24

271 35 0
                                    

Level tertinggi dalam mencintai adalah hilangnya rasa memaksa untuk memiliki.

Altamis hari ini memakai sepeda motor kesayangannya, ia sengaja tak memakai mobil karna Alesha gampang mabuk jika memakai mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Altamis hari ini memakai sepeda motor kesayangannya, ia sengaja tak memakai mobil karna Alesha gampang mabuk jika memakai mobil

"Nih helm" Altamis meyodorkan satu helm berwarna hitam

"Kita kemana?" Tanya Alesha

"Kuburan"

"Ngapain?"

"Booking kuburan buat gue" sahut Altamis

"Kuburan lo doang? Buat gue gak ada?" Tanya Alesha

Ntahlah mereka berdua sangatlah prik

"Lo mau? Ntar gue booking in yang ada lapisan emas nya" Jawab Altamis

"Kenapa gak sekalian toko emasnya dibawa ke kuburan gue?" Saran Alesha

"Ngelunjak lo lama lama"

Altamis tak mau Alesha semakin menjadi jadi lalu ia langsung menambah kecepatan mengendarainya

Sesampainya di tempat tujuan Altamis langsung memesankan 2 porsi sate ayam

"Kok lu kaku amat?" Tanya Altamis kepada Alesha

"Gue masih syok lo bawa sepeda motor udah kaya bawa keranda pengen cepet cepet ke rahmatullah!"

"Ya maap, elu sih banyak bacot" Jawab Altamis

"Nyenyenye"

"Cewe kalo udah gak mau salah jawabannya begitu mulu" gerutu Altamis

"Habis ini mau kemana?" Tanya Altamis sambil memakan satenya

"Em gue ada tempat bagus gitu buat healing, nanti gue tunjukin tempatnya" Saran Alesha

-di tempat kedua-

Sesuai yang dikatakan Alesha, tempat ini sejuk dan ada danau yang bersih

Alesha duduk di pinggir danau di ikuti oleh Altamis

"Kok lo tau tempat ini?" Tanya Altamis, sejujurnya ia tak pernah sama sekali kemari

"Gue kalo healing, cape, marah, pasti kesini, karna disini banyak banget kenangannya dari bokap gue masih hidup" jujur Alesha

"Kalo gue sih healingnya bikin lo kesel" jawab Altamis cengengesan

"Simple nya gini deh, lo milih sabar apa ngamuk!?" Tanya tak terima Alesha

"Kalo gue milih lo cinta sama gue boleh gak?" Tanya balik Altamis

Alesha membuang muka "Apasih gak nyambung"

"Iya dong, kan yang nyambung cuma perasaan gue ke lo"

"Lo bisa gombal juga ya" Andai kalian tau Alesha berkata itu agar Altamis diam tak menjawab

"Gombal? Kaya mie dong?" Altamis masih menjawab

"Itu gimbal bego!" Kesal Alesha

"Oh beda ya?"

"Beda, kaya otak lo sama otak gue"

Altamis terlihat bingung "Iyalah beda, kalo sama ntar ketuker"

"Kayaknya pas pemilihan akhlak lo lagi ngejar layangan ya?" Ucap Alesha tak tahan

"Tapi pas pemilihan jodoh, gue maju paling depan biar dapetin elo"

"Lu bisa gak sih ngalah sekali aja" Alesha sudah tidak bisa menahan emosi

"Sekali? Hah!? Tadi pas makan, gue ngalah. di rooftop kapan hari itu ngalah, di kelas nga-"

"Mulut lo gue isi sekop boleh gak?" Potong Alesha

Altamis mengangguk anggukkan kepalanya pelan "Boleh boleh aja, asalkan dihati lo cuma ada gue"

"Gue kaya ngomong sama alumni RSJ"

"Gue bukan alumni RSJ, tapi yaa pernah lah ya tidur sama orang gila"

"Cape gue" Alesha sudah menyerah

"Minum obat"

"Kayaknya elo deh yang butuhin obat Al" Saran Alesha

"Udah deh aku cape ngurusin kamu sha! Udah dibilang kalo makan kepiting yang masih hidup itu bahaya!"

"Habis ini lo mau pulang pake ambulans bunyi jedag jedug?" Tanya Alesha dengan nada kesal

"Gue mau nya bunyi koplo" Kata Altamis tak tau diri

"Lo habis makan sate jadi kaya gini, Lama lama gue trauma makan sate" Alesha menggeleng gelengkan kepalanya heran

"Niatnya kesini healing, malah jadi sinting" gerutu Alesha

"Untung gue sabar" gumam Alesha

"Tau apa sih lo tentang sabar, air belum mendidih aja udah lu cemplungin mie nya" Jawab Altamis

"Ah tau deh males gue" Alesha berjalan dari kawasan danau ini

"Eh gue cuma berjandaa!" Altamis dengan buru buru menyusul Alesha

Akhirnya mereka berdua pun pulang karna Alesha sudah merasa mengantuk

"Makasih udah ngajak gue makan, ya walau lo tadi bikin orang emosi"

"Sama sama, btw gue boleh minta sesuatu gak?" Tanya Altamis

"Tanya apaan? Jangan ngelunjak!" Curiga Alesha

"Boleh minta waktunya buat jadi teman hidup?"

"Lah sekarang kan udah temenan"

"Tau ah gak peka" kesal Altamis

"Dasar makhluk atlantis" ejek Alesha

-♡

Mereka berempat kini berada di Kantin untuk membicarakan tugas kemarin yang belum selesai

"Semua kelompok udah ngumpulin loh! Kita doang uang belum" Ucap Laila

"Santai aja kali, jangan ambis ambis banget" Jawab santai Angga dengan satu kaki diangkat

"Santai santai, santai pala lo!"

"Ini jadinya di lanjutin dimana?" Tanya Radit

"Kaya kemarin aja gimana?" Usul Angga

"Sorry buat hari ini jangan dirumah gue, soalnya ada acara juga dirumah gue"

"Dirumah kakak aja gimana?" Tanya Laila kepada Alesha

"Em..." Alesha masih memikirkan sejenak

"Oke deal dirumah Alesha" Angga sudah memutuskan, walau Alesha belum mengatakan jawabannya

Alesha memutuskan untuk pulang lebih cepat dari pada keempat temannya.

Alesha mengambil semua foto foto Gaby yang terpajang di Dinding

"Kalo mereka tau habis gue" Alesha meletakkan semua foto itu di gudang rumahnya

Tak lama kemudian datanglah mereka semua "Rumah lo polosan amat" Ujar Angga

"Ya gue seimbangin sama gue, gue kan orangnya polos"Ucap Alesha percaya diri

"Tampilannya doang polos" Sahut Altamis

-♡

Intagram&tiktok :@naurraisya

ALTAMIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang