Kecewa....
Itu yang dirasakan Ali saat mendengar penuturan dari kakak kelasnya itu yang sudah menodai gadis yang sangat ia sayangi. Dia kecewa pada dirinya tak bisa menjaga gadis itu. "Kamu juga, Prill. Kenapa dengan mudahnya melakukan itu semua?? Aaaaaarrrrrgggghhhhh......!!!!!" Ali teriak histeris di kamar mandinya.
"Gue cinta sama Lo, Prill. Kenapa Lo nyakitin gue?"
Berkali-kali April menghubungi dirinya tapi ia tidak peduli. "Gue lepas Lo, Prill. Lo bebas sekarang!!!" Ucapannya tak sesuai dengan hatinya. Ia bisa berkata demikian tapi hatinya tak pernah rela.
April merasa diacuhkan oleh Ali. Dia pun juga tidak peduli. Ia berusaha menjelaskan kepada Ali tapi tak pernah mau mendengar. "Hidupku tidak hanya untuk mengurusi dirimu, Ali." Mereka sama-sama egois. Mereka tak memprioritaskan perasaan mereka. Mereka saling membutuhkan satu sama lain. Tapi mereka memilih pada jalannya masing-masing.
April sibuk belajar karena penilaian akhir tahun sudah dimulai dan ini yang akan menentukan apakah ia tetap di kelas unggulan atau kah pindah kelas?
Begitupun dengan Ali lebih memilih menyibukkan diri dengan ekskul di luar jam sekolah dan juga sibuk dengan urusan OSIS.
"Gue kangen, Ali." Kata-kata itu terlontar juga dari mulut April.
"Duh mama pusing deh, gak di rumah gak di sini semua anak Mama pada nyuekin mama. Mama berasa gak punya anak." April mendengar suara Martha segera menghampirinya.
"Mama...." April memeluk Martha dengan manja.
"Maaf, April gak bermaksud nyuekin Mama."
"Iya sayang." Martha mengelus pelan lengannya. "Mama cuma kesepian aja, Anak Mama di rumah juga nyuekin Mama seakan mama punya salah. Kamu kenapa?"
"Hmm... Gak kok, Ma. Aku gak kenapa-napa cuma fokus sama ujian kenaikan ini aja."
"Oh syukur deh kalau gitu, tapi kamu jangan lupa jaga kesehatan! Oh ya kamu gak pacaran kan?"
"Hah... Pacaran? Gak kok April gak pacaran. Mama tau gak tiap malam saat April sendiri suara Mami itu selalu terngiang-ngiang di pikiranku. Mami bilang aku gak boleh pacaran karena kalau pacaran itu akan merusak sekolah kamu, gitu Ma. Makanya April juga gak mau sampai terjerumus seperti teman April udah kepergok melakukan kesalahan tapi malah fitnah April. Bodohnya Kak Ali juga percaya aja."
Martha yang sedang minum tersedak mendengar ucapan April. "Uhuk...uhukkk..."
"Mama pelan-pelan minumnya."
"Apa sayang kamu bilang apa barusan? Ada yang fitnah kamu terus Ali percaya gitu aja. Jelasin sama mama!"
"Ah itu, Ma. Gak usah diperpanjang lah!"
"Gak...kamu harus cerita sama Mama! Jadi ini alasan kamu dan Ali renggang?"
Akhirnya pun April menceritakan semuanya kepada Martha. "Kamu udah jelasin ke Ali?"
"Gimana April mau jelasin, Ma. Dianya aja gak mau angkat telepon April. Di sekolah memang kita jaga jarak kan mama tau sendiri aku males ngadepin fans kak Ali yang rempongnya kebangetan."
"It's okey sayang. Nanti atur deh pertemuan kamu sama dia."
"Gak usah repot-repot, Ma. Oh ya Ma besok ada undangan wali murid untuk ambil Rapor, Mama bisa gak jadi wali April?"
"Dengan senang hati sayang, Mama akan hadir."
"Makasih yaa Ma? Maaf kalau selalu ngrepotin Mama." Lagi-lagi April merasa nyaman berada di dekapan Mama Martha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Cinta
FanfictionGita Aprillia bukan seorang siswi yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata seperti teman sekelasnya. Keberuntunganlah yang menyertainya. Diam-diam dia beruntung menduduki peringkat 1, diam-diam dia terpilih nominasi siswa cerdas dan masuk di kelas...