24 - pendatang tiap saat

10 0 0
                                    

—happy reading—

Di hari yang sama..

Alden memarkirkan motornya tepat di depan warung bu inem, teman-temannya sudah berkumpul didalam.

Ia memberi salaman satu-persatu temannya. "lama lo" ucap ardhan setelah bersalaman.

"sorry, ada urgent tadi" ujarnya duduk di samping ardhan.

Alden melihat sekelilingnya terdapat Ardhan, Gio, dan Ghifari tapi ia sama sekali belum melihat sosok Arkan.

"Arkan kemana? Belom dateng?" tanya alden sambil merapihkan rambutnya.

Gio meneguk segelas kopinya "gatau dia kesini apa ngga" ujarnya.

"bu, biasa yaa" ucap alden memesan makanan biasanya.

"samain bu" sahut ardhan.

"kenapa lagi dia?" tanya ghifari yang duduk di sebelah gio.

Pertanyaan ghifari membuat ardhan dan alden penasaran, mereka menyimak. "gatau gue" jawabnya.

"yehh anjir bikin penasaran aja lo" ujar ardhan melempar sebiji ciki yang sedang makan.

Gio menyingkirkan sebiji ciki itu yang tidak kena dengannya "tanya aja sama orangnya"

"dhan lo disuruh bales chat kata qalya" Ucap alden mengingat pesan qalya tadi.

"ah males gue, nanti aja pengen ngambek-ngambek dulu" keluh ardhan.

"najis." ucap gio.

Ardhan menoleh pada gio "diem lo jomblo" ledek ardhan.

Ardhan menoleh kembali ke arah alden yang sedang memainkan ponselnya "wait, wait, wait lo tadi ketemu cewe gue?" ucapnya membuat alden mematikkan ponselnya.

"iya, di rumah jehan. Lagi pada ngumpul" ujarnya tanpa menatap ke arah ardhan.

"lo ke rumah jehan, nemuin jehan atau.." ghifari tak melanjutkan kalimatnya.

Alden reflek menatap ke arah ghifari "nemuin tante sandra" jawabnya.

Arkan pun datang dengan sendirinya ia duduk sedikit menjauh dari alden. Ia juga dapat mendengar omongan teman-temannya.

"pepet nyokapnya dulu baru anaknya ya ga?!" ledek ghifari. Ardhan dan gio hanya terkekeh.

"kaco lo pada" alden tak terima ucapan ghifari. "lo deket sama jeje?" tanya arkan tiba-tiba.

Lirikan dingin dari alden begitupun arkan, arkan yang masih sigap menunggu jawaban alden.

"biasa aja, nothing feels special" ujar alden.

"kalo ada rasa bilang aja biar gue yang mundur, lagi pula kayaknya jeje fine-fine aja sama lo" ucap arkan dengan santai sambil meminum kopi gio.

"ck. Lagi lo kenapa ga jelasin yang sebenernya si?" timbal gio geram.

"nanti ada waktunya" ucapnya meneguk lagi kopi gio. 

Alden beranjak berdiri dan memakai jaketnya, teman-temannya menatapnya "mau kemana lo?" tanya ardhan.

"ada urusan" jawabnya dingin, ia pun langsung pergi dengan motornya.

AljehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang