(19) His Parents

302 61 36
                                    

*

*

*

*

*

Perbudakan belum berakhir. Masih banyak pekerjaan 'keliru' yang harus Joohyun benarkan bahkan hingga lembur. Salah Taehyung. Salahkan saja Taehyung.

Ingin rasanya memaki. Ingin rasanya mengeluh bahwa dia lelah tapi dia tak bisa dan tak mau. Selelah apa pun, Joohyun tetap merasa bersyukur. Setidaknya yang dia kerjakan tidaklah rumit dan tidak memerlukan pikiran berlebih. Hanya mengutak-atik tulisan dan beberapa gambar. Sebenarnya menyenangkan, tapi ada kalanya punggung dan bokongnya terasa sangat lelah.

"Belum pulang?" Seperti biasa, Taehyung menghampiri Joohyun yang sedang lembur seorang diri. Rekan-rekan sudah pulang.

"Belum." Jawab Joohyun singkat tanpa menatap orang yang bertanya.

Jam kantor sudah habis, jadi Joohyun tidak perlu repot-repot berlagak hormat di depan Taehyung. Lagi pula tak ada orang. Dan yeah, Taehyung sendiri yang menyuruhnya untuk santai saat tak ada orang seperti ini.

"Masih banyak ya?" Tanya Taehyung bersamaan dengan dia yang duduk di dekat Joohyun.

"Tidak akan banyak kalau kau tidak banyak mau."

Oh, Joohyun mulai berani. Jika masih jam kantor, tentu dia tidak akan berani berkata-kata seperti itu.

Taehyung menatap Joohyun penuh tanda tanya. "Kau menyalahkanku?"

Joohyun tak lagi menjawab. Memilih fokus mengerjakan tugas dari Taehyung.

"Yang itu tak usah diteruskan. Yang kau kirim lewat surel tadi sudah bagus kok."

Ucapan Taehyung seketika menghentikan jari jemari Joohyun yang semula menari dengan lincah di atas keyboard.

Joohyun terdiam beberapa saat. Merenung dan mencari-cari jawaban atas apa yang mengganjal dalam perasaannya.

Tunggu dulu, apakah dia sedang menjailiku?

Dengan gerak pelan, Joohyun menoleh pada Taehyung. "Kau sengaja?"

Taehyung hanya tersenyum, kemudian beranjak.

"Ayo, aku akan membelikanmu makanan yang enak."

*

*

*

"Tidak lucu."

Joohyun merengut saat Taehyung terus-terusan tertawa. Dugaan Joohyun ternyata benar. Dia dijaili oleh Taehyung.

"Hey, jangan marah. Aku kan hanya ingin melihatmu lebih sering."

"Cih."

"Aku serius." Ucapan Taehyung didukung dengan wajahnya yang tiba-tiba juga terlihat serius.

Joohyun masih menatap, belum memberi komentar apa-apa. Menunggu dengan sabar sampai Taehyung mau menjelaskan dengan detail.

Taehyung terlihat masih mempersiapkan diri. Sendok dan garpu yang semula dia gunakan untuk membantunya makan, kini dia letakkan. Posisi duduk pun dia koreksi, memajukan sedikit kursinya agar dapat menatap Joohyun lebih dekat.

"Aku serius saat berkata ingin melihatmu lebih sering. Lagi pula kau tak ada pekerjaan kan? Bukankah tak masalah jika kau tetap berada di kantor? Dan kau juga selalu dapat bonus makan malam dariku. Apakah itu kurang?"

Make It Right ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang