25 - kenangan

3 0 0
                                    

Esoknya, jehan masuk sekolah seperti biasa tak lupa ia membawa makanan dari rumahnya yang sudah mamanya masakkan.

Ia membuka kotak nasi itu lalu memakan nasi goreng buatan mamanya.

Bel jam pertama berbunyi bu irene pun masuk dengan membawa beberapa buku yang ada di dekapannya "pagi anak-anak"

"pagi bu.."

"hari ini ibu akan pendalaman materi di karenakan minggu depan kalian akan menghadapi ulangan akhir semester" ucap bu irene membuat para murid 11 ips 2 terkejut.

***

Memasukki jam istirahat jehan, gaby dan qalya duduk di meja kantin sambil menunggu makanan yg sudah mereka pesan.

"aduh males bgt mingdep udah ulangan njir" keluh qalya memegang kepalanya.

Jehan dan gaby hanya menggeleng-geleng kepalanya. "je tukeran otak yuk seminggu aja" ujar qalya.

"heh! Belajar makannya jangan bucin terus" kata gaby menjitak kepala qalya, jehan hanya tersenyum.

Qalya yang mendapat jitakan tersebut hanya bisa mengelus kepalanya. "hai, babe" panggil ardhan menghampiri meja mereka.

Sontak mereka menoleh, terdapat ardhan, alden, gio, ghifari menghampiri mereka dan duduk di meja mereka.

"babe tadi kepala aku di jitak sama gaby" ucapnya dengan nada imut.

Ardhan dengan sigap mengusap kepala sang kekasih "mana yang sakit sayang" ujarnya sambil mengusap kepala qalya. Teman-temannya hanya bisa menatap mereka.

"lo liat kita ga si? disini banyak jomblo!" ucap ghifari menekankan kata jomblo. 

"tau lo dhan" sambung gio.

Ardhan dan qalya tetap meneruskan bermesra-mesraan didepan teman-temannya.

"kok cuma ber 4 arkan kemana? Kayaknya sekarang gue jarang liat dia gabung sama kalian" ucap gaby memperhatikan teman laki-lakinya itu.

"sibuk, biasalah" ucap gio dengan enteng.

"sibuk ngapain cari cewe? Cewe mana lagi?" tanya gaby sedikit meninggikan suaranya. Ardhan, gio dan ghifari hanya bisa melongo mendengar ucapan gaby barusan.

Jehan dan qalya mengerutkan dahinya. Jehan memegang tangan gaby yang ada disampingnya "gab.." ujarnya menggeleng kepalanya.

Untungnya meja mereka berada di paling pojok jadi anak-anak yang lain tak mendengar ucapan gaby.

"abisnya gue kesel je" gaby menatap jehan.

"lo kalo gatau kebenarannya jangan sok nyimpulin gitu dong" ucap gio dengan penuh penekanan.

Gaby mengerutkan dahinya, ia beranjak berdiri "apa? Apa lagi kebenarannya? Coba jelasin ke gue" gio hanya menunduk ia tak mungkin menjawab pertanyaan gaby.

"gue gak bakal biarin sahabat gue disakitin cowo brengsek kayak dia lagi. Apa kalian ngedukung apa yang dia lakuin ke jeje? Iya? Kalian gak ada bedanya sama dia." kini dirinya jadi pusat perhatian dikantin banyak mata menatapnya.

Emosinya meluap, gaby berlari meninggalkan meja kantin diikuti jehan dan qalya.

"gab, gaby" panggil qalya sambil berlari.

Mereka berhenti di rooftop sekolah. Qalya dan jehan kelelahan mengejar gaby. Jehan menghampiri gaby dengan pelan-pelan, ia memegang pundak gaby "gab.."

Belum sempat jehan ngomong gaby mencelahnya "apa salah gue bela lo? Apa salah gue negakkin keadilan buat lo?" gaby menatap jehan.

AljehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang