4 - rekan candidate

3 1 0
                                    

LINE

jehan
thanks ya

Alden
urwell
lain kali iket dulu tali sepatunya

jehan
ok
btw panggil jeje aja

Alden

okey
(read)

***

senin pagi pun datang, hari yang paling dibenci siwa siswi apalagi kalo bukan upacara bendera. Berdiri sejam dan mendengarkan amanat yang sangatlah panjang itu begitu melelahkan.

"kantin yu gue haus bangettt" ucap qalya

kantin sangatlah rame, tempat duduk juga banyak yang penuh bahkan tak ada satupun tempat duduk yang kosong.

"ga ada bangku kosong" ujar jehan

"qalyaa" ucap ardhan teriak dari bangku yang ia tempati. Qalya menoleh dan tersenyum pada sang kekasih "yuk kesana aja ada bangku kosong juga" ucap qalya

Jehan dan gaby hanya bisa mengikuti. mereka menghampiri ardhan. Melihat di sebelah ardhan ada Alden, Ghifari, dan Gio. Sejak kapan Alden bertemanan dengan genk Ardhan? mereka begitu akrab

"eh ada buketu, halo buketu cantik" goda Gio. Jehan hanya membalas dengan senyum. Jehan duduk di depan Alden dengan posisi berhadapan.

"aduh gue di senyumin bro" kata gio memegang dadanya

"sinting" gumam gaby

Alden yang didepannya hanya bisa melirik jehan sekali, sedangkan jehan hanya terdiam dan makan.

"gue kira lo ansos" gaby membuka suara

"siapa? gue?" kata alden menunjuk dirinya sendiri

"iyalah siapa lagi" jawab gaby

"don't judge book by it's cover" ucap Alden

"sorry" jawab gaby

"it's okey" kata alden

"guys, bentar lagi kan ada yang ultah gimana kalo kita adain party" ucap qalya

"siapa yang ultah?" tanya ghifari

"jeje" jawab gaby

"seru pasti ayok je adain yaa pleasee" kata qalya memohon

"masih 2 minggu lagi sans, rencananya si pengen bikin tapi nanti klo fix gue kabarin" kata jehan

"yeayyy partyyyy" seru qalya

"it's seventeen birthday?" tanya gio. Jehan mengangguk. "buketu mau dikado apa? rumah?mobil? atau cincin tunangan kita" goda gio. Gio dulu sempat pernah menyukai jehan, tapi ia ditolak saat ia menyatakan perasaanya. Dan sekarang gio hanya bisa mengeledek jehan, gio juga sudah sadar akan posisinya di hati jehan itu tidak ada ruang untuknya. Dan godaan yang gio lontarkan juga sebatas candaan jehan juga mengerti hal itu.

"yehh moduss" kata ghifari menoyol kepala gio.

"diem lo jomblo" ucap gio

"punya kaca gak lo?" ucap ghifari

"gue bentar lagi official" ucap gio pede

"sama siapa lo? teh susi" ledek ardhan, teh susi adalah salah satu penjual teh tarik di kantin sekolahnya.

mereka tertawa lawakan ardhan ya yang sedikit cringe itu. Hanya bentuk apresiasi untuk ardhan hahaha.

"diem lo budak cinta" ucap gio

AljehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang