02. Cewek Kampung

460 69 0
                                    

Gita Aprillia

Ia datang ke kota tanpa ragu-ragu menyelesaikan sekolahnya. Ia daftar melalui seleksi beasiswa dan ia berhasil menembusnya.

Bukan karena tak ada biaya, tapi ia berusaha memanfaatkan program yang telah sekolah sediakan. Sekolah elit dan bergengsi di kotanya, menjadi tujuan utama para orang kaya agar anak-anaknya bisa sekolah di sana. Biaya masuk 25 juta rupiah. Bukan biaya yang sedikit untuk tingkat menengah atas.

April mendapat beasiswa pendidikan selama 3 tahun, lumayan bukan? Tapi beasiswa itu tidak diberikan cuma-cuma. Ada kontrak sebelum kedua pihak menyepakati dengan tanda tangan bermaterai.

Hari pertamanya masuk tak sebahagia bayangannya. Ia hampir mati ditabrak kakak kelasnya. Dibentak di tengah jalan, dan hampir terlambat ke sekolah.

Selamat datang April dan siap-siaplah dibully. Ucapnya dalam hati.

Itulah yang disiapkan April sebelum bergabung di SMA Bhayangkari. Sudah pasti ia akan dibully karena berasal dari kampung. Direndahkan karena siswa beasiswa sudah pasti dianggap kaum miskin.

Ia memarkirkan sepedanya tepat di sebelah motor merah yang berada di parkiran depan. Ia tak berpikir panjang untuk parkir di belakang. Yang ia pikirkan ia harus segera bergabung di barisan bersama teman-temannya.

"Barisan saya ambil alih, siap grak!!!" Ucap ketua OSIS dengan lantang.

"Baiklah, saya akan memperkenalkan diri. Nama saya Rafka Ali Zafran. Kalian harus memanggil Rafka. Jabatan ketua OSIS."

Semua siswa memperhatikan ucapannya bahkan ada yang berbisik ketua OSISnya keren, ganteng, mau dong jadi pacarnya.

Berbeda dengan April, dia memandang tidak suka terhadap ketua OSIS yang mau menabraknya tadi pagi.

"Cuih, muka dua..." Desisnya.

"Baik, tenang semuanya jangan ada yang bicara lagi. Untuk siswa baru yang tergabung dalam siswa beasiswa harap maju dan memperkenalkan diri kalian!" Perintah Ali. Ia ingin segera mempermalukan gadis yang menyebalkan menurutnya. Siapa lagi kalau bukan April. Dengan cepat ia bisa mengetahui data diri siswa baru.

"Duh, buat apa coba pakai diperkenalkan seperti itu. Pasti mau menghina!" Gerutu April.

"Hei, yuk maju! Kamu siswa beasiswa kan? Kita sama. Kenalkan namaku Zea."

"April."

Karena terus dipanggil-panggil, mereka pun berjalan dengan cepat menuju panggung.

"Gue harap Lo gak lupa!" Bisik Ali ketika April tiba di panggung dan mendapat tempat dekat Ali.

"Gak akan lupa dan gak akan takut!" Balasnya.

"Perhatikan baik-baik yaa teman-teman. Mereka inilah siswa pilihan sekolah kita dan seharusnyalah memberikan panutan yang baik untuk teman-teman dan menjadi kebanggaan sekolah kita dengan prestasi-prestasinya hingga sekolah kita bisa go internasional. Ingat, sekolah itu gak ada yang gratis jadi mereka ini harus menanggungnya dengan prestasi mereka!" Ucapnya yang mendapat persetujuan dari semua pihak.

Apel pagi pun selesai mereka semua masuk ke kelas masing-masing sesuai dengan yang telah ditentukan berdasarkan kelas dan kelompok untuk melaksanakan pekan ta'aruf.

Zea, gadis tinggi putih dan juga cantik yang kini memilih berteman dengan April. April yang tidak mengenal siapa pun mau saja diajak berteman.

"Dasar ketos nyebelin!"

"Lo kenapa Pril?"

April menceritakan semuanya.

"Jadi Lo hampir ditabrak oleh gengnya ketos dan bentak-bentak Lo. Gak cocok banget sih dengan jabatannya. Tapi gak apa-apa sih, penting dia ganteng." Ucap Zea yang mendapat ketukan di kepalanya.

"Labil Lo!"

April tidak takut dibully, justru yang dia takutkan adalah dia takut ketahuan karena sudah memalsukan identitasnya dan berkata yang berbeda dengan kedua orang tuanya.










Rahasia apa yang dimiliki April???
🍃🍃🍃

Ditulis sambil mengingatnya
Surabaya, 28 September 2021

AshilaVandana

Terjebak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang