Jane & Lalisa 🌠 End

26

aku pikir untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama aku merasa benar-benar damai.
aku mengatakan yang sebenarnya kepada teman-temanku, dan meskipun Rosé tidak mempercayainya dan berbicara dengan keterlaluan, sudah cukup bagiku bahwa Jisoo dan seulgi memercayai dan mendukungku.
aku masih sangat menghargai Rosé, tetapi setelah semua yang dia lakukan, Rosé tidak punya hak untuk menghakimiku, dan jika Rosé ingin pergi dari hidupku, maka aku tidak akan menghentikannya karena aku tahu bahwa suatu hari, ketika Rosé bisa mengerti dan tirai terangkat dari keengganannya untuk menerima kebenaran maka Rosé akan kembali sendiri.

Aku masih takut pada jennie, aku tidak bisa menyangkalnya.
jennie masih berada di jalan yang tidak pasti.
jennie tidak memberitahuku, tapi aku tahu jennie berenang di perairan yang berbahaya.
aku ingin mencegahnya, tetapi aku tidak tahu caranya.
Kehilangan jennie berarti kehilangan jiwaku juga, dan aku tidak berniat membiarkan itu terjadi.

Sejak aku tiba di sekolah, yang sudah lama tidak aku kunjungi dan hampir lupa jalan, Jisoo telah memberi tahuku tentang gosip yang telah aku lewatkan.
aku harus mengakui bahwa aku sedang bersenang-senang, aku tidak dapat membayangkan betapa bagusnya sekolah yang dulu aku benci bagiku, tetapi rasanya menyenangkan untuk kembali ke kehidupan normalku sedikit dan menjauh dari masalah yang berputar-putar dan menggerogoti diriku sekarang.
aku mengetahui bahwa Rosé tidak bersekolah selama berhari-hari seperti halnya diriku, tetapi aku sekarang tidak terkejut.

Setelah kelas, aku tidak keberatan ketika Jisoo meraih lenganku dan menyeretku ke mal.
jisoo marah dan sedikit tersinggung padaku  karena aku mengabaikanya dalam waktu yang lama.
Dia benar tapi aku tidak bisa berbicara karena aku sangat sibuk dengan diriku sendiri dan jennie akhir-akhir ini sehingga aku mengabaikannya sama sekali.
Meskipun aku tidak melakukannya dengan sengaja, itu tidak mengubah fakta bahwa aku telah meninggalkan teman temanku.

Setelah melihat-lihat beberapa toko, Jisoo akhirnya bisa mendapatkan tas yang telah dia tunggu-tunggu selama berbulan-bulan untuk dijual.
Menyadari bahwa aku terjebak dalam gaun merah yang terlalu ketat dan terlalu seksi untukku, Jisoo menekanku untuk membelinya, mengolok-olokku dengan mengatakan bahwa Jennie ingin melompat ke arahku ketika dia melihatku mengenakan gaun ini.
Meskipun awalnya aku tidak bisa menahan desakannya dan membeli gaun itu, aku harus mengakui bahwa aku ingin jennie melihatku saat aku mengenakan gaun ini.
Itu adalah permintaan yang lucu dan kekanak-kanakan, tapi aku ingin membuatnya terkesan.

"Oh, aku sangat lelah! Tidak ada jejak energi lamaku yang tersisa. Kim Jisoo yang legendaris, yang tidak pernah lelah, akan segera menghilang ke halaman sejarah yang berdebu."
Aku terkekeh sambil mempelajari menu di tanganku.
Kami duduk di sebuah kafe di mal untuk minum, dan kami berdua sangat lelah karena berjam-jam.

Setelah memberikan pesanan kami kepada pelayan yang datang di sebelah kami, aku mengalihkan pandanganku kembali ke Jisoo.
"Kamu masih seorang legenda, sayang. Jangan tidak adil pada dirimu sendiri."

"Aku tahu, sayang, aku tahu," kata aktris itu, menggoyangkan rambut hitamnya yang panjang dan menjulurkan lidahnya.
"Ngomong-ngomong, jangan pikir aku lupa kamu belum memberitahuku detailnya. Sekarang tuangkan."
Aku menatapnya seolah-olah untuk menunjukkan bahwa aku tidak mengerti.
jisoo bergumam sambil memutar matanya dengan frustrasi.
"Aku sedang membicarakan Jane, bodoh."

Aku benci nama ini.
Itu hanya Kim Jennie.
Jane adalah topeng dirinya, menyembunyikan identitas aslinya, dan aku tidak ingin dia hidup dengan topeng itu lagi.
aku ingin semua orang melihat kebaikan dalam dirinya, seperti aku melihatnya.

"Aku tidak tahu harus berkata apa, Jisoo. Aku hanya jatuh cinta padanya ketika aku bahkan tidak menyadarinya, agak terlambat untuk menyadarinya, tetapi sekarang aku tahu bahwa aku sangat mencintainya dan aku ingin menjadi seperti itu. ada untuknya apa pun yang terjadi."