18. Cinta dalam Ikhlas

282 35 0
                                    

*Rafka Ali Zafran*

Suara ayam jantan berkokok sebelum subuh. Dia harus segera bangun dari tidur malam yang melelapkannya. Ia menatap dirinya pada cermin yang menempel di dinding kamar mandi rumahnya. Lima tahun telah membawa perubahan besar padanya tapi tidak dengan hati dan cintanya yang tetap untuknya. Ia segera menepis lamunannya tentangnya dan segera mengambil air wudhu. Masih ada waktu sebelum subuh untuk melaksanakan sholat sunah tahajud.

Berada di kota ternyaman dan tinggal di lingkungan orang-orang yang agamis juga mempengaruhi kehidupannya. Sekolah, kuliah dan mengurus bisnis kedua orang tuanya yang ada di kota Yogyakarta atas ijin dan kehendak Allah bisa ia lalui dengan mudah.

Sungguh, kepergiannya bukan untuk meninggalkannya. Hatinya terluka saat melihat dia disidang bersama kepala sekolah dan ketua yayasan. Harusnya dia ada di sana membantunya terbebas dari masalah yang diakibatkan juga karena ulahnya. "Maafku menyakitimu lagi."

Awalnya dia ingin ikut kedua orang tuanya pindah ke Jepang tapi saat itu perusahaan Papanya yang di Yogya sedang ada masalah. Mau tidak mau Ali harus mengatasinya sendiri. Usianya memang masih belasan tapi ia memiliki kemampuan managemen yang luar biasa. Tidak butuh waktu lama masalah di perusahaan itu bisa teratasi.

"Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah."

Rutinitas sebelum mentari muncul di permukaan selalu ia awali dari sepertiga malam, bermunajat, melantunkan ayat-ayat ilahi hingga adzan subuh berkumandang. Ia tak pernah absen untuk sholat subuh di mushola dekat rumahnya. Mushola yang ia dirikan bersama warga sekitar setelah ia menetap di sana karena jarak masjid dengan lingkungan tempat tinggalnya juga cukup jauh.

"Mas Rafka, imamnya ya sekarang!" Pinta ustadz Zakaria pengurus mushola. Dengan kerendahan hatinya, Ali maju sebagai imam sholat subuh.

Kemana perginya dua sahabat Ali Upin Ipin alias Praja dan Ryan? Kemanapun Ali pergi dia selalu menguntit di belakangnya. Namun, tidak dengan urusan agama, biar itu menjadi urusan mereka dengan Tuhannya. Praja dan Ryan mendapat tugas sebagai Chief Operating Officer yang tanggung jawabnya lebih ke kegiatan operasional perusahaan. Karena perusahaan Ali kini bergerak di bidang perekonomian muslim, maka saat bekerja di kantornya mereka harus menjalankan kewajiban sebagai muslim.

"Li, entar malam jalan yok!. Kita juga butuh refreshing tau!"

"Lo pasti disuruh kan sama Nasya?"

"Gak bro, gue cuma mau ngajak Lo sama Ryan doang gak bawa-bawa Nasya. Lagian kalau Lo gak demen ma dia ngapain Lo terima dia kerja di sini?"

Ali malah menaikkan pundaknya dan mengacuhkan mereka.

"Oh ya, kita butuh Brand Ambassador untuk produk terbaru kita."

"Gamis Alila?"

"Yaps... Kira-kira siapa ya?"

"Gue pernah baca Duta Muslimah Preneur dari Yogya, Lo coba cari info tentangnya siapa mau gabung dengan perusahaan kita ya kan?"

"Ide Lo cemerlang banget sih bos makin cinta deh gue."

"Ih sumpah yan, ngeri gue! Kalau tugas Lo hari ini kelar kita nongki malam ini ke Alkid."

Alkid (Alun-alun Kidul) terletak di sebelah selatan Keraton Yogyakarta, dengan ciri khasnya ialah hadirnya dua buah pohon beringin besar. Alun-Alun Kidul selalu ramai dikunjungi apalagi jika malam tiba, suasana berbeda akan tampak terasa. Banyak keseruan yang dapat kamu lakukan ketika berada di sini.


"Oke bro, gue udah kepengen sama Rondo di sana yang menghangatkan." Ujar Ryan yang dapat timpalan proposal yang dipegang Ali. "Ish sakit bro. Maksud gue ronde bukan rondo, Li."

"Cepet selesaikan sekarang jangan ganggu pekerjaan gue!"

"Lo galak amat sih yaa Allah semoga Ali segera ketemu pawangnya." Ujar Praja. Ia tahu hanya bersama April, Ali bisa memakai hatinya.

"Aamiin yaa Allah...." Ryan ikut mengamini.

"Sudah?"

"Yok bro pindah tempat! Deket dia kita jadi jomblo abadi." Ryan menarik tangan Praja keluar dari ruangan Ali.

Ali menarik napasnya dan menghembuskannya pelan-pelan. Ia bersandar di kursi kebesarannya. "Harapan gue masih sama, Prill. Bisa bertemu Lo dalam keadaan yang lebih baik dari yang dulu." Ia melihat foto gadis itu yang selalu ia jadikan wallpaper di laptop kerjanya.

Ting....

Ali membuka aplikasi hijau dan membaca chat dari Praja.

Beres bro besok dia mau datang ke kantor.

Dengan mudahnya mereka menemukan BA yang tepat dan dengan cepat managernya menerima tawarannya.

🍃🍃🍃

"Gamis Alila...?"

"Iya kak jadi gamis Alila ini produk baru dari RAZ Corp. Kakak tahu kan RAZ Corp?" Managernya mencoba menjelaskan kepada April.

"Sorry aku gak tau, kan lima tahun aku di pondok kak. Gak begitu tahu soal dunia luar kecuali kemarin Muslimah Preneur itu coba kalau gak dipaksa Mami mana aku mau ikutan gituan."

"Oke maaf... Maaf kak... Jadi bagaimana kak. Aku sudah terlanjur mengiyakan lagian ini partner pertama Kakak."

"Ya sudah atur saja semuanya tapi ingat semua transaksi apapun harus syari'ah. Jangan ngasal lagi kalau mau mengiyakan!"

"Iya kak. Siti akan konsultasikan dulu ke kakak dan Bunda sebelum menerima tawaran BA dari siapapun."

"Good Siti!" April memberi jempol untuknya. "Besok jam berapa aku harus bertemu dengan mereka?"

"Besok jam 8 pagi kak. Kak April akan bertemu dan membicarakan langsung dengan CEOnya."

"Baiklah, terima kasih, Sit. Kamu boleh istirahat sekarang!"

"Sama-sama kak."

Menjadi muslimah preneur adalah keinginannya sejak dulu. Ia membuka usaha di bidang kuliner kekinian dan kuliner khas daerah di Jakarta dan Yogyakarta. Tujuannya ingin membuka lapangan pekerjaan untuk semua orang yang membutuhkan pekerjaan. Ia dan Maminya juga membuka wisata edukasi "Indira Edupark" untuk anak-anak sekolah.

Semua itu ia lakukan karena cinta, cinta kepada Allah dan cinta kepada orang-orang di sekitarnya. Jika kita menebar cinta untuk orang lain maka kebahagiaan akan menyertai kita, apabila kita menebar kebencian, baliknya ke kita juga bencana.
.
.
.
.
.
.
.

Terjebak Cinta
AshilaVandana

Terjebak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang