09. Coeur Froid

4.5K 300 31
                                    

2473 words!

Sorry for typo
Enjoy this story

Sejak ibu nya menikah kembali, kehidupan Lisa sudah berubah seratus delapan puluh derajat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak ibu nya menikah kembali, kehidupan Lisa sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Jika dulu Lisa adalah gadis yang ceria dengan aura positif yang membuat orang disekitarnya bahagia. Kini hanya ada Lisa dengan senyum miring dan berhati dingin.

Tapi tidak ayal masih banyak lelaki yang tertarik padanya. Banyak pula para perempuan yang membencinya karena sikap dingin dan acuh nya.

Berteman dengan perempuan seusianya hanya membuat Lisa muak dengan tingkah manja mereka. Hingga kini tidak ada satu pun teman yang Lisa miliki.

Lisa menuruni tangga rumahnya dengan raut datar dan langsung mendudukkan dirinya di kursi meja makan tanpa peduli pada suara pecahan barang yang berasal dari kamar ibu nya.

Lisa menggenggam apel di tangan kirinya lalu menggigit nya tanpa perlu mengupas kulitnya. Sedangkan tangan kanan yang memegang pisau justru ia buat mainan dengan menusuk-nusuk apel yang lain.

"Dasar jalang sialan!. Cepat berikan uangmu padaku!", suara keras ayah tirinya menyapa pendengaran Lisa yang masih asik dengan gigitan apel nya.

Bunyi barang yang pecah menghantam lantai kembali terdengar memekakkan telinga. Suara tangis sang ibu pun terdengar keras meraung dan meminta ampun.

"Cepat berikan atau aku akan benar-benar membunuhmu!". Ucapan ayah tirinya membuat sudut bibir Lisa tertarik kesamping menampilkan senyum culas dengan tatapan fokus ke arah apel yang sudah tak berbentuk karena pisaunya.

Lisa menggeser kursinya ke belakang untuk memberikannya cela agar dapat berdiri. Lisa melangkahkan kakinya menuju kamar ibunya.

Tanpa mengetuk, Lisa langsung masuk ke dalam ruangan yang sudah seperti kapal pecah dengan barang yang berhamburan.

Netra Lisa menatap datar pada ibunya yang tengah berbaring meringkuk dengan darah di dahinya dan rambut acak-acakan. Sedangkan ayah tirinya tengah sibuk menggeledah isi lemari.

Lisa menghampiri ibunya yang masih sesenggukan dan mendudukan nya untuk bersandar pada tembok di dekatnya.

"Kau senang kan menikah dengan lelaki brengsek sepertinya hingga rela membunuh suamimu sendiri", Lisa menatap punggung ayahnya dengan datar dan tajam lalu menatap kembali pada ibunya "Sekarang biarkan aku mengakhiri kesenanganmu"

Lisa berjalan dengan tenang menghampiri ayah tirinya yang sudah menatap penuh pada presensi Lisa. "Kau ingin memberikanku uang?!", ucap ayah tiri Lisa.

Lisa menatapnya dengan senyum miring yang tercetak jelas di bibirnya "Berapa yang kau mau?", tanya Lisa yang menatap lurus pada wajah ayahnya.

Bukan nominal yang ayah tiri Lisa ucapkan justru erangan kesakitan lah yang ia ucapkan. Bagaimana tidak jika Lisa tiba-tiba mengayunkan pisau yang masih dibawanya kearah perut sang ayah hingga menekannya kuat.

Histoire CourteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang