Andrew's POV
"Open your eyes."
Dia membuka matanya kemudian tersenyum.
"What do you see?"
Dia menoleh ke arah gue masih dengan tersenyum.
Kemudian dia kembali menatap ke hadapannya. "I see a beautiful dress right in front of me." katanya.
"Do you love it?" tanya gue.
"Is that for me?"
Gue mengangguk dan mendekat ke Cassadey. "So, Cass," gue berdehem, "will you be my prom?"
Dia mengernyitkan dahi. "You asked me?" dan kemudian dia memegang pipi gue. "Of course, I do." katanya pelan.
Gue mencium keningnya perlahan. "That's good to know."
Dia tertawa. "What? You thought I would say no?"
Gue menggeleng. "No, I thought you already have a dress."
Dia tertawa kecil. "I did, actually, but I'm wearing this dress from you, no doubt."
Gue tersenyum. "Thank you."
Dia menaikkan alisnya. "No, thank you."
***
Seminggu kemudian, gue menjemput dia dirumahnya untuk pergi ke prom night bareng. Sekarang, gue berada di depan rumahnya. Lebih tepatnya, di drpan pintu rumahnya.
Gue mengetuk puntu beberapa kali lalu seseorang membuka pintu-Ibu Cassadey.
"Oh, hey, Andrew. Come in." katanya. "Cassadey's still upstairs. You may go to her room if you want."
"You don't have to." kata seseorang-yang gue kira Cassadey-dari atas. "I'm coming down."
Kemudian, dia pun turun dari tangga dengan semyum di wajahnya. Dia kelihatan begitu anggun dan cantik dalam mengenakan gaun itu.
Yap, gue emang nggak salah pilih... gaunnya-salah, orangnya. Gue emang nggak salah pilih orangnya.
Gue bingung kenapa ada cowok lain yang berani nyakitin perasaannya, yang mainin perasaannya. Tapi, itu ngasih gue sesuatu kalo gue akan selalu jagain dia dan nggak mainin perasaannya. Because, I love her. I really do.
"You look beautiful." kata gue.
"Thank you." katanya. "Mom, we're going now."
"Okay, have fun!"
***
Kita berangkat ke tempat tujuan menggunakan mobil gue. Sekarang Cassadey berada di samping gue.
"I'm glad for having you." kata gue.
"Me too." katanya. "Thank you for being here, in my life, when someone couldn't or even broke my heart."
Gue tersenyum mendengar kata-katanya. "I am honored to be yours." dan memegang tangannya.
Dia ikut tersenyum dan mencium pipi gue. "I love you, I literally can't even."
"I love you, too."
***
Gue membukakan pintu untuknya lalu kita berjalan bersama masuk ke dalam pesta prom night. Ya, hari ini adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh para senior SMA. Prom night. I mean, siapa yang nggak? Menjelang hari kelulusan, dansa bareng cewek lo, dinobatkan sebagai Prom King-oke, kalo ini mimpi. Kehadiran gue di SMA ini emang belum lama, hanya sekitar setahun setengah gue bersekolah disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Honesty
Teen Fiction"I promise that we always be together." "Always be together? really?" are you going to keep that promise? are you going to keep your words? i know you don't but i don't know why it hurts why it still hurts? *** itulah sebuah kebenaran akan janji. se...