenaga ketika menemukan pelayan menyebut Altamis dengan panggilan "Amis"
Dengan perasaan kesal Altamis langsung mengambil pesanannya "Terima Kasih kak" Ucap pelayang itu yang hanya diberi jawaban "Hm" oleh Altamis
Angga melihat struk pesanan Altamis "Tumben banget lo pesen kopi" Tanya Angga heran
"Tugas gue numpuk kaya hutang negara, takut ngantuk yaudah gue pesen kopi, urusan lambung belakangan" Jawab santai Altamis sambil memasukkan sedotan kertas ke gelasnya yang berisi caffe latte
Tingg!
Bunyi notifikasi itu berasal dari ponsel Altamis yang menunjukan pesan dari dadang
"Tentang Alesha" Gumam Angga sambil membaca sedikit pesan dari dadang
Altamis yang mendengarnya pun langsung mengambil Ponselnya dengan cepat sebelum Angga membaca semua isi pesannya
Angga menoel tangan Radit yang dari tadi menatap layar laptopnya "Njir sampe cari tau tentang Alesha loh!"
"Namanya juga jatuh cinta, semua gue korbanin, lagi pula kenapa sih komentar mulu, lo kalo jadi gue juga pengen cari tau juga!" Ucap pembelaan Altamis
Angga menyerengitkan dahinya "Santai dong gitu aja ngamok"
"Diem!" Tegas Radit yang dari tadi diam ia langsung membuka suara, padahal disini sepi, sunyi tapi karna suara perdebatan mereka berdua menjadi pusat perhatian
"Semua mata pun kini hanya tertuju padaku" gumam Altamis
"Tapi tatap matamu seolah inginkan aku ingin dekat dan p-"
Altamis langsung mencubit lengan Angga ditambah dengan injakan kaki hingga membuat Angga meringis "Oasuu!" Pekik Angga
"Malu maluin" Ucap pelan Radit sambil menggeleng gelengkan kepalanya heran
"Ngelunjak ya say lama lama"
-♡
Plak
Pipi Alesha memerah saat seorang lelaki menamparnya dalam keadaan seorang lelaki itu sedang mabuk
Belinda dari tadi sudah berusaha menghentikan tamparan, pukulan dari Arya untuk Alesha tetapi semua nihil justru Belinda dipukul menggunakan botol minuman keras.
"Ayah stop!" Pekik Alesha yang berusaha menghindari tendangan dari Arya
Alesha sekerang tersungkur dengan keadaan tubuh yang sudah memar berwarna ungu.
Arya tertawa senang saat mendengar tangisan dari Alesha ia sangat puas dengan keadaan ia sekarang sedang mabuk"Hikss ibu...." ucap Alesha uang sedang mencari pembelaan dari Belinda
Belinda yang mendengar suaar tangis anaknya pun tak kuat ia langsung menghampiri anaknya walau ia tau apa yang akan terjadi selanjutnya
Arya yang mendapati Belinda sedang memeluk anaknya pun ia langsung menendang tubuh Belinda "Mas!!" Pekik Belinda
Arya tak terima saat melihat langsung Belinda sedang menenangkan Alesha "Haha jangan macem macem kamu!" Mata Arya terpejam sambil tertawa kecil, tak lama kemudian tubuh Arya ambruk dikarnakan efek minuman yang ia beli.
Belinda langsung membawa kekamar Alesha tetapi ia melihat anak tirinya sedang mengambil satu persatu baju milik Alesha
"NGAPAIN LO BANGSAT!" Bentak Alesha yang tak terima baju yang dibelikan oleh Almarhum ayahnya diambil alih oleh saudara tirinya
"Bacot yatim!" Gadis itu langsung meninggalkan kamar Alesha yang sedang membawa beberapa baju milik Alesha
Alesha dibuat menangis lagi ketika barang yang diberikan oleh Almarhum ayahnya diambil oleh seorang gadis yang ia benci
Saudara tirinya berubah 180° saat dia sudah tinggal dirumah Belinda bahkan sekarang ia sidah seperti ratu dirumah semua orang harus menuruti apa katanya tidak boleh membantah.
Mungkin karna didikan Arya yang sangat memanjakan Anaknya
"Sudah nakk ibu ikut sedih kalau kamu sedih" Belinda berusaha menenangkan anak kandungnya sambil mengusap setetes demi setetes air yang berasal dari mata Alesha
"I-itu baju dibelikan s-sama ayah, A-alesha gak mau kalo baju itu diambil sama dia" Alesha masih menangis sesenggukan saat membayangkan saudara tirinya tadi mengambil bajunya
"Nanti ibu belikan yang baru, anak ibu gak boleh nangis.." Belinda menarik Alesha untuk ke pelukannya, mata Belinda mulai berkaca kaca kenapa anaknya ikut imbasnya? Dia merasa gagal menjadi ibu yang baik, gagal memberi pengganti seorang ayah untuk Alesha
Perlahan lahan suara isakan Alesha mulai reda dan ia sedang memejamkan matanya untuk melupakan kejadian hari ini walau hanya beberapa jam saja dan besok ia akan mendapatkan luka baru lagi.
-♡
Saat ini adalah waktu yang disukai 80% siswa di dunia ini tapi tidak untuk jerome polin. yaitu jamkos, guru di sekolah Altamis sedang mengadakan rapat
Altamis sibuk menonton series indonesia di salah satu Aplikasi yang belum sempat ia nonton
Sahabatnya Angga sekarang sedang memainkan game dan satu lagi Radit melanjutkan tugasnya laptop walau deadline nya masih 2 minggu lagi."Capek anjai" Altamis membuang nafas kasar saat merasa bosan
"Lu kaga nguli, capek dari mana?" Angga mengangkat satu alisnya ketika heran kepada Altamis
"Capek mikirin alesha" sahut radit
"Capek duduk, gue mau ngebucin dulu, awas lo semua ganggu gue tebas hidung pesek lo!" Altamis langsung keluar dari kawasan kelasnya
"Bocah prik!"
"Tidak ramah, bintang 1" radit menggeleng gelengkan kepalanya heran
-♡
Minggu 26 desember 2021
Vote nyaa jangan lupaaa
Instagram : naurraisya
Tiktok : naurraisya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAMIS (END)
Teen Fiction⚠️WAJIB FOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA⚠️ Gue gak perlu deskripsikan tentang diri gue, cukup kalian baca cerita ini kalian bakal bisa mendeskripsikan tentang inti dari cerita ini -Altamis Follow instagram Authornya dulu, baru Authornya mau up cerita...