Jane & Lalisa 🌠 End

episode khusus 1

Sudah hampir setahun sejak Kim jennie datang ke dalam hidupku.
Aku mencintainya.
Aku mencintainya dengan sepenuh hatiku.
aku tidak dapat menemukan kata-kata untuk menggambarkan intensitas perasaanku kepadanya.
Tapi yang bisa aku katakan adalah bahwa aku bahagia.
jennie telah menepati janjinya kepadaku dan meletakkan surga yang dijanjikan di hadapanku.
Bagiku, itu adalah surga.
Bahkan satu hari tanpa dia terasa seperti neraka.

Dan hari ini adalah hari ulang tahunnya.
jennie adalah seseorang yang tidak merayakan ulang tahunnya sekali dalam beberapa tahun.
jennie selalu mengatakan dia tidak suka hari-hari istimewa, tapi jauh di lubuk hati, aku tahu dia merindukan hari-hari istimewa ini.
Anak mana yang tidak ingin meniup kue kecil atau mendengar ucapan selamat?
Tentu saja jennie menginginkan ini juga, tetapi tidak ada yang mendengar suaranya, semua orang lebih suka meninggalkannya sendirian.
Tidak akan seperti ini lagi, aku mungkin tidak bisa mengembalikan masa kecil yang tidak bisa dia jalani, tapi aku bisa membuat masa depannya indah dan membuatnya bahagia.
Itu ada di tanganku dan aku akan melakukannya.

Anak perempuan yang tumbuh sendirian itu sekarang menjadi wanita dewasa, tidur nyenyak di sisi kiri tempat tidurku.
aku, di sisi lain,aku tidak bisa tidur meskipun terasa sangat lelah dan aku tenggelam dalam mengawasinya.
Wajahnya yang gelap, bibir merahnya yang sedikit terbuka, rambut hitamnya yang bergelombang jatuh menutupi dahinya… Kim jennie adalah makhluk yang sempurna.
Setiap poin tampaknya telah dibuat dengan hati-hati.
Itu menakjubkan dan tidak mungkin untuk tidak jatuh cinta padanya.

Ada rasa sakit yang manis di hatiku melihatnya.
Terlepas dari semua waktu yang telah berlalu, aku masih meleleh dengan setiap sentuhannya, dan sekilas gemetar karena kegembiraan.
Sulit dipercaya bahwa itu memiliki efek seperti itu padaku, tetapi aku tidak mengeluh untuk sesaat.
Jatuh cinta padanya mungkin adalah hal terbaik yang pernah terjadi padaku.

Aku tidak bisa menahan diri lagi, aku meringkuk di sampingnya dan menempelkan bibirku ke pipinya, meninggalkan ciuman yang berair.
jennie bergerak sedikit, tetapi tidak membuka kelopak matanya.
Sementara aku tidak bisa menahan senyum, aku mengusap pipinya yang sedikit memerah lagi.
Dan kemudian aku meniup ciuman lagi, dan kemudian lagi dan lagi.
Ciuman itu berlanjut tanpa henti sampai jennie meraih pinggangku dan menarikku ke bawah.

Jeritan kecil keluar dari bibirku saat jennie perlahan membuka matanya dan menatapku dari atas dengan ekspresi mengantuk.
Benar-benar tidak adil bagi seorang jennie untuk menjadi begitu menarik bahkan dalam bentuknya yang baru terbangun.

"Sayang, kamu membangunkanku. Tidakkah kamu pikir kamu pantas mendapat hukuman juga?"

Ya Tuhan, bahkan suaranya yang dalam dan teredam membuat jantungku berdebar kencang seketika.
Aku menganggukkan kepalaku main-main.
Tidak butuh waktu lama bagi matanya untuk melihat kemerahanku saat aku mengerucutkan bibirku.

"Aku hanya ingin mencium pacarku."

Saat sudut bibirnya melengkung, dia membiarkan dirinya jatuh di sampingku, membenamkan wajahnya di ceruk leherku, dan menghirup aromaku dalam-dalam.
Aku melingkarkan tanganku di punggungnya dan menempelkan bibirku ke rambutnya.

"Aku akan memberikan hukumanmu nanti, sekarang aku hanya ingin tidur. Denganmu."

Mau tak mau aku memutar mataku melihat suasana mengantuknya, tapi jennie sangat imut hingga aku bahkan tidak bisa marah.
Kami terdiam beberapa saat, hanya membiarkan napas kami memenuhi ruangan.
Bahkan pernapasan jennie yang teratur sudah cukup untuk membuatku merasa damai, yang agak aneh.
Fakta bahwa bahkan napas seseorang terasa begitu enak mungkin merupakan indikator lain dari terlalu banyak cinta.

"Aku mencintaimu," kataku dalam bisikan.
Aku tidak tahu apakah jennue sedang tidur, apakah dia bisa mendengarku, tapi aku tidak peduli.
Hari ini aku lebih mencintai dia daripada sebelumnya, dan aku tidak takut untuk menunjukkannya.