3001 words
Sorry for typo
Enjoy this storyLisa melipat bibirnya dan menutupnya menggunakan punggung tangan untuk menghalau raungannya. Kalimat Sehun yang menyatakan jika dirinya adalah hak milik Sehun membuat Lisa ingin berteriak mengatai Sehun gila.
Jika Lisa benar-benar mengatakan hal itu, sepertinya Sehun akan mengangguk menyetujui dengan kalimat membenarkan jika memang dia gila karena Lisa.
Tapi mendapati respon Sehun setelah dia berteriak tadi membuat Lisa merasa takut jika menyulut kembali emosinya.
"Hiks.. tapi kenapa Wonwoo, Sehun..", tanya Lisa setelah mendapatkan kembali tenaga dan kesiapannya untuk mengajukan pertanyaan lagi.
Lisa juga merasa Wonwoo tidak ada kaitan dengannya selain urusan pekerjaan. Jadi apa yang membuat Sehun juga melakukan hal itu padanya.
Sehun menatap pipi sebelah kiri Lisa dengan mata berkilat, "Karena bajingan sialan itu berani mencium pipimu". Sehun berucap dengan penuh penekanan dan kembali diserang rasa emosi saat kejadian beberapa bulan lalu kembali muncul di ingatannya
"Tidak mungkin..", Lisa tentu tidak percaya akan hal itu karena demi seluruh ingatan dan kesadarannya, ia tidak pernah membiarkan siapapun bertindak melebihi batas padanya kecuali terhadap Sehun tentu saja.
Sehun tertawa hambar dengan gemelatuk giginya, "Bajingan itu melakukannya saat kau pingsan di Cazinoul Constanta"
Lisa memang sempat tidak sadarkan diri saat tengah mengunjungi bangunan arsitektur Romania itu tapi akan hal yang Sehun sampaikan tentu ia baru mengetahuinya sekarang.
Sehun selalu memiliki mata lain untuk mengawasi pujaanya. Matanya yang ikut Lisa di Romania memberi informasi jika Wonwoo mencium pipi Lisa saat membaringkannya di dalam mobil setelah mengangkat tubuhnya untuk di bawa ke rumah sakit.
Kejadian yang membuat darah Sehun mendidih hingga keujung kepalanya membuatnya detik itu juga terbang menuju Romania untuk memberikan feedback yang pantas untuk lelaki lancang yang sudah menodai miliknya.
"Brengsek. Aku akan menghilangkan mulutmu"
Lisa yang sudah selesai dengan pekerjaannya dan akan kembali lagi di negaranya harus berpisah dengan Wonwoo yang satu hari lalu sudah terbang menuju Maroko.
Lisa hanya tidak tau jika Wonwoo tidak terbang menuju Maroko melainkan lenyap di telan tumpukan bara api di tempat peleburan yang sudah sepuluh tahun kosong tak terpakai.
Wonwoo yang berniat menaiki taksi menuju bandara dan tengah sibuk menggambar bangunan karyanya sendiri tidak sadar jika sejak tadi mobil yang ditumpanginya sudah begitu jauh salah arah.
Sehun yang mengemudi dengan masker tebalnya menekan tombol pada sesuatu yang digenggamnya hingga mengeluarkan sedikit asap yang dengan perlahan membuat Wonwoo yang tengah sibuk tergeletak tidur di kursi belakang.