4 ▪️ Minggu Pagi

33 10 1
                                    


Kristin merasa dirinya mengalami keajaiban dunia. Bagaimana tidak, pagi ini di hari minggu, dirinya bisa bangun jam lima pagi. Ini menjadi rekor tersendiri buatnya. Meskipun demikian, dirinya tetaplah terbangun paling akhir, sebab entah mengapa para penghuni kost sangat rajin bangun pagi.

"Hoaamm.." Kristin menguap didepan pintu kamarnya.

"Sudah bangun, tuan putri." Sapa Bella, yang kamarnya paling dekat dengan Kristin, yang kebagian kamar diujung Selatan.

Kristin masih setengah mengantuk, matanya masih sayu. Dilihatnya Bella sedang menyapu lantai kamarnya. Wulan di sebelah kamar Bella sudah mulai beres mengepel. Sedang Kirai, Cindy dan Tisya, tak terlihat, mungkin sedang mencuci baju di dalam, tapi sudah terlihat bangun, karena pintu kamar mereka juga sudah terbuka. Ningsih, yang kamarnya paling ujung Utara, yang konon adalah ketua suku kost putri, sedang mencuci motornya didepan kamarnya, anak itu memang paling rajin dari seluruh penghuni kost dan biasa bangun sebelum subuh.

"Pagi Kakak semua--Hooamm."

"Pagi juga, bungsu--" sahut keduanya hampir bersamaan.

"Kalo masih ngantuk tidur aja lagi, Tin!"

"Hehe.. trada Kakak, tanggung sudah bangun, Bapak bilang kemarin toh, katanya anak gadis jangan suka bangun kesiangan, nanti rejekinya dipatok ayam, sa pikir sa tidak lihat ada ayam?" tanya Kristin polos.

"Itu kan cuma perumpamaan doang kalii.."

"Tapi kenapa ayam? Sa tra suka ayam, tapi kalo daging ayam sa doyan."

"Yee.. kalo itu kita juga doyan lah! --dah beberes dulu, nanti kita ada kerja bakti." Wulan menyahut sambil masuk ke kamarnya.

"Kerja bakti apa, Kak Bella?"

"Bersih-bersih halaman depan--"

"Harus ikut kah? Sa malas sekali.."

"Ah, dasar Ale pemalas! Ada cowok-cowok cakep dari sebelah sama makan gratis, tak mau kah?" goda Bella memainkan alisnya.

"Iyo, kah?"

"Iyo, tho!"

"Sa kudu dandan cantik ini." Buru-buru Kristin masuk ke kamar, disusul tawa Bella.

Merekapun segera sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

*

Sementara itu, di halaman depan sudah ada Frans, yang sudah siap sejak tadi. Dirinya sudah mandi dan memakai pakaian baru nan wangi. Sengaja agar bisa mendekati Kristin, karena belum sempat berkenalan.

Tak berselang lama, semua penghuni kost sudah berkumpul di halaman, minus Wendy tentunya yang hari ini harus masuk kerja. Mereka segera melakukan aktivitas seperti yang sudah biasa dilakukan tiap minggunya.

Wahyu masih mencuci mobil disudut Timur yang memang tempat biasa dia mencucinya, sebagai satu-satunya penghuni kost yang punya mobil, tak ada yang protes tentunya. Dia juga ditemani Cindy, yang tak akan rela pacarnya didekati siapapun.

Para lelaki seperti Rio dan Joni sibuk di depan rumah, membersihkan selokan. Ditaman, ada Ningsih yang memang profesinya sebagai petugas pertamanan kota, ditemani Irsan dan Andre. Sementara Frans sibuk mendekati Kristin sambil mencabuti rumput. Wulan dan Tisya bagian menyapu menggunakan sapu lidi. Sedang Bella menyirami tanaman.

Di dapur rumah Pak Broto, ada Celia dibantu Wulan dan Kirai, menyiapkan makanan dan minuman ringan. Semua tampak bekerjasama dengan baik. Sehingga kian lama, rasa persaudaraan kian tumbuh. Tak jarang, canda tawa mengisi suasana.

Elegi 'Timur'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang