Hari ini Pak Broto sudah terlihat baik-baik saja. Rona wajahnya terlihat lebih cerah hari ini, setelah kemarin seharian murung banyak pikiran. Satu hal yang patut ditiru dari beliau, yakni tidak berlarut-larut dalam kesedihan.Pak Broto kini sedang duduk bersantai di ruang tengah. Sementara para kuncrut, sedang bermain catur di teras depan rumah, para kuncrit sedang memasak makanan untuk makan malam bersama nantinya. Kegiatan rutin setiap minggunya.
Dari bilik dapur belakang, suara cekikikan berkali-kali terdengar melihat tingkah Pak Broto yang jarang terlihat didepan umum, yakni mendengarkan lagu sambil berjoget.
Api asmara yang dahulu pernah membara
"Oe, oe.." Pak Broto memberi backsound.
Semakin hangat bagai ciuman yang pertama
"Ngek, ngek.."
Detak jantungku seakan ikut irama
"Aseekkk.."
Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut..
"Cihuuyy.."
Pak Broto mengabaikan tatapan aneh para gadis yang cekikikan, toh.. mereka juga sudah dianggap keluarga sendiri. Apalagi lagu berjudul 'kopi dangdut' ini adalah lagu favorit Pak Broto yang memang hobi ngopi. Meskipun beliau kini sedang bergoyang-goyang sambil memejamkan matanya, dengan tangan kanan memegang secangkir..susu hangat.
Sedang asik mendengarkan lagu, tiba-tiba terdengar dering telepon masuk dari ponselnya. Saat dilihat ternyata Ibunya Kristin yang menelpon via video call. Pak Broto memang sering berhubungan dengan orang tua para penghuni kost, setidaknya seminggu sekali, sebagai bentuk tanggung jawab pemilik kost. Segera dikecilkan volume musik dan mengangkat panggilan masuk tersebut.
"Halo, selamat siang Bapak."
"Selamat siang Ibu.."
"Ambooiiii.. sa terkejut, ternyata Bapak ganteng sekali, pantas saja Eli bilang betah disana."
"..Eli siapa Bu?
"Ah, Kristin maksudnya, hehe.."
"Oh."
"Sa ganggu kah tidak, Bapak?"
"Enggak, Bu. Saya lagi nyantai kok."
"Aduh, sa jadi grogi ini."
"Grogi kenapa lho."
"Sa tidak biasa ngobrol sama orang ganteng."
"Haha.. Ibu bisa saja. Kayak ABG pakai grogi segala."
"Eli--Eh, Kristin nakal kah tidak, Bapak, disana? Kalo nakal pukul saja pantatnya."
"Kristin baik kok, anaknya juga penurut, meskipun--"
"--meskipun?"
"..agak sedikit cerewet, hehe.."
"Oh, hahahaii.. maklum Bapak, dorang baru kali ini merantau. Baru pertama kali melihat dunia."
"Iya, saya paham. Rasa ingin tahunya tinggi. Saya dulu waktu muda juga seperti itu."
"Sekarang juga masih muda toh.."
"Haha.. tahun depan saya berumur kepala lima, Bu."
"Wow!"
"Kok, wow?"
"Sa pikir Bapak masih tiga puluh tahunan! Sa jadi malu, keliatan lebih tua dari Bapak."
"Enggak lah, Ibu juga keliatan awet muda, apalagi hobi tertawa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi 'Timur'
Misterio / SuspensoTimur, Barat, Utara, Selatan. Semua saling berkaitan, meskipun berjalan saling menjauh. Jika bumi itu bulat, berjalan ke arah Barat sejauh apapun tetap akan bertemu dengan arah yang sebelumnya kita anggap Timur, dan sebaliknya. Semua ada untuk salin...