END

578 53 5
                                    

Terkadang, janji adalah kebohongan termanis.

Altamis berusaha merubah raut mukanya saat memasuki rumahnya, ia tak mau membuat Erina khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Altamis berusaha merubah raut mukanya saat memasuki rumahnya, ia tak mau membuat Erina khawatir

Ia pun memutuskan untuk ke dapur mengambil air dingin untuk mendinginkan kepalanya yang seperti neraka

Altamis masih berusaha melupakan kejadian beberapa menit yang lalu

Suara langkah kaki terdengar "Eh anak mama udah pulang"

"Iya"

"Why you look sad?" Tanya Erina.

Altamis tak bisa membohongi Erina, Erina paham betul bagaimana Altamis ketika sedang tidak baik baik saja

"Are you okay?"

"Kamu baik baik aja kan Al?" Tanya sekali lagi Erina

"No" Altamis menggeleng gelengkan kepalanya

"You not okay?"

Sekali lagi Altamis hanya merespon dengan gelengan kepalanya, ia tak berani menatap wajah Erina

Tanpa menanyakan Alasan mengapa Altamis tak baik baik saja, Erina langsung memeluk Altamis.

Dan disitu lah tangis Altamis pecah dalam pelukan Erina

Erina tak menanyakan apa yang terjadi kepada Altamis, ia menunggu waktu yang tepat atau menunggu Altamis menceritakan sendiri.

Erina mengelus kepala Altamis "Kamu belum sholat kan? Ayo wudhu, sholat bareng mama"

Altamis dan Erina telah melakukan Rakaat pertama hingga Rakaat terakhir

"assalamualaikum warahmatullah"

"assalamualaikum warahmatullah"

Altamis masih terdiam sambil menundukkan kepalanya. Air mata nya mulai menetes diatas sajadahnya tanpa mengeluarkan suara

"Ucapan gue tadi ngelukain Alesha gak ya?" Batin Altamis

"Al..."

"Iya ma?"

"Mama boleh minta tolong ambilin tasbih didalam laci meja sebelah kasur mama?" Ucap Pelan Erina

Altamis hanya memberikan jawaban dengan anggukan, ia pun berjalan kearah kamar Erina yang berada di Lantai 3

Kamar Erina penuh dengan foto Mereka ber 3. Bahkan ada foto Altamis sejak kecil hingga sekarang

Jarang sekali Altamis memasuki kamar Erina karna Altamis merasa lancang jika memasuki kamar Erina tanpa seizinnya

Ia pun mencari satu persatu laci dikamar tersebut, hingga pada akhirnya ia menemukan tasbih itu tepat di samping salah satu kertas yang di laminating

Entah perasaan mana yang membuat Altamis ingin membaca isi kertas itu

ALTAMIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang