🥀__🥀
Jisung terbangung di tengah malam, tenggorokannya terasa kering. Sebenarnya ia malas sekali ke dapur jam segini, tapi mau diapakan lagi karna ternyata tadi malam ia lupa membawa air minum untuk antisipasi jika terjadi hal seperti ini. Setelah menghidupkan saklar lampu dapur, Jisung mengeryit. Karna ia mendapati sang bunda yang menelungkupkan kepalanya dimeja makan.
"Bunda" Jisung mengusap pelan tangan Haechan. Dingin batinnya.
"Hmm?? Ada apa adek?? Ini jam berapa? Oh maaf bunda kayaknya ketiduran" Jisung menggeleng.
"Ini udah tengah malem bunda. Bunda ngapain tidur didapur. Kekamar ya??" Haechan mengangguk, tanpa mengatakan apa pun, wanita itu berjalan menuju kamarnya yang ada disebelah kamar Jisung. Jisung sendiri melanjutkan niat awalnya tadi, mengambil segelas air dan meminumnya.
"Adek??" Haechan memanggilnya pelan. Jisung menoleh dengan tatapan bertanya, ia tidak menyahut karena sedang minum. Haechan menggeleng lalu tersenyum manis.
"Gak apa. Selamat malam" Setelahnya, tubuh mungil Haechan ditelan pintu kamar. Awalnya jisung memilih mengabaikan Haechan. Tapi setelah ia berbaring dikasurnya, ia merasa ada yang aneh.
"Mata bunda sembab?? iya kan?? bunda abis nangis?? Karna apa tapi?? Duh, besok apa ditanyain aja ya?? iya bener!! tanya bunda aja besok sekalian" Jisung memutuskan untuk mengakhiri overthingkingnya. Untuk apa ia overthingking kalau ia bisa bertanya kepada bundanya besok pagi??. Jisung membenarkan posisinya, mencari posisi terenak untuk melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.
🥀__🥀
"Kusut amat itu muka" Jisung mendengus,
"Bekal kakak mana??" Jisung menggeleng.
"Kemana??!! Hilang juga bareng bekal lo tiap hari??" Chenle sudah hampir kehilangan kesabarannya jika saja tidak ditahan Jisung.
"Bunda gak masak" Tiga kata dari Jisung cukup membuat Chenle terdiam.
"Kok??? Bunda sakit?" Jisung menggeleng.
"Gak tau, gue bangun tidur bunda udah gaada di rumah, cuma ngasi post it dimeja dan uang jajan. Katanya gak sempet masak"
"Loh, kalo pagi-pagi bunda gak dirumah, yang nyiapin cafe siapa dong?"
"Mbak Ara. Tapi katanya mbak Ara, dia juga gak ketemu sama bunda" Chenle mengernyit. Sepagi apa bundanya itu meninggalkan rumah.
"Yaudah deh, kalo gitu pesenin kakak makan gih, sama kamu sekalian, ya?" Jisung mendengus, Kakaknya ini suka sekali menjadikannya babu. Jisung berbelok menuju stan-stan yang menjual berbagai macam makanan. Sedangkan Chenle lurus, Jika Jisung memesan makanan maka tugasnya mencari meja kosong untuk mereka berdua.
🥀__🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
why✔
Fanfiction"Keluarga kita gak bisa ya kayak keluarga yang lainnya?" ⚠ Angst Start : 13-10-2021 Finish : 31-10-2021