Diasikin aja yaaa
🍃🍃🍃
Ingin rasanya mengeluarkan sesak di dada. Bercerita, menangis sekuat-kuatnya, hingga menjadi lemah tanpa berpura-pura. Tapi kepada siapa?
Mereka tak akan paham dan hanya bisa menyalahkan kesedihan, ketakutan, kekhawatiran dan semua perasaan yang menyesakkan. Namun, kesedihan harus ditenangkan, ketakutan harus diuraikan dan kekhawatiran harus dihilangkan.
"Terima kasih, kak. Sudah membuatku mengerti arti perjuangan." Ujar April lirih menatap punggung kekar itu setelah ia mengantarkan ke ruang barunya.
"Lautan yang tenang tak akan menciptakan pelaut-pelaut yang handal. Semangat belajar di kelas baru semoga betah!" Kata Ali sembari mengacak-ngacak poni April.
April senyum-senyum sendiri mengingat ucapan dan perlakuan Ali kepadanya.
"Loh kok masih di sini? Kamu siswa yang terpilih di kelas unggulan kan? Ayo masuk!!" Ujar Mr. Mismadi mengajak April untuk masuk ke kelas barunya. Jujur, April begitu gugup akan bertemu dengan spesies baru yang belum pernah ia temui. Akankah mereka sama, sama-sama memandang rendah siswa beasiswa.
April memberanikan masuk ke kelas itu. Ruangannya sungguh berbeda dengan kelas regular. Jika kelas reguler isinya bisa 30 anak tapi di kelas ini hanya 20 anak. Hanya siswa pilihan yang bisa masuk kelas ini.
"Hai sini ayo masuk!" Ajak seseorang yang belum April kenal, dia terlihat ramah dan bersahabat. "Kenalin namaku Vivi." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
"Hai, April. Senang berkenalan denganmu." April membalas ramah.
"Aku juga, duduk di dekatku yaa biar kita bisa berteman dekat." Ajaknya.
"Oh iya terima kasih Vivi."
"Sama-sama, Pril."
Benar-benar di luar dugaan April. Semua teman barunya sangat baik dan selalu menyambut jika ada anak baru yang datang lagi. Terpenuhi sudah bangku kosong itu. Kini April merasa percaya mungkin ini jalan agar bisa mengambil hati Maminya lagi dan agar ia bisa segera bertemu dengan Papi yang sangat ia rindukan.
"Terima kasih saya kembali ucapkan selamat datang kepada kepada seluruh siswa dari kelas regular dan eks-akselerasi. Selamat bergabung di kelas unggulan jadilah teman kalian ini saudara kalian yang saling ada untuk satu sama lain. Selamat belajar semangat mengejar impian. Kelas ini dirancang khusus untuk kelas berbasis MIPA dengan program unggulan Robotik yang wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas unggulan ini, jadi persiapkan diri kalian!!!" Begitulah sambutan singkat Mr. Mismadi yang memang menjadi Waka Kurikulum di sekolah Bhayangkari.
April panik bukan main. Ia baru tahu kalau kelas ini dirancang untuk kelas MIPA. Ia menyadari tak begitu mahir di bidang MIPA dan itu menjadi kelemahannya sekarang. Bagaimana ia bisa bertahan dan berkompetitif sedangkan teman-temannya semua mahir di bidang MIPA. OH GOD!!!!
"Untuk selanjutnya, kami kembalikan kepada Mr. Trijono yang merupakan wali kelas kalian. Beliau ini adalah guru sejarah. Silahkan Mr. Trijono!!!" Mr. Mismadi mempersilahkan beliau untuk membuat kontrak belajar.
April kembali bersemangat karena wali kelasnya adalah guru favoritnya walaupun belum pernah mengajar di kelasnya. Tapi, April cukup mengenalnya lewat ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja yang diikutinya. Mr. Trijono seorang penulis dan sejarawan di kota ini yang membimbing karya tulis ilmiah di sekolahnya.
🍃🍃🍃
Hari ini cukup menguras pikirannya. April masih terjebak dalam kemampuan MIPAnya. Niat hati ingin memberi tahu Maminya tapi mengetahui program unggulannya MIPA ia mengurungkan niatnya itu. Maminya akan semakin menekannya dan ia tak ingin belajar di bawah tekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Cinta
FanfictionGita Aprillia bukan seorang siswi yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata seperti teman sekelasnya. Keberuntunganlah yang menyertainya. Diam-diam dia beruntung menduduki peringkat 1, diam-diam dia terpilih nominasi siswa cerdas dan masuk di kelas...