17. Vision [part 2]

2.2K 316 69
                                    

1971 words!

Sorry for typo
Enjoy this story

Sehun kini sudah berada di depan toko yang menjual banyak sekali mug dan piring yang terbuat dari tanah liat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun kini sudah berada di depan toko yang menjual banyak sekali mug dan piring yang terbuat dari tanah liat. Kakinya membawa nya masuk kedalam hingga bunyi lonceng tanda pelanggan masuk berbunyi.

Lisa yang memang bekerja disana dan tengah sibuk membuat sebuah mug mulai menghentikan pekerjaannya. "Selamat datang! Selamat berbelanja!", sapa Lisa dengan senyuman lebarnya.

Lisa tentu tidak tau jika yang datang adalah Sehun karena sekali lagi, dirinya tidak dapat melihat.

Sehun mengembangkan senyumnya melihat Lisa mengenakan apron yang kotor akibat tanah liat.

Sehun begitu kagum melihat Lisa dengan lihai merubah tanah liat itu menjadi sebuah mug. Dia yang dapat melihat saja tidak dapat melakukannya tetapi Lisa yang dengan kekurangannya mampu membuat tanah liat yang sebelumnya tidak menarik menjadi sebuah kerajinan dengan nilai jual.

Benar-benar suatu keistimewaan.

Sehun mendekat pada Lisa, berdiri di depan meja yang tengah berputar itu. Lisa menghentikan gerakan tangannya saat merasa ada seseorang di dekatnya.

"Ada yang bisa kubantu?", tanya Lisa dengan mendongakkan kepalanya.

Sehun tidak lantas menjawabnya karena ia masih asik menatap pada wajah Lisa. Setelannya ia tersenyum dan mulai menyapa wanita istimewa di depannya ini.

"Hai.. apa aku mengganggumu?"

Lisa mengernyit dan sedikit memiringkan kepalanya seolah tengah mengingat suara yang tak asing di pendengarannya, "Sehun.. Kau Sehun?", ucap Lisa dengan keraguannya.

"Bagaimana kau tau?", tanya Sehun dengan kekehannya.

Lisa menyambutnya dengan sebuah senyuman hingga matanya pun ikut melengkung bahagia, "Tentu saja, aku masih ingat dengan suaramu. Walaupun aku sempat ragu sih, hahaha"

Tawa Lisa membuat Sehun ikut melepaskan tawa nya juga. Hal sederhana yang mampu membuat mereka tertawa ringan.

Lisa menghentikan tawanya tanpa melunturkan raut senangnya, "Bagaimana kau tau aku ada disini?"

Sehun membawa sebuah kursi dan mendudukan dirinya di depan Lisa, "Aku kan seorang peramal, tentu saja aku tau", ucap nya dengan tawa.

"Wow.. benarkah kau peramal? Hebat sekali!", jawab Lisa dengan nada kagum. Lisa nampaknya tidak sadar jika Sehun tengah membuat sebuah lelucon dan hanya mengada-ngada.

"Hei.. itu tidak benar, aku hanya bercanda. Kenapa menganggapnya dengan antusias begitu?", ucap Sehun heran dengan kepolosan yang Lisa miliki.

"Yah.. padahal aku sudah ingin menanyakan sesuatu padamu", ucap Lisa dengan raut kecewa yang ia buat-buat.

Histoire CourteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang