(25) Propose

250 53 54
                                    

*

*

*

"Tadi Jungkook ke sini, mengantarkan itu." Ucap Taehyung sambil menunjuk tas jinjing berwarna cokelat tua yang tergeletak di meja ruang tengah.

Joohyun yang semula menunduk sambil mengaduk-aduk makan siang―menjelang sore―itu langsung menoleh, mendapati ada tasnya di sana. Well, bahkan dia sama sekali tidak ingat kalau dia meninggalkan tasnya di dalam mobil Jungkook.

Tak tahu harus berkata seperti apa, Joohyun hanya mengangguk singkat. Untuk sementara, pikirannya masih kacau.

Satu dua menit, dua orang yang sedang ada di ruang makan itu hanya saling diam sampai tiba-tiba Joohyun teringat sesuatu.

"Kau tidak bekerja?" Tanyanya lirih. Jelas, pertanyaan itu ditujukan untuk Taehyung.

Taehyung menggeleng. "Kau pikir aku bisa meninggalkanmu dengan keadaanmu yang seperti itu?"

Tak tahu harus menjawab bagaimana, Joohyun memilih menundukkan kepalanya lagi. Merasa bersalah karena Taehyung harus mengorbankan pekerjaannya hanya untuk menemani Joohyun. Namun Joohyun tak ada pilihan lain. Biar bagaimanapun, untuk sementara dia membutuhkan Taehyung agar tetap ada di sisinya.

Makan siang―menjelang sore―yang sengaja Taehyung pesankan dari rumah makan terkenal nyatanya tidak mampu membuat Joohyun memiliki selera makan. Sama seperti pagi tadi, Joohyun sama sekali tidak memiliki niat untuk menyantap makanannya. Kalau bukan paksaan dari Taehyung, bahkan Joohyun masih akan tetap ada di ranjang. Menangis sambil meratapi nasib.

Di tengah keheningan, lagi-lagi Joohyun teringat sesuatu. "Orang tuaku?" Tanya Joohyun spontan.

Setelah melewati satu malam dan setengah hari, bahkan Joohyun baru mengingat tentang orang tuanya. Otaknya benar-benar berproses lambat karena terlalu stres.

"Aku sudah menghubungi mereka. Tidak perlu khawatir."

Namun jawaban Taehyung justru membuat Joohyun ketakutan, takut kalau Taehyung mengatakan yang sebenarnya terjadi pada Joohyun. "A-apa yang kau katakan pada mereka?"

"Aku atas nama kantor mengatakan kalau kau sedang ada tugas mendadak ke luar kota."

Sungguh lega Joohyun mendengarnya. "Gomawo." Bahkan mulutnya secara spontan mengucapkan terima kasih untuk Taehyung.

"Kalau kau sungguh berterima kasih, cepat habiskan makananmu. Tadi pagi kau hanya makan sesuap. Bahkan semalam kau sama sekali tidak makan. Ayo, cepat masukkan makanan itu ke dalam mulutmu." Ucap Taehyung panjang lebar.

Joohyun yang diomeli hanya tersenyum tipis, pun segera mengambil sesuap untuk dikunyah. Mendapati Taehyung mengomelinya, entah mengapa Joohyun merasa sedikit tenang.

*

*

*

Malam kedua sejak peristiwa tragis yang menimpa Joohyun. Walau tak sekelam malam sebelumnya, tapi Joohyun tetap belum bisa kembali ceria seperti semula. Masih banyak melamun dan tak fokus. Bahkan ketika Taehyung banyak bicara, Joohyun hanya sesekali melirik sambil tersenyum tipis. Tak sepenuhnya tahu apa yang Taehyung bicarakan.

"Astaga Bae Joohyun, kau melamun lagi?" Taehyung gemas sendiri dibuatnya.

Awalnya mengira Joohyun menatap lurus ke depan karena menonton televisi, tapi ternyata tak demikian. Bae Joohyun melamun.

Make It Right ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang