Bagian 14 (Asing)

278 41 16
                                    

Hai semua!! Apa kabar?

Maaf ya baru sempat up lagi, dari kemarin banyak banget yang harus aku urus soalnya:(

Tapi, Alhamdulillah, malam ini aku bisa up bagian 14 dari cerita ini.

So, selamat membaca ya, jangan lupa untuk vote, komen dan follow aku ya buat kalian yang belum follow aku 🖤

🍃🍃🍃

Apakah ini akhir dari kisah kita? Menjadi sepasang orang asing yang hanya mengingat nama tanpa menambah cerita.

***

Tepat pukul 00.00 WIB ponsel Cia berdering sangat kencang. Dengan mata yang masih tertutup, ia meraba-raba benda pipih itu dan mencoba untuk meraihnya.

Agastya's Birthday

Tulisan tersebut terlihat sangat jelas begitu ia membuka matanya dengan sempurna. Gadis itu baru saja ingat jika hari ini merupakan tanggal 22 Oktober 2021. Tepat 17 tahun yang lalu, Agastya Sakha Aldevaro lahir ke dunia. Cia sengaja tidak menghapus peringatan tersebut, karena bagaimana pun juga Agas tetaplah sahabat terbaiknya.

"Selamat ulang tahun, sahabat kecil," ucapnya sebelum kembali memejamkan mata.

***

Sekitar 10 menit sebelum bel berbunyi, Agas meminta izin untuk pergi ke toilet pada guru biologi. Namun yang sebenarnya terjadi, ia pergi ke kantin untuk melakukan sesuatu.

"Agas, tumbenan ke kantin sendirian? Biasanya ngabring sama teman-teman yang lain," cetus Yadi, salah satu pedagang di kantin.

"Bosen Mang, enakan bolos di sini," kelakar Agas sambil berjalan mendekati Yadi.

Yadi menepuk pundak Agas dengan pelan. "Jangan malas-malas, nanti otaknya jadi semakin kecil," timpal Yadi dengan candaan kembali.

"Kalau otak saya kecil, nanti kayak otak udang dong, Mang." Agas terus meladeni ucapan Yadi dengan candaan. Laki-laki itu memang mempunyai hati yang murah dan ramah pada semua orang.

"Mang, mau bantuin saya gak?" bisik Agas beberapa saat kemudian.

"Bantuin apa atuh? Mau lah kalau di bayar mah," kekeh Yadi.

Agas mengangkat satu jempolnya ke atas. "Amanlah, Mang. Jadi gini, tolong nanti bilang sama semua pedagang kantin kalau hari ini dagangan mereka jadi gratis semua. Nah, nanti saya yang bayar semuanya lewat transfer ke Mang Yadi. Tapi Mang Yadi jangan bilang sama siapa-siapa, ya? Ini rahasia kita berdua," ucap Agas sedikit panjang.

"Jadi Mang Yadi teh punya rahasia berdua sama Agas, kitu?"

Agas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia jadi tidak yakin dengan semua ucapannya pada Yadi. "Mang ngerti kan?" tanya Agas berusaha untuk meyakinkan diri.

"Intina mah, Mang bilang sama semua pedagang, hari ini dagangannya gratis, padahal mah nanti di bayar lewat transfer. Kitu kan?"

Agas menghembuskan napasnya lega setelah mendengar ucapan tersebut. "Mantap!! Nanti saya kasih Mang Yadi bonus lewat transfer juga ya," ucap Agas sebelum pergi.

Agastya melakukan itu semua karena ia ingin membelikan Cia makanan sepuasnya di hari spesial ini. Hingga akhirnya muncullah sebuah ide briliant seperti ini di dalam otaknya.

Belum saja lima menit setelah bel berbunyi, kantin sudah ramai dikunjungi orang-orang. Kabar bahwa para pedagang menggratiskan dagangannya hari ini tersebar dengan sangat cepat.

AGASTYA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang