✨19✨

3.4K 446 45
                                    

🥀__🥀



Setelah berfikir panjang akhirnya Haechan mengizinkan Chenle untuk tinggal dengannya, tidak membeli rumah atau mengontrak karena ibu kepala menahan mereka. Beliau menyarankan agar keduanya tetap tinggal disana, lagi pula jika Haechan tidak ada, siapa yang akan masak untuk anak-anak?? Iya, karena Haechan suka memasak jadi kemarin ibu kepala menyarankannya untuk memasak sebagai sarana penghilang setres, namun siapa sangka masakannya malah membuat para pegawai dan anak-anak disana jatuh cinta, akhirnya Haechan di angkat sebagai kepala dapur yang selama ini kosong posisinya. Chenle tidak keberatan tentang itu. Ia tidak perduli mau tinggal dimana saja asal bersama bundanya maka ia akan tetap bahagia.

Gadis kecil itu kemarin pulang kerumah dan menjelaskan semuanya kepada sang nenek, untungnya wanita tua itu mengerti. Chenle tidak berkata bahwa ia akan tinggal bersama sang bunda, namun ia mengatakan ia akan melakukan perjalanan jauh untuk mencari bundanya. Ia khawatir jika ia mengatakan bahwa ia sudah bertemu dengan Haechan, maka ayah atau adiknya akan mudah menemukan mereka. Sebenarnya Jeno sudah tidak punya masalah lagi sih, masalahnya Jisung disini. Chenle hanya belum mau bundanya bertemu Jisung. Ia ingin mengobati bundanya dulu, atau ketika bundanya sendiri yang ingin bertemu barulah Chenle akan mengizinkan.


"Halooo" Haechan tersenyum ramah kepada 5 anak yang ada dihadapan Chenle. Kelima anak ini sudah menderita diusianya. Mereka punya trauma yang sangat besar, makanya mendidiknya juga dengan sangat hati-hati. Jika ada yang mengatakan mengapa mereka tidak dibawa ke psikolog saja, jawabannya adalah psikolognya yang datang kesini secara terjadwal. Awalnya Chenle menangis ketika mengetahui penyebab kerusakan mental mereka satu persatu, lagi-lagi itu membuatnya merasa bersyukur.

"Haloo ibu koki, hari ini kita pinjam anak ibu koki ya!! Kata ibu Nana hari ini kita akan melakukan terapi musik. Tadi ibu Nana udah jelasin deh kayaknya terapi musik itu apa, tapi Vivi lupa yang pasti itu dengerin musik deh" Haechan dan Chenle terkekeh bersamaan, lalu Haechan mengusap kepala anak bernama Vivi itu dengan sayang.

"Yaudah, Chenle nyanyi aja. Bunda juga mau denger" Chenle mengangguk, mulai memainkan gitarnya dan menghibur kelima anak yang kini menatapnya dengan mata berbinar.

"KAK CHENLE!! Aku mau dongg belajar main ini, ini apa namanya??!!!"

"Ini gitar sayang"

"NAH!! Aku mau belajar main gitar, ajarin ya??"

"Aku juga"

"Aku juga mau!!"

"Kak lele aku juga, aku juga" Chenle terkekeh kelimanya minta diajarkan memainkan gitar.

"Boleh, tapi cium kakak dulu sini" Chenle menepuk pelan pipi kiri dan kanannya setelah itu anak-anak langsung menyerbunya. Chenle tertawa, Haechan tertawa.











🥀__🥀





Jisung itu diberikan segalanya oleh sang ayah sejak saat itu. Ia ingin memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, makanya ia menyewa seseorang untuk melacak dan mencari bundanya. Dan tidak tau saran dari siapa, Jisung memasang pelacak dimobil Chenle. Jisung hanya mendapat firasat bahwa Chenle lah yang akan bertemu Haechan duluan. Dan benar saja, sore itu ia ditelfon temannya bahwa Chenle melakukan perjalanan yang sangat jauh, Jisung tidak ingin ketahuan jadi ia menyuruh temannya saja yang mengikuti gadis kecil itu. Sore itu, ia mendapat alamat bundanya.

Dan disini lah Jisung. Mencengkram erat setir mobil saat melihat bunda dan kakaknya tertawa bahagia dengan beberapa anak yang tengah memeluki mereka. Ia tidak marah, hanya saja ia sedang mengingat, kapan terakhir bundanya tertawa selepas itu??

Jisung tidak pernah melihat Haechan tertawa lepas sejak perceraian. Yang sering ia temukan adalah Haechan yang menangis di pojokan dapur setiap tengah malam. Bahkan wanita itu tidak mau menangis dikamarnya karena takut Jisung akan terbangun. Dari itu Jisung menyimpulkan bahwa bundanya sangat mencintai ayahnya, tapi ayahnya berselingkuh. Jisung ingin membenci ayahnya tapi tidak bisa karena ayahnya memberikannya yang terbaik, ia juga tau tentang penolakan sang ayah terhadap dirinya. Tapi tidak apa, semua manusia itu punya titik salahnya masing-masing.

Jisung membiarkan tetesan air mengaliri pipinya. lalu menghidupkan mesin mobilnya dan berjalan perlahan meninggalkan pekarangan rumah disabilitas tempat bunda dan kakaknya tinggal. Keduanya bahagia bersama, terlebih bundanya. Ia tak tega merusak kebahagiaan itu dengan muncul dihadapan mereka. Jisung memilih mengalah, mengalah pada egonya bukan lah hal yang sulit. Tidak apa ia sakit, asal bundanya jangan.


Jangan sampai ia punya penyesalan lain.











🥀__🥀

Aku tadi nonton live nya caibing makanya lupa update hehehehehehehe
liaaaaat, aku kayak nemu harta karun

Aku tadi nonton live nya caibing makanya lupa update heheheheheheheliaaaaat, aku kayak nemu harta karun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


KALIAN HARUS TAU BETAPA CANTIKNYA DIA  HAHAHAHAHA.





aku tuh lagi setressssss banget dari kemarin. Pokoknya ciri khas aku kalo lagi setres tuh = berisik di socmed hahahahaha

udh gila emang😭😭

why✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang