24. Côté Obscur [part 2]

2.4K 305 36
                                    

2165 words

Sorry for typo
Enjoy this story

Tubuh bergetarnya yang masih meringkuk di bawah dinding kaca itu akhirnya mulai berusaha untuk berdiri tegak dengan tetap menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh bergetarnya yang masih meringkuk di bawah dinding kaca itu akhirnya mulai berusaha untuk berdiri tegak dengan tetap menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh.

Kenyataan yang baru saja diketahuinya membuat seluruh tenaga Lisa seakan terkuras habis karena sibuk menangisi apa yang dilihatnya.

Lisa mendongak menatap lagi foto pria-pria yang mungkin sudah benar-benar lenyap, air mata yang tumpah di wajah kusutnya ia hapus dengan tangannya yang masih bergetar.

Tubuhnya berbalik untuk meneliti lagi ruangan suram yang penuh rahasia ini. Mata sendunya terarah pada almari besi yang berada pada sudut ruangan.

Lisa melangkahkan kakinya menuju almari itu hingga benar-benar berada di depannya. Sebelum membukanya, Lisa menarik nafas panjang walau tersengal oleh suara sesenggukannya.

Tangannya yang sudah berjarak kurang dari lima centi dari gagang pintu ia tarik kembali, perasaan takut dan ragu membuat Lisa tidak siap dengan sesuatu apa yang berada di balik pintu almari besi itu. Hingga akhirnya dirinya meyakinkan diri untuk membukanya.

Kriet..

Langkahnya mundur secara otomatis saat netranya mendapati sesuatu yang mengejutkan dan lebih mengerikan dari hanya sebuah foto seseorang.

Lisa menangis kembali dan menggeleng lemah, "Hikss.. tidak mungkin--"

"Oppa...", suara tangisannya semakin terdengar keras mengetahui kenyataan yang menghantam seluruh saraf tubuhnya.

Di dalam almari besi itu, Lisa melihat sebuah figura kuku manusia dengan darah kering yang masih menempel lengkap dengan nama siapa pemiliknya.

Kuku-kuku yang sudah terlepas dari jari pemiliknya itu terpajang bagaikan figura foto yang wajib diabadikan sebagai kenangan.

Figura mengerikan itu yang membuat Lisa menangis dengan penuh kepedihan. Nama-nama pria yang berada di dinding semuanya ada di setiap figura itu, ditambah satu nama yang membuat Lisa semakin terkejut.

Disana tertulis dengan jelas nama sang kakak yang sudah meninggal empat tahun lalu, nama yang begitu membekas dan berarti dalam kehidupannya--

KIM JAEWOOK

Nama keluarga satu-satunya setelah kepergian kedua orang tuanya sejak dirinya masih berusia dua belas tahun. Kini nama itu menjadi salah satu nama yang terdapat dalam lima figura disana.

Ingatannya terputar bagai kaset saat dirinya melihat presensi sang kakak yang sedang tertawa dan bercanda bersamanya hingga ingatannya langsung melompat pada kejadian naas saat tubuh kakaknya ditemukan di tepian jurang bukit.

Hari itu merupakan mimpi buruk bagi Lisa setelah kepergian orang tuanya. Keluarga satu-satunya yang dimilikinya pergi meninggalkan dia sendirian.

Saat itu Jaewook memang memberitahu jika dia akan pergi mendaki. Jaewook memang memiliki hobi mendaki, jadi Lisa tentu tidak mempermasalahkannya dan membiarkan Jaewook pergi tanpa memiliki firasat apapun.

Histoire CourteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang