22. Bitter Ironi

2.3K 324 173
                                    

Klik di atas untuk mendengarkan lagu Olivia Rodrigo - Traitor

CHAPTER 22
BITTER IRONI

Kembali bekerja membuat Xiao Zhan semakin frustasi. Lelaki itu belum mengatakan kepada Yibo perihal kehamilannya. Xiao Zhan berencana memberitahu Yibo hari ini. Namun, tampaknya pria itu sangat sibuk. Bukan kesibukan biasa yang berhubungan dengan pekerjaan, melainkan kesibukan lain yang sangat menyakiti hati Xiao Zhan. Wang Yibo sedang sibuk mempersiapkan pertunangannya dengan Fu Jing.

Ironis memang, menyadari kehamilan sedangkan ayah dari bayi yang dikandungnya sedang merancang masa depan bersama orang lain.

Gelisah dan putus asa, rasa kalut terus menghantui hingga membuat Xiao Zhan tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaan. Lelaki itu memutuskan untuk menghubungi Wang Yibo, ingin segera mengatakan bahwa dirinya hamil. Setidaknya, dia butuh seseorang untuk membagi beban berat di dalam hati. Tidak berselang lama, telepon akhirnya tersambung.

"Halo?"

Xiao Zhan justru bingung harus menjelaskan dari mana. "Yi-Yibo, aku---"

Di saat yang sama, terdengar suara seorang gadis. "Sayang, apa ini tidak terlalu panjang?"

"Menurutku bagus. Sangat cocok denganmu," jawab Yibo.

"Apakah terlihat cantik?" tanya wanita itu lagi.

"Ya, cantik," jawab Yibo. Pria itu kemudian kembali menanggapi Xiao Zhan, "Apa? Apa ada masalah?"

"Tidak, maksudku iya. Ada hal yang ingin aku katakan, tapi sepertinya kau sibuk. Nanti saja," ucap Xiao Zhan ragu-ragu.

"Besok saja. Kita bicarakan di apartemenku. Aku tidak akan kembali ke kantor hari ini," ucap Yibo. Untungnya saat itu Jinna sedang berada di dalam fitting room sehingga tidak mendengarnya.

Xiao Zhan tidak mengatakan iya dan langsung menutup panggilan telepon itu. Rasa cemburu semakin membakar hati, terasa sangat menyakitkan. Bagaimana nasib bayi di dalam kandungannya? Xiao Zhan ragu Yibo bisa menemukan solusi.

Di saat yang sama, rasa pening di kepala benar-benar mengganggu. Kemarin dokter juga sempat menjelaskan bahwa dirinya mengalami anemia. Anemia selama kehamilan bisa sangat berbahaya, sama berbahayanya dengan hipertensi.

Xiao Zhan mencoba untuk berdiri. Pikirnya, akan lebih nyaman jika sejenak berbaring di sofa. Namun, tubuh lelaki itu mendadak kehilangan tenaga, dalam sekejap saja semua terlihat gelap. Xiao Zhan tidak sadarkan diri di samping meja kerjanya.

*****

Hal pertama yang dilihat Xiao Zhan ketika membuka mata adalah cahaya lampu yang sedikit buram. Semakin kesadarannya terkumpul, semakin terang cahaya itu. Bau karbol khas rumah sakit menyapa indra penciuman. Butuh beberapa saat untuk menyadari bahwa ruangan itu adalah salah satu bangsal di dalam IGD.

Rasa mual kembali mengusik, membuat Xiao Zhan sangat tersiksa dan buru-buru bangun. Di saat yang sama, seseorang membuka tirai yang mengelilingi ranjangnya. Bukan dokter atau perawat, melainkan seorang pria yang sangat dia kenal.

Jing Boran ...

"Zhan?" Melihat Xiao Zhan menutup mulutnya dengan telapak tangan, Jing Boran dengan sigap mengambil ember besi di bawah ranjang. "Kau mual? Muntah saja di sini."

HOW TO PLAY? (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang