Chap 22

777 83 8
                                    


Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide cerita asli milik thor
Pair : narufemsasu
Genre : romance, fanboy
Sifat karakter berbeda dengan versi anime terkadang ooc
Cerita gaje dan typo bertebaran

.
Happy reading



Chap 22

Sasuke, Hinata dan pria tak dikenal yang memiliki rambut berwarna silver sedang berada di sebuah kafe.

'Kenapa pria itu mengajakku dan Hinata ke kafe? Dia bukan pria hidung belang atau mucikari, kan?' batin Sasuke. Ia langsung waspada.

"Ehem. Hinata, kau tidak mau menyapa kekasihmu?" tanya pria itu yang sontak membuat Sasuke terkejut.

'Ke-kekasih?' batin Sasuke. Ia menoleh pada Hinata yang tampak cuek pada sosok pria itu.

"Hinata.. " panggil pria itu dengan lembut. Ia memegang tangan kanan Hinata namun Hinata menepis tangan pria itu.

"Kenapa kau datang kemari, Toneri? Kita kan sudah putus!" bentak Hinata bangun dari duduknya.

Toneri ikut berdiri dan memegang tangan Hinata.

"Putus? Bukankah kita sudah menikah secara hukum di Paris?" tanya pria yang dipanggil Toneri oleh Hinata.

"Menikah? Kita tidak pernah menikah, Toneri!" sanggah Hinata menatap nyalang pada Toneri.

Toneri tersenyum sinis. "Lalu tempo hari pernikahan kita di gereja, apa kau anggap itu hanya candaan semata?"

"Hm. Aku hanya mencintai Naruto. Mana mungkin aku menikah denganmu, Toneri!" Hinata masih mengelak.

Sasuke masih duduk dengan tenang sambil menyimak apa yang sedang terjadi di depannya.

"Apa kau bilang? Mencintai Naruto? Dia hanya masa lalumu, Hinata. Kau bilang aku masa depanmu dan kau rela mengandung anakku meski keguguran," ungkap Toneri yang sukses membuat Sasuke kembali terkejut dan berdiri untuk memotong pembicaraan mereka.

"Apa?! Hinata pernah hamil dan keguguran? Bagaimana bisa? Hinata mengaku kalau dia masih sangat mencintai suamiku. Maksudku Naruto. Tapi Hinata malah hamil sama laki - laki. Sulit dipercaya," ucap Sasuke dengan wajah datarnya.

Hinata tidak bisa tidak terkejut atas ucapan Sasuke.

"Toneri berbohong, Sasuke! Aku selalu mencintai Naruto kun. Enak saja dia bicara," sanggah Hinata dengan wajah memerah karena malu.

"Oh? Benarkah?" tanya Sasuke dengan alis terangkat ke atas.

"Te-tentu saja!" jawab Hinata dengan suara lantang.

"Jangan percaya! Hinata selama di Paris tinggal serumah denganku. Kami saling mencintai. Dia juga sudah melupakan Naruto saat datang ke Paris belasan tahun silam," potong Toneri. Tangannya masih menggenggam tangan Hinata.

Sasuke melirik Hinata lalu Toneri. "Lalu, siapa yang berbohong di antara kalian?" tanya Sasuke gemas.

"Toneri jelas berbohong. Mana mungkin aku mau tinggal sama dia!" seru Hinata memalingkan wajahnya.

My Idol is My Wife (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang