2813 words!
Sorry for typo
Enjoy this storySudah hampir satu tahun ini Lisa mengalami kondisi kesehatan yang buruk. Dunianya terasa hancur saat dokter mendiagnosa nya mengidap kanker otak.
Saat itu masih berada pada stadium 1, yang mana masih terdapat beberapa persen kemungkinan besar ia bisa sembuh dari kankernya.
Berkat dukungan dari keluarganya Lisa mampu bertahan hingga sekarang. Hubungan dengan kekasihnya yang ia kencani selama dua tahun ini pun membuat Lisa merasa ia harus tetap bertahan demi orang yang dicintainya.
Lisa tidak mengatakan apapun pada kekasihnya jika ia mengidap kanker otak karena Lisa tidak ingin membuat kekasihnya merasa terbebani akan penyakitnya.
Selama Lisa mampu mengatasinya maka semua akan baik-baik saja tanpa kekasihnya tau.
Lisa hari ini harus pergi ke kampus seperti biasa dan beruntungnya karena jadwal kekasihnya pun sama dengannya hingga mereka memutuskan untuk berangkat bersama.
Semenjak ia mengidap kanker, Lisa harus memakai kacamata karena masalah penglihatannya.
Lisa turun menuju meja makan yang sudah terdapat sang ibu yang menyiapkan sarapan mereka. "Pagi bunda..", sapa Lisa dengan senyum manisnya tidak lupa dengan kecupan manis dipipi yang ia berikan pada ibunya.
Ibu Lisa balas tersenyum dan mengelus sayang rambut putrinya, "Pagi juga putri bunda.. Hari ini jadi berangkat dengan nak Sehun?"
Lisa mendudukkan dirinya dan mengangguk menanggapi pertanyaan ibunya, "Iya bun, aku mau bawa bekal juga buat kak Sehun ya?"
"Boleh dong, biar bunda siapin"
Lisa mengucapkan terimakasih pada ibunya dan membiarkan ibunya pergi melenggang menuju dapur sedangkan ia menyantap sarapannya dengan perlahan.
Baru setengah ia menghabiskan sarapannya, tiba-tiba perutnya terasa melilit dan ingin memuntahkan isinya. Lisa menutup mulutnya dengan tangan dan berlalu menuju dapur untuk memuntahkan isi perutnya pada wastafel.
Ibu Lisa tentu terkejut dengan kedatangan putrinya yang dengan gusar memuntahkan isi perutnya. "Hoek.. hoek..", suara Lisa yang terus memuntahkan hasil makannya terasa menyakitkan bagi ibunya yang mendengarkan.
Ibu Lisa meninggalkan bekal yang ia siapkan dan membantu putrinya untuk memegang rambut panjangnya agar tidak terkena muntahan dan membantu mengurut tengkuknya pelan.
"Bunda~", ucap Lisa lemah setelah selesai memuntahkan isi perutnya. Ibu Lisa membantu membasuh bibir Lisa dan membawa tubuh lemah Lisa pada pelukannya dan mengelus punggungnya dengan sayang.
"Iya bunda disini sayang, gakpapa ya.. Anak bunda pasti bisa", ucap ibu Lisa memberikan kekuatan pada Lisa tapi dibalik wajahnya yang tulus terdapat kehancuran pada hatinya.