13 ▪️ Kamar yang tertukar

9 4 0
                                    


"Aaaaaaa..."

Teriakan kencang Kristin menggelegar saat subuh tiba. Bukan dari kamarnya, melainkan dari kamar Frans.

Kok bisa?

Sementara Frans yang terbangun karena terikan Kristin juga merasa bingung, karena merasa dia kini ada di kamar cewek, kamar Kristin tepatnya.

Makin membingungkan.

Setelah memeriksa bahwa dirinya masih utuh dan tidak ada tanda-tanda dirinya, disentuh cowok, Kristin memutuskan untuk keluar kamar, dengan berbagai macam perasaan campur aduk. Di luar kamar area kost putra terlihat wajah-wajah keheranan, mereka terlihat bertanya-tanya ketika melihat Kristin keluar dari kamar Frans. Wendy di depan pintu kamarnya melongo, Rio menganga mulutnya, Irsan mengerjapkan matanya berkali-kali, Andre tercengang, sementara Wahyu memalingkan wajahnya. Bagaimana tidak, Kristin kini hanya memakai celana pendek sejengkal dan tank top transparan tembus pandang.

"KAKAK KAKAK.. TUTUP MATANYA!" teriak Kristin yang tidak ditanggapi oleh semua cowok.

Kesal diabaikan, Kristin bergegas keluar dari area kost putra, dengan tangan kiri menempel di dadanya untuk menutupi aurat, sementara tangan kanannya menodongkan gagang sapu yang diambil dari samping pintu kamar Frans.

"KORANG SEMUA, BRENGSEK!!" Kristin berlari sambil terisak.

Sementara nasib Frans jauh lebih buruk dari Kristin. Di area kost putri, setelah keluar dari kamar Kristin, didapatinya tatapan membunuh dari para cewek.

"Sa--saya tidak tahu, nona-nona.." Frans mencoba membela diri.

Namun yang dia peroleh adalah serangan bertubi-tubi, baik pukulan, gamparan hingga tendangan dari para cewek, Frans segera berlari terbirit-birit. Untungnya Ningsih tidur berjaga di kamar Pak Broto, menemani Celia. Jika tidak, mungkin saat ini Frans sudah bonyok.

Di depan rumah Pak Broto, Frans bertemu dengan Kristin yang kini menatapnya tajam dengan tatapan permusuhan. Matanya merah, tanpa mengatakan apapun Kristin hanya melayangkan gagang sapu ke kepala Frans.

"Aduuhhhh..." Frans meringis kesakitan, dan segera pergi meninggalkan Kristin.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Bagaimana mungkin, Frans dan Kristin bisa terbangun dalam keadaan tertukar tempat?

Saat keadaan sudah lebih tenang, Wahyu dan Joni segera menghampiri Frans.

"Lo nggak apa apa, Frans?"

"Babak belur, teman-teman." Frans meringis mengusap-usap kepalanya yang tadi jadi sasaran amukan massa.

"Kenapa bisa begini? --eh, Mas Rio mau kemana? Masih pagi ini, kok dah rapi?" perhatian Wahyu yang tadi bertanya teralihkan saat melihat Rio.

"Ada urusan, Wo. Kalian selesain dulu masalah ini. Ntar kabari aku ya." Rio berlalu tanpa menunggu jawaban.

"Hadeh, Mas.. saat seperti ini malah pergi." Joni mengeluh.

"Sialan si Yono, aku berangkat sama siapa ntar!" Wendy ngomel sendiri.

"Ntar bareng sama gue aja, Mas." Wahyu menenangkan Wendy, kemudian menoleh ke Frans, "gimana? ada apa ini?"

"Saya juga tidak tahu..". Frans menggelengkan kepalanya. "Ketika bangun, tau tau udah di kamar Dinda Kristin."

Wahyu beralih ke Joni. "Menurut Lo, ada hubungannya sama buku itu nggak? Semalam Lo bilang, halamannya hilang kan?"

"Bisa jadi.." Joni manggut-manggut.

"Kita cek cctv nggak sih? Sapa tau bisa liat bagaimana caranya mereka bisa tertukar kamar." Andre usul.

"Iya, sapa tau aja mereka cuma tidur sambil berjalan." Irsan menimpali.

Elegi 'Timur'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang