"Disaat aku sudah berharap tapi malah dijauhkan....."
_Gita Aprillia_
Gadis itu terduduk lesu, matanya sembam. Bagaimana pun ia berusaha keras untuk menolak tapi hati tak pernah mampu berdusta. Seberapa kuat ia menentang alam yang ada sakit melanda dirinya."Mengapa aku yang ditakdirkan mengalami ini semua? Kebahagiaan telah direnggutnya. Kedua orang tuaku tak pernah menginginkan aku ada untuknya. Mereka hanya terjebak dan terus terjebak dalam cinta mereka berdua. Aku ini siapa dan aku ada untuk siapa?" Suara-suara hatinya terus bergemuruh.
"Bos, makan dulu!" Sari dan karyawan lainnya menatap iba dirinya, berkali-kali mereka membujuk tapi dihiraukannya. Mereka khawatir akan keadaan bosnya. Sungguh berat cobaan hidupnya.
"Bos harus makan, nanti bisa sakit kalau bos gak makan." Mereka silih berganti menghampiri bosnya. Tapi dia memilih untuk diam dan hanya menatap mereka sekilas.
"Lebih baik aku mati saja." Ucapnya lirih.
"Bos istighfar! Bos gak sendiri banyak orang yang tulus menyayangi bos. Bos bisa lihat, kita berada di sini karena kita sayang sama, bos."
"Tinggalkan aku sendiri aku mau tidur!"
Cafe tutup lebih awal karena mereka akan mengadakan acara sesuai perintah dari Bunda Martha yang merupakan manager cafe tersebut.
Mereka memilih meninggalkan April sendirian, membiarkan dia tenang dan bisa berpikir cerdas lagi. Namun, mereka tidak benar-benar meninggalkannya dan selalu memastikan bahwa ia akan baik-baik saja. Bunda Martha telah memberi amanat itu kepada seluruh karyawannya.
"Sayang, kamu ikut Bunda saja ya tinggal sama bunda?" Martha meminta April untuk tinggal bersamanya setelah April menceritakan semua kepadanya.
"Maaf, Bunda. April lebih baik tetap tinggal di sini." April menolak ajakan Bunda Martha.
Maka dari itu Martha meminta kepada seluruh pekerja yang ada di cafe dan resto menjaga April. Ia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya. Ia sangat menyayanginya. Ia sedih tatkala mendengar semua keluh kesahnya. Tapi, ia harus tetap membangkitkan hidup April lagi.
Pintu cafe hanya terbuka sebelah. Menampakkan seseorang yang datang dengan membawa sebuket bunga mawar putih berpadu pink pastel. It's so Beautiful.
"Permisi mbak...." Sapanya kepada salah satu karyawan April yang sibuk menata dekorasi di luar.
"Eh iya Mas, mohon maaf mas cafe kami sudah tutup. Apa ada yang bisa kami bantu?"
"Saya ingin bertemu April. Apakah aku bisa menemuinya?"
"Eumm... Maaf mas tadi Nona April meminta kami untuk meninggalkannya sendiri alias dia tidak ingin diganggu." Pria itu mengerutkan keningnya mendengar pernyataan dari wanita itu.
"Jadi kalian meninggalkan gadis itu sendirian?" Ucap laki-laki itu dengan nada tinggi membuat wanita itu ketakutan. Laki-laki itu terlihat mengkhawatirkan keadaan April.
"Eumm bukan begitu, mas. Ada mbak Sari yang selalu siaga menjaganya." Setelah mendapat jawaban yang melegakan hatinya. Laki-laki itu bergegas masuk. "Maaf mas, orang asing dilarang masuk tempat kami tanpa permisi."
"Saya bukan orang asing."
Sari yang mendengar keributan di luar segera menghampiri mereka. Ia terkejut mengetahui siapa yang datang.
"Eh, Mas... Untung masnya datang kemari. Saya khawatir dengan keadaan mbak April dia tidak mau makan dan terus tiduran saja. Bisakah masnya membantu saya membujuknya agar ia mau makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Cinta
FanficGita Aprillia bukan seorang siswi yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata seperti teman sekelasnya. Keberuntunganlah yang menyertainya. Diam-diam dia beruntung menduduki peringkat 1, diam-diam dia terpilih nominasi siswa cerdas dan masuk di kelas...