16

773 55 7
                                    

Alo🙂
Dah brp lama diri ini mengheelang WKWKWK

Selamat membaca📖

--------------------

Lala memasuki cafe dekat universitas ******* sambil membawa paper bag coklat di tangannya. Dia berjalan pelan ke pojok ruangan, tempat yang selalu digunakannya ketika bertemu seseorang. Sudah bisa diketahui bukan siapa orang itu?

Yap, bapak Keynan Ardinata.

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di cafe ini, gadis itu sudah melihat Keynan sangat fokus bermain dengan kertas, pulpen, dan laptop. Bahkan ketika ada seorang waiters yang pahanya terkena ujung meja dan meringis kesakitan, lelaki itu sama sekali tak terganggu sedikitpun. Dia berjalan perlahan hingga tak menimbulkan suara langkah kaki dan 'RAWR' gadis itu berhasil membuat Keynan kaget.

Naasnya, bertepatan dengan itu Keynan sedang memegang segelas kopi panas. Beruntung tumpahan kopi tersebut tak mengenai kertas yang ada di meja Keynan. Lelaki itu langsung meletakkan kopinya ke tempat semula dan mengibas-ibaskan tangannya sambil meringis kepanasan.

Sang pelaku menutup mulutnya dengan menampakkan ekspresi terkejut dan tentunya rasa bersalah. Gadis itu buru-buru mengambil tisu dari tasnya dan berlari meninggalkan Keynan. Namun, sesaat kemudian dia kembali lagi untuk meletakkan tas dan totebag-nya.

Keynan mengerutkan keningnya, dalam hati dia bertanya apakah gadis itu baik-baik saja?

Tak mau ambil pusing, lelaki itu memilih untuk membersihkan tumpahan kopi menggunakan tisu Lala. Dia membungkus tisu yang telah digunakan dengan tisu baru, supaya tak banyak tisu yang berceceran di meja, lalu menyisihkan tisu itu dipinggir meja.

Lala datang sambil membawa tisu kering yang sudah dibasahi oleh sedikit air dan meletakkan tisu itu di luka bakar Keynan. Namun, sebelum dibawa keluar tisu itu sudah diperas lebih dulu supaya airnya tidak berceceran. Tingkah Lala membuat lelaki di depannya tertawa dan meletakkan keningnya di meja.

Berbanding terbalik dengan Keynan, Lala justru menatap lelaki itu dengan sebal. Dia sudah effort lari ke kamar mandi untuk mengambil air dan pada akhirnya di tertawakan.

Menyebalkan!

Ingin rasanya dia memukul, menendang, dan membalik lelaki itu! Namun, yang bisa dia lakukan hanya menarik rambutnya. Tarikan gadis itu cukup kuat, dia melampiaskan semua kekesalannya, tak peduli dengan rintihan Keynan yang meminta untuk dilepaskan dan ketika sudah terlepas lelaki itu mengusap-usap kepalanya.

"Sakit?" Tanya Lala ketus, yang diangguki Keynan.

"Mau lagi?"

Keynan refleks mundur sambil menggelengkan kepalanya. Bibirnya sedikit melengkung ke bawah. "Maafin," ujarnya pelan. Setelah Lala duduk dihadapannya, lelaki itu menempelkan lagi tisu dari Lala ke luka bakarnya.

"Ngapain ditempelin lagi? Buang aja. Nih, satuin sama ini."

Lala memindahkan gumpalan tisu dari pinggir meja ke hadapan Keynan dan anehnya lelaki itu kembali tertawa. Padahal tak ada sesuatu yang lucu sama sekali. Aneh.

Gadis itu menatap Keynan dengan heran, kening berkerut, dan tatapan sinis. "Kenapa sih? Aneh banget," ujarnya.

"Kamu lucu. Lari-lari kayak orang panik, balik bawa tisu, terus ngambek," ujar Keynan membuat gadis dihadapannya terdiam ditempat. Gadis itu memutus kontak dengan Keynan dan menyisir rambutnya kebelakang.

"Makasih," ujarnya ketus.

Gadis itu kembali menetralkan suaranya dan mendekatkan paperbag yang dibawanya kepada Keynan. "Oh iya, ini ada sedikit oleh-oleh buat kamu sekeluarga," ujarnya.

MY DISABLE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang