Apa definisi keluarga menurut kalian? Komen di sini!
Jangan lupa vote dan komennya ya...
🍃🍃🍃
Darah kita memang berbeda, tapi sampai kapan pun kita akan tetap menjadi keluarga.
***
Tiga pasang kaki berjalan beriringan sepanjang koridor sekolah. Meskipun banyak pasang mata yang memerhatikan ketiga orang itu, mereka sebisa mungkin tetap santai.
"I'm done!" cetus Talisa begitu ketiganya berada di lorong yang sepi.
"Gue capek jadi pusat perhatian terus, sampai kapan coba?" keluhnya.
Kana dan juga Azalea saling bertatapan satu sama lain. Mereka berdua juga sama bingungnya seperti Talisa saat ini. "Kita gak bisa menyerah gitu aja, Sa. Kita berdiri untuk membela kebenaran, mereka yang menatap kita dengan jijik itu karena mereka berdiri untuk membela sebuah keburukan," ucap Azalea.
"Gue gak bisa bayangin kalau gue yang ada di posisi Cia, kok bisa ya dia sekuat itu?" tanya Kana kemudian.
Azalea menghela napasnya perlahan. "Tapi gue gak yakin dia bakal balik ke sekolah, buktinya kemarin dia gak masuk sekolah," balas Azalea kembali.
"Tapi kan, kemarin dia sakit. Buktinya Tante Danela telepon Bu Ratih kemarin," kata Talisa yang diangguki oleh Kana.
Tidak lama, mereka bertiga kembali berjalan menuju ruangan kelas yang berada di ujung lorong tersebut.
"CIAAA!!!!!" teriak Kana sambil berlari dengan riang begitu melihat Agacia yang duduk di bangkunya sambil membaca sebuah buku novel.
Mendengar Kana berteriak, Talisa dan juga Azalea segera berlari masuk ke dalam kelas dan ikut memeluk Cia bersamaan dengan Kana.
"Lo udah sembuh?" tanya Talisa dengan senyuman sambil merapikan rambut Cia yang sedikit berantakan karena pelukan mereka.
Cia mengangguk kecil dengan senyuman yang tipis.
"Are you okay? Lo beneran gak apa-apa masuk sekolah hari ini?" tanya Azalea.
"Masuk sekolah atau gak, itu sama aja. Gak akan bikin mental gue kayak dulu lagi."
"Eh ada yang beda tau," bantah Kana. "Soalnya lo sekarang punya kita, jadi lo punya support system khusus di hidup lo," tambahnya.
Cia tersenyum mendengar ucapan dari Kana. Ia benar-benar bersyukur karena dipertemukan dengan ketiga manusia hebat itu di saat yang seperti ini.
***
Setelah kejadian bullying yang terjadi pada Cia kemarin lusa, pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk mengadakan seminar wajib mengenai kesehatan mental.
Tidak tanggung-tanggung, pihak sekolah juga mengundang beberapa psikiater hebat dan juga publik figur yang peduli mengenai kesehatan mental, seperti Ariel Tatum misalnya.
Seminar kesehatan mental itu akan diadakan hari ini, di mulai setelah jam istirahat pertama hingga jam pulang. Maka dari itu, para siswa mulai memasuki ruangan aula setelah bel masuk berbunyi.
"Cia, lo yakin mau ketemu mereka semua?" tanya Kana yang kedua kalinya.
Ketiga sahabat Cia itu ragu jika sahabatnya harus bertemu dengan orang-orang yang sudah mengejeknya kemarin lusa.
"I'm fine. Kemarin gue udah konsul sama psikiater gue lewat online, dan katanya gue baik-baik aja," ujar Cia mencoba untuk meyakinkan ketiga sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGASTYA [ END ]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Cinta itu hanya membawa luka yang berakhir menjadi duka." Cia tidak pernah mengira bahwa cinta yang membuatnya bahagia akan menjadi cinta yang membuat dirinya mempunyai fobia. Philophobia, fobia jatuh cinta. Itulah fobia ya...