17 - permintaan maaf

2 1 0
                                    

"jef lo bagian bikin design ya gapapa kan?" tanya jehan pada jeffry. Ia memang ahli dibilang design.

"okeyy, sans kapan deadlinenya?"

"besok bisa?"

"bisa aja si" jawabnya mengangguk-angguk.

"okey thanks ya btw" Jeffrey hanya mengacungkan jempolnya.

"nanti kalian juga bantu promosi-promosiin di sosial media kalian masing-masing. Atau suruh temen, sodara, sahabat, pacar kalian nonton deh" ujar jehan.

"asikk gue bawa doi gue ah" timbal carin tersenyum.

"dih, gak boleh pacaran" ketus Jeffrey melihat tingkah carin.

"doi doang elah, sirik amat lo gak punya doi yaa" ledek carin menunjuk Jeffrey.

Jeffrey hanya memasang wajah jutek dan mengabaikan carin. "kasian gak punya doi" ledeknya lagi.

"rin udah" ucap jessica memisahkan mereka berdua.

"ada yang mau ditanyakan lagi?" ujar jehan

"ngga"

Jeffrey membuka laptopnya dan memulai mengerjakan design yang akan dibagikan nantinya sebagai promosi. Carin yang disebelahnya sesekali melirik laptop Jeffrey.

"jago juga lo" puji carin.

"ck, dari dulu lo kemana aja baru dilirik karya gue" Jeffrey mengeluarkan senyum smirknya.

"baru di puji sekali aja udah pede abis lo gak lagi gue muji lo jef"

Jeffrey dan carin bisa dinobatkan sebagai anjing-kucing setiap mereka bertemu pasti berantem terus. Tak ada hari tanpa bertengkar mulut untungnya Jeffrey mengalah.

"tolong para kelompok kalo udah fix semua laporan ke saya, lusa saya tunggu" ucap prince, para anggota memerhatikannya.

"okey, segitu aja rapat kali ini kalian bisa masuk ke kelas masing-masing"

Para anggota osis lainnya keluar ruang osis, mereka tak sempat istirahat. Jehan pun telat masuk kelas.
"rapat apa lo je" tanya qalya kepo.

"biasalah" ucapnya membuka buku.

"mau ada acara?" jehan mendengar itu tersenyum.

"surprise" jawabnya tersenyum lebar.

"anjir"

***

Jehan berjalan melewati koridor sekolah sambil memakai earphone-nya. Ia fokus bersenandung kecil ia juga tak peduli apa yang orang katakan dengan suaranya itu, baginya bernyanyi suatu yang menyenangkan entah itu dengan suaranya yang merdu ataupun tidak.

"jehannn" panggil seseorang pada jehan

"Jejeee" panggilnya sekali lagi. Tapi jehan tak mendengar.

Orang itu menghampirinya ia melihat earphone yang terpasang ditelinganya. Ia pun menyenggol bahu jehan. Jehan menoleh pada orang itu.

"Kak arkan" jehan sedikit kaget arkan tiba-tiba disampingnya ia menunduk dan menjaga jarak.

"dipanggil-panggil gak denger taunya pake earphone" ujarnya.

"sorry kak gak denger"

"lagi sibuk? denger-denger osis mau ngadain acara ya" tanyanya menatap jehan disampinya.

AljehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang