18. A Years Of Love

2.2K 288 47
                                    

Klik di atas untuk mendengarkan lagu James Arthur - Say You Won't Let Go

🌼🌼🌼🌼🌼

CHAPTER 18
A Years Of Love

Dua pekan berlalu dengan cepat. Kesibukan dan setumpuk pekerjaan selalu mampu membuat seseorang lupa waktu. Begitu juga dengan Xiao Zhan. Rasanya baru kemarin pemuda itu pergi ke studio lukis milik Song Zu Er, dan hari ini dia datang lagi untuk menyelesaikan lukisannya.

Song Zu Er sangat senang karena Xiao Zhan kembali berkunjung. Besar harapan gadis itu kepada Xiao Zhan. Song Zu Er menyukai Xiao Zhan, tetapi entah bagaimana perasaan Xiao Zhan padanya.

Xiao Zhan memang selalu bersikap baik, tetapi bukan berarti dia menyukai Zu Er. Bisa saja Xiao Zhan baik kepada semua orang. Menimbang dari kemungkinan itu, Zu Er memilih untuk tidak bersikap terlalu agresif. Lebih baik membiarkan segalanya mengalir perlahan.

Song Zu Er mengajari Xiao Zhan melukis dengan cukup baik. Lukisan sederhana berupa gambar bunga dengan sapuan warna dari cat minyak yang tidak terlalu kompleks, tetapi terlihat indah. Kesan yang dibawa oleh warna lukisan itu adalah kepolosan dan kesederhanaan.

"Ge, bagaimana kalau kita makan siang setelah ini?" ajak Zu Er. Pikir gadis itu, makan siang akan menjadi cara yang bagus untuk membuat dirinya dan Xiao Zhan semakin dekat.

"Maaf, Zu Er. Lain kali saja, ya. Aku sudah ada janji siang ini." Sayangnya Xiao Zhan harus menolak ajakan itu. Dia sudah ada janji makan siang bersama Jing Boran sebelumnya.

Zu Er tampak kecewa, beberapa detik kemudian rasa kecewa itu digantikan dengan rasa penasaran. "Eum, boleh aku tahu Gege akan makan siang dengan siapa?"

Meskipun terkesan terlalu ikut campur urusan pribadinya, Xiao Zhan memaklumi pertanyaan itu. Mereka telah dijodohkan dan Zu Er tidak pernah menolak dari awal. Masuk akal jika Zu Er memiliki rasa terhadapnya. "Dengan rekan bisnis. Ada beberapa hal yang ingin beliau tanyakan kepadaku seputar proyek di Chengdu," jawab Xiao Zhan jujur.

"Oh, begitu." Senyum cerah kembali menghiasi wajah Song Zu Er. Gadis itu sempat mengira bahwa Xiao Zhan akan makan siang dengan wanita lain. Syukurlah jika tidak seperti itu kenyataannya.

"Baiklah, Zu Er. Terima kasih untuk hari ini. Aku harus pergi sekarang," pamit Xiao Zhan.

Zu Er mengangguk seraya tersenyum. "Mn, lain waktu aku akan mengajak Gege makan siang. Gege tidak boleh menolak."

Xiao Zhan terkekeh. "Baiklah, aku mengerti."

Zu Er mengantar Xiao Zhan keluar dari studio lukis. Mereka berpisah di halaman parkir. Xiao Zhan menaiki mobilnya dan melaju pergi dari tempat itu.

*****


Siang itu, Wang Yibo dan orang tuanya berkunjung ke kediaman Keluarga Fu. Mereka makan siang bersama, kemudian lanjut berbincang-bincang. Orang tua Yibo asyik berbincang bersama orang tua Jinna. Sedangkan Yibo dan Jinna sendiri memilih jalan-jalan di taman belakang rumah Keluarga Fu. Taman yang cukup luas di samping kolam renang, memiliki halaman rumput hijau dan jajaran tanaman bonsai koleksi Tuan Fu.

"Ini semua koleksi ayahmu?" tanya Yibo.

Jinna berjalan berdampingan dengan Yibo. Gadis itu tampak cantik dengan mini dress bunga yang membungkus tubuh rampingnya. Kaki jenjang, gadis yang cukup tinggi, semakin terlihat indah ketika memakai dress yang tingginya di atas lutut.

"Tidak, beberapa tanaman milik ibuku," jawab Jinna.

"Tidak mudah merawat tanaman bonsai. Aku kagum Paman Fu punya banyak waktu untuk itu." Menurut Yibo, mengurus bisnis saja sudah cukup melelahkan. Biasanya para pengusaha akan lebih suka bermain golf untuk rekreasi pikiran karena golf juga dapat menjadi sarana untuk dekat dengan partner bisnis.

HOW TO PLAY? (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang