Bagian 16 (Kisruh)

228 41 15
                                    

Hai hai!

Aku update lagi..

Jangan lupa vote dan komennya ya...

Selamat membaca semua 🖤

🍃🍃🍃

Diam merupakan titik lelahku dalam menghadapi kenyataan yang semakin kelam.

***

Istirahat pada hari ini Cia dan juga Azalea pergi ke perpustakaan sekolah untuk meminjam beberapa buku menjelang penilaian tengah semester. Sementara Kana dan juga Talisa menolak pergi ke perpustakaan dan memilih untuk pergi ke kantin guna mengganjal isi perut mereka.

"Lo mau pinjam berapa buku, Za?" tanya Cia yang tengah kebingungan dengan banyaknya buku yang harus yang ia pinjam.

Azalea tidak langsung menjawab pertanyaan Cia, ia terus fokus memilih buku hingga ia selesai mengambil kebutuhan bukunya. "gue cuman pinjam 3 buku ini aja," ucapnya sambil menunjukkan buku kimia, fisika dan juga matematika.

Cia mengangguk kecil, "Tunggu sebentar ya, masih ada buku yang mau gue pinjam," cetus Cia.

Walaupun ini hanya penilaian sementara, tentunya Cia tetap harus memaksimalkan nilainya dari kemampuan dirinya sendiri. Setelah beberapa saat kemudian, Cia kembali menghampiri Azalea dengan 5 buku di tangannya.

"Udah selesai?" tanya Azalea yang tampak seperti bosan menunggu Cia,

"Udah," angguk Cia. Setelah melaporkan pinjaman buku pada petugas perpustakaan, mereka pun segera ke kelas dan pergi ke kantin untuk menyusul Kana dan juga Talisa.

***

Sedari tadi Agastya terus mengedarkan pandangannya ke seisi kantin. Aneh rasanya karena ia belum melihat Cia hari ini. Ia takut jika gadis itu marah karena ia iseng pada Cia tadi malam.

Dhafa mencolek lengan Agas agar laki-laki itu berhenti melirik ke sembarang arah. "Gak usah dicari mulu kali Bang, bocahnya lagi ke perpustakaan dulu sebentar," cetus Dhafa memberitahu.

"Tau dari mana lo?" tanya Agas sambil mengangkat kepalanya sekali ke atas.

"Dari pacarnya lah, Bang... Makanya lo punya pacar, biar up to date kayak si Dhafa," timpal Ragil iseng.

Gavin yang merasa tersinggung mengangkat lengannya ke atas dan siap memukul Ragil kapan pun ia mau. Namun tentu saja ia melakukan itu hanya untuk bercanda. "Ngaca dulu kalau mau ngomong!"

Agas yang mulai bosan akhirnya berdiri dari tempat duduk dan menghampiri Kana dan juga Talisa yang tengah berbincang berdua. "Na, beli makanan sana, sepuas lo aja. Jangan lupa kasih Azalea sama Cia juga," suruh Agas sambil mengeluarkan dua lembar uang pecahan seratus ribu rupiah.

"Kenapa gak beli khusus buat Cia aja sih, Kak?" tanya Talisa penasaran.

Agas terkekeh pelan. "Sebelum gue kasih sama dia juga udah tumpah duluan kalau kayak gitu."

Kana ikut tertawa kecil mendengarnya. "Ya udah ntar biar gue pesan dulu ya, Kak," ujar Kana.

Setelah mengucapkan terima kasih, Agas kembali pergi ke kursinya sebelum Cia melihat keberadaannya nanti.

***

Sudah hampir setengah jam Cia menunggu sopir barunya menjemput, tapi entah mengapa tak juga kunjung datang. Bahkan, nomornya pun tidak dapat dihubungi.

"Cia, belom pulang?" tanya Talisa yang tak sengaja melewati Cia bersama dengan Dhafa.

"Sayang, aku ambil mobil dulu ya," pamit Dhafa dan membiarkan mereka berbincang berdua.

AGASTYA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang