2036 words!
Sorry for typo
Enjoy this storySehun membuka pakaian Lalice hingga menampilkan bra nya yang tidak menutup sempurna aset kembarnya, dengan pikiran yang mulai bercabang, Sehun dengan cepat memakaikan baju pasien Lalice agar nafsunya tidak naik disaat seperti ini.
Setelah membantu Lalice memakaikan pakaian pasiennya dengan sedikit terburu. Sehun tidak langsung menyuruh Lalice untuk berbaring tetapi ia memeluk Lalice dengan tangannya yang mengelus pinggul Lalice yang katanya terasa sakit.
Lalice memejamkan matanya dengan mulutnya yang tidak berhenti mengatur nafas. Kontraksi nya mulai datang lagi membuat punggungnya juga ikut merasa pegal dan sakit.
"Baby L.. ingin cepat bertemu mommy eoh?. Tidak sabar sekali putra daddy ini", ucap Sehun mencoba membuat suasana menjadi santai.
"Huft huft.. kau sudah menghubungi orang tua kita?", tanya Lalice dengan masih memeluk tubuh Sehun.
"Belum.. nanti saja tidak apa"
Cklek
Sehun yang sibuk mengelus punggung dan pinggang Lalice tidak dapat melihat siapa yang membuka pintu karena tubuhnya yang membelakangi pintunya.
"Kontraksi nya semakin rutin?", tanya sang dokter membuat Sehun melepaskan pelukannya dan membiarkan dokter wanita itu untuk memeriksa jalur lahir Lalice.
"Sudah masuk pembukaan keempat. Kontraksi nya memang akan terasa rutin terjadi. Jika tidak kuat menahannya pencet tombol saja ya.. Aku akan memberikan bius untuk meredakan rasa nyeri nya", ucap sang dokter.
Setelah itu ruangan itu kembali terisi oleh Sehun dan Lalice. Sebelumnya, Sehun sudah meminta bibi Lee untuk menghubungi orang tua mereka selagi dia mendampingi Lalice.
Lalice berbaring dan mengelus perutnya membuat Sehun dengan senang hati menggantikan tangan istrinya dengan tangannya yang mengelus perut besar Lalice.
"Ingin aku elus lagi punggungnya?", tanya Sehun memberikan penawaran karena setau nya itu akan sedikit membantu.
Lalice menerimanya dan berbaring menyamping dengan perlahan dengan tangannya yang menggenggam pinggiran besi pada brankar nya.
Sehun dengan setia terus mengelus punggung dan pinggang Lalice saat suara rintihan Lalice menjadi semakin kuat terdengar.
Rasanya Sehun ingin menggantikannya jika bisa. Ia tidak tega melihat istrinya merintih kesakitan seperti ini. "Ingin dibius saja agar tidak terlalu sakit?"
Lalice memejam dengan kepalanya yang menggeleng. Ia masih kuat menahan rasa sakitnya. Merasakan secara langsung bagaimana sakitnya ini membuat Lalice menjadi memikirkan ibunya yang pasti juga mengalami hal yang sama.