Chapter three

777 17 2
                                    

Say, what you wanna say
And let the words fall out
Honestly, I wanna see you be brave
-Brave (Sara Bareilles)

Cassadey terbangun dan melihat jam yang berada diatas meja disebelah tempat tidurnya. Dia memeriksa telepon genggamnya, dua missed call dari Raffa dan sebuah pesan darinya yang kemudian dibuka oleh Cassadey, yang berisi:

Hey, what are you doing? Hope you're not busy. I'm gonna meet you at your house. See you then.

Cassadey masih merasa sangat mengantuk dan akhirnya mencuci mukanya. Tidak lama setelah selesai mencuci mukanya, dia mendengar pintu kamarnya diketuk.

That must be Raffa, batinnya. "Come in!" teriak Cassadey. Cassadey mendengar pintu kamarnya dibuka lalu ditutup kembali.

"Hey, where are you?" tanya Raffa sambil mencari-cari Cassadey.

"At the bathroom. Wait, I'll come out!" kata Cassadey lalu keluar dari kamar mandinya. "Hey. What are you doing here? I mean why." kata Cassadey.

Raffa duduk di tempat tidur Cassadey. "I was bored." katanya lalu berbaring di tempat tidur Cassadey, menatap langit-langit kamar Cassadey.

Cassadey terlihat bingung dan berjalan menghampiri Raffa dan duduk disebelahnya. "What is it? Tell me." kata Cassadey.

Raffa menutup matanya. "I was bored. I told you." kata Raffa.

Cassadey mengernyitkan dahinya. "Were you? You're not." kata Cassadey. "Okay, I'm gonna ask you something. Why aren't you tell me you're going to London after graduation?"

Raffa membuka matanya, terkejut lalu duduk. "How-- how do you know that?" kata Raffa sambil menggaruk leher belakangnya.

Cassadey menggeleng pelan. "Why aren't you tell me? You told me it was canceled, that was it. You are a liar."

"I'm not a liar." Raffa menggeleng cepat. "It was true. But then my dad just changed it again like the 'cancellation' never happened. He confused me. He planned something to make me going to London. I was going to tell you but-- but I just wait until the right time."

Cassadey tertawa. "When is it going to be? When you're moving? Well, that's a perfect time." Cassadey mengalihkan pandangannya dari Raffa.

"Cass," kata Raffa. "I don't wanna hurt you."

Cassadey memutar bola matanya. "What do I know about getting hurt?" Cassadey mendesah. "You better go. Your mom must be worry." kata Cassadey.

Raffa berdiri dan mengambil tasnya. "Yeah, I should go. My mom must be worry." kata Raffa mengulangi kata Cassadey pelan dan berjalan keluar pintu. "And I just want you to know that I never meant to hurt you. I really do. I'm sorry. It will never happen again." kata Raffa sambil berjalan lalu membuka dan menutup pintu kamar Cassadey.

Cassadey menengadahkan kepalanya dan menutup matanya lalu bergumam pelan. "I hope." katanya.

Di saat yang sama, Raffa berpamitan dengan orang tua Cassadey dan berlari menuju rumahnya. Rumah Raffa dan Rumah Cassadey memang tidak jauh. Hanya memiliki gang yang berbeda lalu melewati beberapa rumah lagi. Namun cukup lelah dan jauh bagi Raffa yang harus berlari melewati rumah-rumah itu ditemani dengan dinginnya malam. Ketika sudah sampai dirumahnya, dia langsung masuk ke kamarnya tanpa menghiraukan pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari kakaknya, Katrine.

Katrine adalah kakak perempuan Raffa yang hanya lebih tua satu tahun dengannya. Katrine merasa kesal dengan adiknya yang tidak mengacuhkannya dan langsung masuk ke kamar Raffa tanpa mengetuk pintunya. "Hey, I don't like the way you ignore me like that. I'm your sister, okay. Respect that." katanya kesal.

The Truth HonestyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang