Vanisa's POV
Yap, me and Yoga udah mengakhiri hubungan kita. Well, that means we aren't meant to be together. Emang gue yang putusin dia karena gue nggak bisa hadapin hubungan jarak jauh--yang bener-bener jauh--tanpa ketemuan sama dia yang bisa sampai bertahun-tahun lamanya.
Emang kelihatannya itu jahat banget, tapi gue sayang sama dia, kok. But I think ini adalah keputusan yang tepat dan untuk memberi dia kebebasan untuk memilih orang yang dia sayang, di Indonesia.
Dulu, gue punya temen namanya Tashya, dia orang Asia juga yang sempet satu sekolah bahkan satu kelas sama gue sebelum gue pindah ke Amerika. Tapi, sepertinya setelah lulus SD, dia balik lagi ke hometown-nya yaitu Indonesia.
Gue jadi kepikiran sama dia. Gimana kalo dia ketemu sama Yoga terus jadian dan menikah. Mungkin gue akan senang? But I am alone here. Andrew? Udah pasti nggak bisa gue dapetin karena dia udah sayang banget sama Cassadey dan gue juga nggak mau nyakitin perasaan Cassadey dengan ngerebut cowoknya. Well, maybe I should find another guy, huh? Tapi gue tau kalo itu nggak bakal mudah karena gue masih aja diselimuti rasa bersalah.
Rasa bersalah karena udah bohongin Yoga selama ini dengan jatuh ke hati orang lain. Rasa bersalah sama Cassadey, karena gue hampir ngerebut kebahagiaannya sama Andrew. Dan rasa bersalah sama diri gue sendiri karena udah bohongin perasaan gue sendiri. I'm such a fool. I can't be free.
Oke, udah kayak film Frozen.
Lanjut. Sekarang yang sangat ingin gue lakukan adalah.. move on. Buka hati buat orang lain. Walaupun gue sempet suka sama Andrew bukan berarti gue nggak sayang sama Yoga. Itu kayak falling in love on two hearts. Mungkin itu akan menjadikan gue cewek yang nggak tau dirin tapi itulah yang gue rasakan. Seperti yang kebanyakan orang bilang, "We can't resist our feelings."
Dan yang seperti Selena Gomez bilang, "That the heart wants what it wants."
I know what my heart wants but I can't fulfill it and that's what it calls a broken heart.
I hope, keputusan yang gue ambil ini benar. I want to be happy. I hope Yoga is happy, too.
***
"Vanisa?" gue mendengar ada seseorang yang memanggil gue.
Gue menoleh ke arah sumber suara. "Cass?"
"I'm sorry about you and Yoga. I know it's hard." katanya. "And I want to say sorry for being an asshole. I just can't accept that you kept this whole thing away from me. I've cleared everything up with Raffa. I met him, yesterday. He explained everything and I do too. I hope for the best for both of us that he will meet his girl, the perfect one 'cause I've found mine."
Yeah, you do, Cass. You've found yours.
"We made our choice, Cass. It's okay. I'm sorry, too, for kept things away from you."
Lalu kita berpelukan.
"Yeay, ma bitch is back!" kata gue dan Cassadey tertawa.
"You wanna go to class?" tanya Cassadey.
"Uh, I have to go to the office but I'll catch you up later, okay?"
"Okay." katanya tersenyun dan berjalan ke kelas.
"Bye Felicia!" canda gue.
"Bitch please!" candanya balik.
***
A/N
cuma mau ngasih tau tentang vanisa aja sih hehe kalo she can be happy too.
jadi The Truth Honesty will end in chapter 20 (spoiler alert!) jangan bosen2 yahh!
maaf kalo ada kata2 yg ngaco dll dan makasih banyak buat yang udah mau baca.
jangan lupa vote and comment buat chaps inii!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Honesty
Teen Fiction"I promise that we always be together." "Always be together? really?" are you going to keep that promise? are you going to keep your words? i know you don't but i don't know why it hurts why it still hurts? *** itulah sebuah kebenaran akan janji. se...