12. Sejalan

296 42 1
                                    

"Kebaikanmu ku syukuri, kekuranganmu ku tutupi."

_Gita Aprillia_

Hujan mengguyur dengan deras, air-air yang berjatuhan mulai mengisi genangan. Ia berucap syukur atas limpahan Rahmat yang Allah berikan karena masih ada orang-orang yang menyayanginya dan peduli dengannya. Rasa syukur yang tiada tara, Allah lebih sayang kepadanya. Melalui cobaan hidup yang menerpanya membuat ia mengikhlaskan semuanya.

Disaat hati kita telah ikhlas menerima, tak disangka-sangka Allah dekatkan dengan orang-orang yang tulus.

"Prill sayang...." Martha memanggilnya. Semalam ia tak pulang dan menemani putri cantiknya itu tidur dengan damai. Martha sudah menganggap April sebagai anaknya dan memintanya untuk memanggil dirinya dengan sebutan "Mama"

"Iya, Ma." April yang telah bersiap memakai seragam sekolah menghampiri Martha yang telah menyiapkan sarapan untuknya.

"Sini sarapan dulu, nanti berangkatnya dia jemput kamu kesini lagi. Tadi subuh dia pulang ganti seragamnya."

"Ehm.... Ma gak usah dijemput. April pinjam ponselnya biar aku telepon dia."

"Kok gak usah sih sayang? Ya udah nih pakai ponsel Mama." Martha memberikan ponselnya. "Lagian kamu ini, kenapa gak beli ponsel lagi sih sayang? Gak usah pura-pura miskin deh.... Hehehehe." Ledek Martha. Sampai saat ini April belum memiliki ponsel lagi. Ia malas berurusan dengan dunia luar. Tapi setelah ia pikir-pikir lagi bagaimana ia bisa mengembangkan bisnisnya tanpa ponsel itu.

"Hmmm.... Iya ma, nanti April beli ponsel lagi kok. Ini kok gak diangkat-angkat sih Ma?"

"Lagi boker kali. Ya udah sarapan aja dulu."

April menikmati sarapan bersama Martha. Ia sangat bahagia bisa merasakan kehadiran mama yang sesungguhnya meskipun ia bukan mama kandungnya.

"Oh ya, khusus hari ini mama kasih diskon bagi para pengunjung karena spesial di hari ulang tahun kamu. Cafe biar mama yang handle. Kamu fokus belajar, tunjukkan pada dunia bahwa kamu bukan April yang lemah. Kamu harus buktikan dengan prestasi-prestasi kamu untuk menutupi kekuranganmu."

"Iya, Ma. Terima kasih. Sayang Mama." April memeluk Martha dan Martha mengecup keningnya. Ia membalas dengan mengecup kedua pipi Martha.

"Ehmm....hmm..." Kedua wanita itu menoleh ke sumber suara.

"Boy, udah datang kamu? Sarapan?"

"Gak deh, Bun. Nanti aku makan di sekolah, telat nanti. Yok, Prill berangkat!"

"Duh gimana ya? Aku tuh males berurusan dengan fans gila kamu itu."

"Kamu maunya gimana?"

"Aku maunya ya gak usah berlebihan seperti itu, aku jalan dengan jalanku sendiri begitupun kamu. Pliss saat ini aku cuma mau menata ulang hidupku." Ia memohon kepadanya. Dia pun tidak keberatan, tidak mengekangnya juga. Karena ia tahu semakin ia memaksakan ikut campur urusan April, gadis itu akan semakin merasa tidak nyaman dan ia tidak ingin dia menjauhinya lagi.

"Oke, tapi kalau ada apa-apa jangan pernah sungkan bilang ke aku ya!" Ia pun mengangguk.

"Gini aja deh, kita pulang pergi bareng tapi jangan sampai anak-anak Bhayangkari tahu."

"Nah gitu dong, sayang." Ucap laki-laki itu sambil menoel pipi gembulnya.

"Ih nglunjak yak!!!"

"Ya udah kita berangkat dulu yaa, Bun." Mereka menyalami Martha.

Terjebak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang