06. Dipermainkan

346 52 0
                                    

HAPPY READING

TERIMA KASIH TELAH BERKENAN MAMPIR

Salam Silaturrahim

***

"Kamu masih ingat bukan? bahwa jika kita menggantungkan harapan kepada manusia, maka siap-siaplah engkau merasakan kecewa, tapi jika kita berharap kepada Allah maka Allah akan hadirkan yang terbaik untuk kita."

April rindu Papi, ujarnya lirih. Matanya jauh menerawang, mengingat kenangan indah bersama Papinya. Sejak kecil ia memang tak begitu dekat dengan Maminya. Ia lebih dekat dengan Papinya. Kini ia hanya bisa merindukannya. Papinya bagaikan hilang di telah bumi. Ia tak tahu apakah Papinya masih ada atau sudah pergi selamanya. Lusy menutup seluruh akses hubungan April dengan Papinya. Maminya menitipkan dirinya kepada asisten rumah tangganya, Bik Muna.

"Mi, bilang dong, dimana Papi sebenarnya?" Lusy memilih diam.

"Mami memang mami terjahat yang pernah April kenal. Hiks...hiks..." ucap April dalam isak tangisannya.

"Sudahlah, Papimu baik-baik saja. Kamu fokus sama sekolah kamu, setelah kamu berhasil, prestasimu bagus, Mami akan mempertemukan kamu dengan Papimu."

Ya seperti itulah Lusy, selalu ingin anaknya menjadi sang juara. Memaksanya tanpa memperhatikan perasaannya.

"Jangan buat mami malu dengan kebodohan kamu, April!"

Damn....

Hancur sudah jiwa April, kini ia menjadi pribadi yang egois, tak lagi peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Namun, ia tetap peduli kepada Bik Muna karena beliaulah April jadi kuat dan punya motivasi untuk hidup lebih baik lagi. Beliau yang selalu ada saat dirinya rapuh.

"Terima kasih ya Bik." ucapnya dipelukan bik Muna.

"Non April sudah bibik anggap sebagai anak bibik sendiri. Kalau Non April sedih, sakit, bibik juga ikut sedih, non." Kini bik Muna juga ikut memanggil dirinya April bukan lagi Gita seperti panggilan Maminya kepadanya. Bik Muna tahu semuanya tentang keluarga ini, tapi ia lebih memilih bungkam dan biarkan ia bekerja juga melindungi April dengan semampunya, seperti itulah tekadnya. Ia ingin April juga bahagia.

GITA TELAH MATI. Jangan cari Gita lagi yang ada kini adalah April.

"Ini apa-apaan? Bagaimana bisa IQ kamu di bawah rata-rata. Sangat memalukan." Hardik Maminya.

"Mami pikir yang memberi IQ itu mami? dengan mami berkata seperti itu, Mami sudah tidak mensyukuri karunia yang Allah berikan."

"Oh jadi kamu sekarang lebih pintar ceramahi Mami ya?"

"Aku capek, Mi terus mami hina terus mami rendahkan, sebenarnya aku ini anak mami atau bukan sih? mami yang ngelahirin aku bukan sih?"

"Mulai sekarang, April yang akan urus hidup April sendiri. Aku akan buktikan ke Mami kalau aku gak serendah yang Mami bilang!" Ucap April yang sudah muak dengan Maminya.

Ia memilih pergi untuk menenangkan diri. Ia datangi cafe yang ia bangun. Di usianya yang ke-15 tahun, ia sudah memiliki usaha dan memperkerjakan 10 karyawan untuk mengelola cafenya. "APRIL STARLIGHT" itu nama cafenya.

Untuk menghilangkan kepenatan, ia membantu karyawannya melayani pengunjungnya. Ia sangat cekatan dalam bekerja, bahkan ia juga meracik resep untuk beberapa menu andalan di cafe ini. Setiap hari cafenya tak pernah sepi oleh pengunjung. Tak hanya anak muda tapi para keluarga bisa menikmati harinya di cafe ini. Ia juga yang merancang tempatnya bekerja sama dengan arsitek terkenal di kotanya. Cafe ini bernuansa pedesaan yang sejuk dan damai. Ia juga menyediakan perpustakaan dan juga play ground agar mereka yang membawa anak kecil bisa leluasa. Tempatnya sangat luas, ada area khusus keluarga, ada area untuk remaja. Jadi mereka tidak akan terganggu satu sama lain.

Terjebak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang