🌼🌼🌼🌼🌼
Seorang pria bertubuh tinggi tegap menabrak Huang Zitao tepat ketika dirinya membuka pintu toilet. Tidak ada rasa tersinggung, malah ikut panik sesaat setelah melihat pria itu menggendong Xiao Zhan yang tengah pingsan. Pemandangan itu sontak memancing perhatian beberapa karyawan hotel dan tamu lainnya, termasuk Yibo yang memang telah beberapa kali mengalihkan tatapan ke arah pintu toilet. Melihat adanya keributan membuat pria itu penasaran untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Jing Boran dibantu oleh Huang Zitao dan seorang pegawai hotel membaringkan Xiao Zhan yang masih tidak sadarkan diri di sebuah sofa panjang, masih di dalam area restoran hotel. Kondisi Xiao Zhan sangat mengkhawatirkan. Wajahnya pucat, tangan terasa dingin, tetapi keningnya sangat panas.
Yibo datang selang beberapa detik mereka membaringkan Xiao Zhan di sofa. Pria itu tampak panik setelah mengetahui orang yang tengah pingsan adalah Xiao Zhan yang beberapa saat lalu berpamitan pergi ke toilet.
"Zhan! Zhan!" Tepukan pelan diberikan Yibo di pipi pemuda itu, tetapi tidak membuatnya bangun.
"Sebaiknya kita bawa ke rumah sakit saja." Jing Boran langsung memberikan usul.
Di saat yang sama, petugas hotel bergerak cepat menghubungi klinik terdekat agar mengirimkan ambulans.
"Ambulans sedang dalam perjalanan ke sini, Tuan," jawab seorang pria berpakaian waiter.
Tidak berselang lama, sirine mobil ambulans menggema di pelataran hotel. Yibo yang saat itu tengah dilanda kepanikan sudah berada di depan pintu lobi, menggendong Xiao Zhan ala bridal. Xiao Zhan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Insiden pagi itu membuat seluruh jadwal yang telah disusun tim menjadi sedikit berantakan. Xiao Zhan yang mendadak jatuh sakit, sedangkan pesawat mereka akan segera berangkat siang hari. Alhasil, Yibo memerintahkan seluruh anggota tim kembali tanpa dirinya dan Xiao Zhan. Dia akan tetap tinggal untuk menemani Xiao Zhan di rumah sakit.
*****
Tangan kurus yang terasa dingin digenggam oleh tangan yang lebih besar dan hangat. Yibo duduk di samping ranjang dengan perasaan gelisah. Sepasang netranya tak pernah lepas dari wajah Xiao Zhan yang pucat, masih berbaring tidak sadarkan diri. Beberapa jam telah terlewati, tetapi pemuda itu tak kunjung bangun. Di sini, di kamar VIP sebuah rumah sakit di Chengdu, Xiao Zhan terbaring lemah dengan selang infus yang menancap di punggung tangan. Cairan dalam botol infus menetes deras, pemuda itu mengalami dehidrasi.
Dirabanya punggung tangan halus itu, kemudian dicium pelan. Meskipun dokter telah menjelaskan bahwa diagnosa sementara hanyalah kelelahan, tetapi Yibo tetap tidak bisa tenang sebelum hasil tes darah keluar. Mengingat perlakuannya kepada Xiao Zhan semalam cukup kasar, pria itu mulai menyesal.
"Maafkan aku, Zhan. Sadarlah ...."
Hasil tes darah keluar siang itu juga. Seorang dokter dan dua orang perawat menemui Yibo di ruangan pasien VIP itu. Seorang perawat mengatur laju tetesan dalam selang infus, sementara seorang lagi masih mendampingi sang dokter.
"Bagaimana, Dokter?" Yibo berdiri dengan wajah serius. Meskipun yakin bahwa Xiao Zhan akan baik-baik saja, pria itu tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.
Dokter itu menjawab, "Hasil tes menunjukkan bahwa hemoglobin pasien sangat rendah. Pasien mengalami anemia, Tuan."
"Anemia?"
Hal pertama yang dipikirkan Yibo ketika mendengar kalimat itu adalah Xiao Zhan kelelahan dan Yibo menjadi salah satu penyebabnya. Yibo semakin menyesali perbuatannya, memperlakukan Xiao Zhan dengan kasar adalah pilihan yang salah. Ditambah dengan pekerjaan lelaki itu beberapa hari terakhir yang tidak bisa dikatakan mudah. Mendesak Xiao Zhan sampai pada titik di mana kondisi fisiknya tidak mampu lagi bertahan hingga jatuh sakit, Yibo merasa bodoh karena kurang peka terhadap kesehatan lelaki itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
HOW TO PLAY? (YIZHAN)
FanfictionDemi menyelamatkan perusahaan sang ayah, Xiao Zhan terpaksa menerima tawaran seorang pengusaha muda kaya raya untuk 'menghiburnya'. Orang itu adalah Wang Yibo, pria yang sangat dia benci dan pernah dia permalukan di depan umum.