✨11✨

3.9K 541 64
                                    

🥀__🥀




"AYAH!!??" Chenle terkejut? Jelas. Karena ayahnya tadi pagi mengatakan bahwa ia akan flight ke Jepang. Tetapi kenapa tiba-tiba ada disini?

"Ayah mau ngajakin kamu sama adek sekalian ke Jepangnya"

"Tapi, bunda??"

"Ini bunda kok yang ngasi izin, yuk ah masuk. Satu jam lagi pesawat kita flight" Jisung diam-diam tersenyum saat mobil sang ayah mulai meninggalkan pekarangan sekolah. Jika rencana ini berhasil menurunkan ego bundanya, kenapa tidak ia coba dari dulu saja.

"Ayah nanti kesana kita full main ya??" Jeno tersenyum melihat Jisung yang sangat exited.

"Ayah, ini beneran udah bilang bunda?" Chenle sekali lagi memastikan. Ia hanya merasa ada yang janggal.

"Iyaa, kalo gak percaya telfon aja bundamu" Chenle mengangguk, diam-diam menghubungi sang bunda.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chenle tidak sadar bahwa ia memangis membaca pesan bundanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chenle tidak sadar bahwa ia memangis membaca pesan bundanya. Entah kenapa ia merasa ada yang tidak beres.

"Kak anjir. Gue tau lo seneng bisa liburan sama gue, tapi gak nangis juga" Jisung tidak sengaja menoleh kebelakang. Tangisan Chenle tidak berhenti, malah semakin kencang. Sampai-sampai Jisung dan Jeno harus menenangkannya dahulu baru berjalan memasuki bandara.










🥀__🥀



"GILA!! Terakhir kali aku liat Haechan mabuk kapan sih ai?? 2/3 tahun yang lalu? Pas udah resmi cerai kan?" Reina tidak menjawab ocehan tidak jelas suaminya. Focusnya ke Haechan sekarang. Penampilan wanita itu sudah sangat beramtakan. Pipi merah, Mata sembab, apa yang barusan di alami wanita ini?

"Jaem? lo pernah liat orang gagal jadi ibu gak? kalo gak pernah, lo beruntung hari ini karna udah ketemu sama orangnya" Haechan memukul dadanya kuat, seolah memberi tahu bahwa ialah ibu gagal yang dimaksud.

"Gagal jadi wanita plus gagal jadi ibu. Lengkap banget gak tuh" Reina dan Jaemin saling pandang. Apa maksud wanita ini.

"Ren, Gue harus pergi jauh kali ya?? biar Chenle sama Jisung bisa bahagia. Gue rasa mereka malu deh punya ibu kayak gue" Haechan diam sebentar, menegak bir yang tadi ia beli. Mungkin Haechan sudah hampir menghabiskan 3 botol, Reina bersumpah akan memukul kepalanya dengan botol bir jika wanita itu hendak membuka botol keempat.

"Kayak yang lo nasehatin, gue hari ini ngasi izin Jeno untuk melakukan semua hal yang dia mau. Jisung mulai hari ini bebas. Mereka terbang kejepang tadi siang. Dan sampe sekarang, satu pesan pungak gue terima dari Jisung. Seengganya ngabarin kalo dia lagi sama ayahnya kan bisa, tapi dia gak melakukan itu Ren" Ada setitik air jatuh di ujung mata Haechan.

"Itu cukup buat gue ngerasa kalau dia gak ngehargain gue Ren. Dia mungkin udah terlalu muak sama gue. I'm the worst mother ever" Reina dengan cepat menggeleng.

"You're not!! Lo ibu yang baik. Lo ibu terbaik Haechan. Please jangan bikin asumsi sendiri" Haechan menggeleng. Ia tidak setuju dengan ucapan Reina.

"Ini bukan asumsi sendiri. Anak gue yang ngebuktiinnya Ren" Haechan diam setelah mengucapkan itu, kepalanya masih menempel pada meja. Reina dan Jaemin menatapnya iba. Sesakit itu kah wanita ini?





🥀__🥀






Jujur aku ngetiknya sakit banget😂











Hai haiiii aku abis nonton girls planet :D

why✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang