✨13✨

3.4K 488 28
                                    


🥀__🥀

Jisung mengernyit, ia tidak melihat ada aktifitas cafe diruko sewaan bundanya. Ruko itu kosong, padahal ini jam makan siang.

"Kok bisa kosong?" Chenle disamping Jisung juga heran. Masalahnya cafe itu bersih, bahkan mesin kasir di pojokan pun tidak ada. Hatinya gelisah.

"Eh Jisung?" Jisung menoleh, hatinya sedikit lega melihat ada mbak Ara disana.

"Mbak, bunda dimana?" mbak Ara tidak menjawab langsung.

"Kerumah mbak aja dulu yuk? bundamu nitipin semua barang mu disana"

"Loh emangnya ruko ini kenapa? kenapa barang ku diantar bunda kerumah mbak Ara?? Trus ini bundanya kemanaaa?"

"Adek tenang dulu, mbak ayo antar saya kerumah mbak buat ambil barang Jisung" mbak Ara mengangguk, menuntun ketiga orang itu menuju rumahnya yang tepat dibelakang ruko sewaan Haechan.

"Tadi malem mbak Haechan bayar full tunggakan sewa ruko. Trus nitipin barang Jisung kesini, tapi mbak Haechan nggak bilang mau kemana. Pokoknya semua isi cafe dijual mbak Haechan" Kaki Chenle melemas. Bundanya tidak bisa dihubungi, lalu ini malah menghilang??

"Kerumah tante Reina kali ya yah?" Jeno mengangguk ragu, terakhir kali Haechan menghubunginya, ia bilang bahwa ia akan membuka cabang cafe diluar kota. Namun mbak Ara mengatakan bawha cafe yang dibuka Haechan sama sekali tidak berputar modal.

"Kita pulang aja dulu ya?? Baru kerumah tante Reina. Kasian kalian baru abis flight, pasti capek" Jeno kira kedua anaknya akan menurut, namun bantahan yang ia terima. Chenle dan Jisung tidak akan tenang jika belum bertemu Haechan. Haechan sudah beberapa hari tidak ada kabar, keduanya khawatir.

Disini lah mereka, disambut tatapan bingung Reina.

"Haechan gak ada kesini, tante juga gak tau dia dimana. Udah cari diruko?" Chenle mengangguk.

"Udah tante, mbak Ara bilang bunda jual semua barangnya. Emang bunda gak ada cerita sama sekali ya tan??" Reina menggeleng. Ia tidak tau menahu dimana Haechan. Terakhir kali mereka bertemu saat Haechan mabuk, setelah itu Haechan bagai ditelan bumi. Padahal rencananya ia akan mengunjungi Haechan malam ini.



"Kalian pulang dulu deh, nanti kalo ada kabar tante hubungi ya?" Keduanya mengangguk lesu, berjalan gontai dan masuk kedalam mobil, sedari tadi Jeno menunggu disana. Ia masih terlalu malu untuk bertemu Reina.

"Ayah" Mata jisung memerah.

"Kalo bunda pergi jauh gimana" Tangis anak itu pecah. Bukan hanya ia, Chenle pun sama namun tidak dengan cara histeris seperti Jisung.

"Ayah.... Aku takut" Jeno merengkuh kedua anaknya, mencoba menenangkan walau dirinya sendiri pun masih belum bisa mencerna apa yang terjadi.






🥀__🥀








Hiii!! Thanks yang udah mau isi secreto aku😘

Met malming?????!!!

Triple up gak nih?? 🔥

why✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang