Chapter eight

241 9 1
                                        

Cassadey's POV

It hurts to know you're happy, yeah, it hurts that you've moved on

It's hard to hear your name when I haven't seen you in so long

It's like we never happened, was it just a lie?

If what we had was real, how could you be fine?

Cause I'm not fine at all

Ih. I'm fine kok I'm fine. Aduuuh ini lagu. Daripada gue tambah nggak jelas mending lagunya gue matiin. Nah.

Ada saat dimana lo tuh rasanya pengen teriak sekeras-sekerasnya, mengeluarkan semua macam emosi yang selama ini tersimpan rapat-rapat di dalam hati lo. Kesel banget rasanya. Marah. Pengen nangis. Errrgh. Tapi yang ada gue malah gebuk-gebukin bantal sekarang.

Oke keliatannya kok gue nggak sedih-sedih amat yak pas Raffa mengakui semuanya seminggu yang lalu? Ya, udah seminggu telah berlalu. Tapi masih aja rasa kesel. Iyalah, siapa sih yang nggak?

Cuman gue rasa yaa.. get over it aja. I can prove to him kalo gue nggak butuh dia. Bisa kok, pasti bisa.

Ahh bodo. Udah lupa kok sama dia. Udah lupa.

Tapi kalo misalnya udah lupa kenapa e-mailnya masih terpampang di depan muka gueee?! Ah serius deh ini e-mail nggak bekerjasama banget sama gue. Padahal kan gue udah hapus. Oke bukan udah tapi mau. Jari telunjuk plis banget help me klik this delete button ya. Oke?oke.

Inhale. Exhale. Inhale. Exhale.

Klik.

Deleted.

Yashhh! I did it man!

Oke jadi sebenarnya isi e-mailnya adalah tentang Raffa yang udah dapet gebetan baru terus dia juga nyuruh gue buat ngasih tau Vanisa buat jangan marah-marah sama Raffa. Intinya jangan ikut campur urusan Raffa gitulah. Gue nggak tau apa yang mereka omongin dan gue nggak pengen tau. Udah cukup Raffa nge-email gue dan confess semua. Nggak semua juga sih tapi beberapa kalimat yang mencakup semua. Ngerti nggak? Yah pokoknya intinya gitulah. Gue nggak pandai berkata-kata.

Hape gue bergetar. Ada telfon masuk. Vanisa telfon. Dia telfon. Gue angkat.

"What?"

"Wow, easy Cass."

"Kidding. What up?"

"Nothing actually. Just wondering what are you doing right now."

"Doing nothing."

"Okay."

Hening. Nggak biasanya Vanisa gini. Gue jadi kepikiran sama Yoga deh. Itu hubungannya gimana ya sama Vanisa. Udah nggak kedengeran lagi.

"How's Yoga doing? Wow, it has been a long time, huh?"

"Why are you suddenly asking him?"

"Just wondering. How is your relationship, then? You guys are fine, right?"

Ada jeda beberapa detik sebelum Vanisa menjawab.

"Yeah, we're fine."

Not so convincing, dear one. Mending gue tanya Yoganya langsung*evil smirk*.

"Okay." jeda sebentar biar nggak terlalu ketauan kalo gue mau tanya orangnya langsung. "Hey, talk to you later, yup? Bye."

Gue sekilas denger suara Vanisa mengatakan, "wh--" lalu gue langsung tutup telfonnya.

°

From: cass_lavinnn@gmail.com

To: thisisyoga@gmail.com

Subject: lalala idk

Wow this silence is deafening. How is it going with vanisa?

°

Baru beberapa menit, dia langsung bales.

°

From: thisisyoga@gmail.com

To: cass_lavinnn@gmail.com

Subject: blahblahblah

Heard you're not doing fine with Raffa. We're good just a little misunderstanding out here!

°

Again? Raffa again? Baru aja beberapa menit gue udah lupain dia, eh dibahas lagi ckck.

°

From: cass_lavinnn@gmail.com

To: thisisyoga@gmail.com

Subject: idk

I'm sorry who's raffa btw? HAHA joking. Yeah we're done;) what kind of misunderstanding? Tell me tell me#excited

°

Udah beberapa menit, jam malah, nggak dibales-bales sama dia. Udah males ngeladenin gue kayaknya. Ya udahlah mending gue tidur. Eh tapi tiba-tiba hape gue bergetar. Telfon masuk. Yoga telfon. Dia tau nomor gue darimana? Kok dia bisa ada di contact gue? Astaga baru connect gue kan emang punya nomor dia udah lama. Kenapa tadi nggak sms aja ya? Kenapa harus email-emailan? Aduh error nih kayaknya.

"What?"

"Easy cass."

Sama kayak Vanisa deh jawabannya. Kurang kata "wow" aja.

"Haha kidding."

"I know."

"So?"

"Oh, yeah you asked about what misunderstanding hashtag excited. How can you be excited when your friend's relationship is having a misunderstanding?"

"Gosh, it is not literally."

"I know haha. So here it is. I'm going to tell you."

Gue nunggu dia ngomong tapi dia nggak ngomong apa-apa jadi gue bilang, "yeah?" biar dia sadar akan apapun yang dia lagi pikirkan.

"Um, I wanna pick her up at school but then I saw her with a guy, I don't know who he was. They were talking, laughing. So real. I'm trying to be positive at first, I came to them, introduced each other."

"Well, that doesn't seem wrong."

"Until we were in the car. She always talks about him. Like, 'he's kind' and 'literally he wanna help me though' so I stopped the car and blurt out. She's mad and.. yeah."

"Now that's seem wrong. Sorry, who is it again? The guy who talked to her?"

"Andrew max-something, as I remember."

"Andrew maxwel?"

"Yeah, yeah. Andrew maxwel. You know him?"

Andrew ngapain ngomong sama Vanisa? Mereka ada hubungan apa? Oke bukannya cemburu atau apa cuma.. kepo.

"Cass?"

"Oh, um, yeah. I know him."

***

(Haiii gais! Lirik mulmeddd. 5 second of summer-amnesia. Meaningnya deep banget yaah:'D)

Oke ini chaps sebenarnya agak gaje. Jadi semoga ga mengecewakan, ga bosenin banget. Semoga part ini ga failed2 bgt dehh yap.

Makasihh bangeeet yang udah mau baca ilyy!
Vomment-vommentnya plish?

The Truth HonestyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang