15 - touring

4 0 0
                                    

"1 2 3 4 5 6 7 8" ucap arkan menghitung orang yang sudah siap berangkat touring.

"udah pas ayok berangkat" timbal arkan

"eits ntar dulu kurang satu orang" ujar gio menghentikan teman-temannya

"lo ngajak siapa?" tanya ardhan

"clara, biar ga kesepian hehe" jawab gio menyengir tanpa salah

"lebay lo, alden sendiri aja ga masalah" timbal ghifari

"lama, mana claranya?" tanya ardhan mulai kesal

"tuh dia" ujat gio yang melihat clara dari kejauhan menghampirinya.

"hai guys maaf ya gue telat" ujar cara ngos-ngosan karna lari.

"udah ayok berangkat"

Jehan-Arkan, Ardhan-Qalya, Ghifari-Gaby, Gio-Clara dan Alden sendiri. Itu posisi mereka saat berangkat touring. Alden sebenarnya sudah mengajak Marcel tapi ia ada acara lain diluar kota, mau gak mau alden sendiri.

Sampai di tujuan Arkan membacakan apa saja yang akan dilakukan disini, mereka camping 2 hari 1 malam.

Jehan, Alden, Gio membangun tenda. Gaby, Qalya, Ardhan mencari air. Ghifari, Ardhan, Clara mencari kayu bakar.

"pegang yang ini jangan keatas-atas nanti tangan lo kena, pegang yang kuat" perintah Alden saat jehan memegang sebatang kayu yang ingin Alden pukul untuk penyanggah tenda.
Alden memukulnya cukup keras dengan batu. Kayu itu lama-lama masuk kedalam tanah dan semakin pendek "aww aww" Alden dengan cepat berhenti memukul kayu yang sudah pendek itu, ia memegang jari telunjuk jehan yang sedikit berdarah.

Alden mengambil sebotol air dan membasuh telunjuk jehan dengan air itu, ia memberikan betadine yang dibawanya dan memberi plaster.

"dibilang jangan keatas-atas" omel alden

"lo mukulnya kenceng-kenceng"

"lo gak bilang gue mukulnya kekencengan"

"orang lagi sakit masih aja diomelin" ucapnya kesal, alisnya bertautan

"dikit, ga sengaja juga" ujarnya mengeles ia juga mengalihkan pandangannya dari jehan

"tangan lo kenapa je?kok di plaster?" tanya arkan yang baru saja kembali sehabis mengutik kayu, ia melihat plaster yang melekat pada telunjuk jehan

"gara-gara alden kak" adu jehan pada arkan

Alden melirik jehan dengan tatapan dingin "gak sengaja jee, udah gue obatin juga sebagai tanggung jawab" ucapnya, arkan hanya melirik keduanya bergantian

"lain kali hati-hati ya" ucap arkan tersenyum pada jehan begitu juga jehan yang membalas senyuman arkan. 

Malam telah tiba, udara semakin dingin ntah disini berapa derajat. Ghifari yang tengah menyalakan api unggun agar tetap ada kehangatan, mereka semua sudah mengintari api unggun tapi api yg sudah di tunggu itu justru tak kunjung menyala.

"lo bisa gak si?lama banget dingin nih" ucap jehan sambil memeluk dirinya sendiri, bibir sudah bergetar kedinginan.

Alden membantu Ghifari menyalakan api unggun, akhirnya api itu nyala. Jehan sedikit mendekat ke api itu ia juga memberi jarak agar tak kebakar.

Ia mengusap-ngusapkan kedua tangannya didekat api unggun. Saat jehan fokus menghangatkan badannya, sebuah jaket melekat pada dirinya ia mendongak. Arkan yang memberikan jaketnya pada jehan

"pake biar gak kedinginan" arkan duduk disebelah jehan dan memberinya segelas teh hangat untuknya.

"minum, biar badan lo anget" jehan menerima teh itu "thanks" ucapnya, arkan hanya membalas senyum.

AljehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang