27 - i promise

3 0 0
                                    

Dalam perjalanan ke rumahnya ia hanya melamun, pikirannya kini hanya arkan seorang.

Ting

Jehan membuka ponselnya dan membaca pesan tersebut. 

LINE
Alden
Dimana je?

Jehan
Dijalan, otw balik

Alden
Ohhh
Nanti keluar yuk, gue traktir deh

Jehan
Sorry den ga bisa
Gue mau belajar

Alden
Ulangan masih minggu depan je

Jehan
Tetep ga bisa alden..

Alden
Yaudah okey
(read)

Sebenarnya itu hanya alibinya saja. Ia gak mau ketemu alden disaat keadaannya sedang hancur gini.

Jehan mendorong pintu utama, begitu ia masuk ada mamanya yang tersenyum.

"kok tumben pulangnya kesorean gini, hm? Osis lagi?" tanya mamanya menghampirinya.

"ngga, tadi abis ketemuan sama temen" jehan tersenyum.

"bentar, mata kamu kok sembab gitu? Abis nangis? Kenapa sayang?" ujar mamanya melihat mata sembab jehan.

Jehan lupa mengompresnya terlebih dahulu "ng-ngga kok mah tadi kelilipan, perih jadinya aku nangis"

Mamanya sedikit tak percaya "beneran?" jehan hanya mengangguk.

"yaudah, bersih-bersih ya sayang abis itu kita dinner sama papa juga" ucapnya mengelus lengan jehan.

Selesai dinner jehan kembali ke kamarnya dan mulai membaca bukunya, kali ini ia sulit fokus dengan materi yang sedang ia baca.

ting

LINE
Alden
Keluar je

Jehan membaca pesan itu dari nontifikasi ponselnya, ia melihat dari jendela kamarnya. Ada alden yang menoleh keatas sambil mengayunkan tangannya.

Jehan turun ke bawah dan menemui alden.

"kenapa?" ucapnya.

"for u" ujarnya memberi sebungkus sate yang dibaluti kantong plastik.

"hah?" jehan bingung kenapa tiba-tiba alden memberi ini.

"makasi ya lo ada saat gue butuh pelukkan" ucapnya tersenyum.

"wait, tapi lo belum ngasih tau gue kenapa kalian bisa tiba-tiba gak jadi nembak dia?"

"dia dijodohin je.."

WHAT? dijodohin? Kenapa bisa sama kayak arkan?

"d-di jodohin??" ucapnya sedikit tegas. Alden hanya mengangguk.

Apa mungkin arkan dijodohkan sama marcel? Gak, gak mungkin.

Jehan memegang rambutnya dari depan dengan ekspresi bingung.

"kenapa?"

"apa mungkin marcel di jodohin sama arkan?" ucapnya menatap alden.

Alden menunjukkan senyum smirknya "arkan dijodohin sama marcel? Gak mungkin."

"gatau si cuma nebak aja"

"arkan beneran di jodohin? but u looks it's fine" kata alden membuat jehan mengingat kejadiam tadi.

AljehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang